Perkara Gaib Qonthoroh, Jembatan antara Surga dan Neraka

Jum'at, 18 Februari 2022 - 16:39 WIB
loading...
Perkara Gaib Qonthoroh, Jembatan antara Surga dan Neraka
Di antara surga dan neraka ada jembatan yang mesti dilalui. (Foto/Ilustrasi: learn Islam)
A A A
Nabi Muhammad SAW bersabda, tatkala orang-orang beriman telah selamat dari api neraka, mereka lalu tertahan di qonthoroh (jembatan) yang berada di antara surga dan neraka. Kemudian mereka semua dihukumi satu sama lain atas kezaliman yang dahulu pernah mereka lakukan. Sampai ketika mereka semua sudah bersih dari dosa, mereka baru diizinkan untuk masuk ke dalam surga.

Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tanganNya. Benar-benar salah seorang di antara kalian itu lebih mengenali tempat tinggalnya di surga dari pada tempat tinggalnya dahulu ketika di dunia.

Hal tersebut merupakan hadits yang diriwayatkan diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari sahabat Abu Sa'id dal-Khudri radhiyallahu 'anhu. Bunyi hadits tersebut adalah sbb:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « يَخْلُصُ الْمُؤْمِنُونَ مِنْ النَّارِ فَيُحْبَسُونَ عَلَى قَنْطَرَةٍ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ فَيُقَصُّ لِبَعْضِهِمْ مِنْ بَعْضٍ مَظَالِمُ كَانَتْ بَيْنَهُمْ فِي الدُّنْيَا حَتَّى إِذَا هُذِّبُوا وَنُقُّوا أُذِنَ لَهُمْ فِي دُخُولِ الْجَنَّةِ فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَأَحَدُهُمْ أَهْدَى بِمَنْزِلِهِ فِي الْجَنَّةِ مِنْهُ بِمَنْزِلِهِ كَانَ فِي الدُّنْيَا » [أخرجه البخاري]



Penjabaran hadits sabdanya, "Ketika orang-orang beriman telah selamat dari api neraka". Yaitu manakala mereka telah berhasil melewati titian yang mereka lewati sesuai dengan tingkat amalannya.

Imam Qurthubi mengatakan yang disebut "mereka" dalam hadis itu adalah orang-orang beriman, yang mana Allah SWT telah mengetahui bahwa dengan adanya qishash tersebut tidak akan menyisakan kebaikan mereka sedikitpun". Karena jika dilaksanakan qishash, kebaikan yang mereka miliki sudah tidak tersisa yang bisa digunakan sebagai modal untuk masuk ke dalam surga.

Sedangkan Al-Hafidh Ibnu Hajar menerangkan, "Kemungkinan yang dimaksud mereka itu ialah ashabul a'raf dari kalangan mereka menurut pendapat yang lebih kuat, yaitu orang-orang yang mempunyai kebaikan dan keburukan sama kedudukannya. Lalu keluar dari kelompok ini dua golongan dari kalangan orang-orang beriman, yakni orang yang masuk surga tanpa hisab dan orang yang binasa karena amalan (jelek)nya".

Kemudian sabdanya, "Mereka lalu tertahan di qonthoroh yang berada diantara surga dan neraka". Yang dimaksud dengan Qonthoroh secara bahasa ialah jembatan yang dibentangkan di atas sungai yang bisa dilewati.

Seperti apa Qonthoroh itu dan bagaimana jalannya qishash tersebut yang terjadi diantara jembatan tadi. Apakah di sana ada qishosh lagi selain dari qishosh yang dilakukan pada permulaan hari kiamat?

Syaikh Amin bin Abdullah asy-Syaqawi dalam "Jembatan Antara Surga dan Neraka" menjelaskan bahwa perkara-perkara seperti ini merupakan perkara gaib yang tugas kita hanya mengimaninya saja, tidak ada keharusan untuk mengetahui tentang bagaimana proses kejadiannya. Sebab kita tidak mempunyai ilmu tentang shirat, hakikatnya seperti apa, begitu pula dalam masalah qonthoroh, terus bagaimana mereka tertahan disana, kita tidak mengetahuinya?



Hakikat akhirat itu tidak ada yang mengetahuinya melainkan Allah SWT, namun dengan ini setiap orang akan menjumpai perkara akhirat pada hari kiamat apabila mereka menyaksikan secara langsung perkaranya dengan mata kepala sendiri.

Ibnu Katsir menerangkan, "Qonthoroh peristiwanya terjadi setelah (mereka) melewati neraka. Bisa jadi qonthoroh ini berbarengan dengan peristiwa lain yang hanya Allah SWT yang mengetahuinya, sedang kita tidak mengetahui hal tersebut. Wallahu a'lam.

Sedang al-Hafidh Ibnu Hajar menyatakan, "Terjadi silang pendapat di kalangan para ulama dalam masalah ini, apakah qonthoroh itu merupakan tepi jembatan yang dibentangkan di atas neraka Jahanam ataukah dia merupakan jembatan sendiri secara terpisah, dan imam al-Qurthubi lebih condong kepada pendapat yang kedua".

Adapun sabdanya, "Kemudian mereka semua dihukumi satu sama lain atas kezaliman yang dahulu pernah mereka lakukan".

Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan, "Pembalasan ini bukan pembalasan yang pertama yang terjadi di permulaan hari kiamat. Karena qishosh ini sifatnya lebih khusus yakni dengan tujuan menghilangkan rasa dendam dan dengki, serta permusuhan yang berada di dada manusia, sehingga qishosh ini kedudukannya sama persis sebagai penyuci dan pembersih.

Hal itu dilakukan, karena ganjalan yang ada dalam hati tidak mungkin bisa hilang secara sempurna hanya sekadar dibalas dengan qishosh (pertama). Maka qonthoroh yang berada di antara surga dan neraka tujuannya adalah untuk mensucikan isi hati mereka sehingga mereka masuk ke dalam surga benar-benar dengan hati bersih tanpa ada lagi iri dan dengki yang tersimpan".

Hal itu sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah ta'ala dalam firman -Nya:

وَنَزَعۡنَا مَا فِىۡ صُدُوۡرِهِمۡ مِّنۡ غِلٍّ اِخۡوَانًا عَلٰى سُرُرٍ مُّتَقٰبِلِيۡنَ
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2802 seconds (0.1#10.140)