Dahsyatya Gempa yang Menimpa Umat Nabi Syu'aib, Ini Sebabnya
A
A
A
Kisah Nabi Syu'aib 'alaihisallam (AS) merupakan satu dari banyak cerita Nabi dan Rasul pilihan Allah yang patut dijadikan hikmah. Tidaklah Allah 'Azza wa Jalla menurunkan azab kepada suatu kaum kecuali karena dosa dan kezaliman mereka yang melampaui batas.
Ulama asal Mesir Syeikh Ahmad Al-Mishri menceritakan bagaimana dahsyatnya zab gempa yang menimpa umat Nabi Syu'aib dalam kajian malam Jumat di kediamannya di Kompleks Migas 41, Srengseng, Jakarta Barat. Untuk diketahui Nabi Syu'aib disebut 11 kali di dalam Al-Qur'an . Nasab beliau bersambung kepada Nabi Ibrahim AS hingga ke Nabi Nuh, yaitu Nabi Syu'aib bin Mikil bin Yasjir bin Madyan bin Ibrahim bin Azara bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Sam bin Nuh 'Alaihissalam.
Nabi Syu'aib diutus kepada kaum Madyan dan Aikah (negeri Syam). Beliau diangkat menjadi Nabi pada tahun 1550 SM. Allah Ta'ala berfirman: "Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syu'aib ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman." (QS. Al-'Araf: 85)
Diceritakan, kaum Nabi Syu'aib kebanyakan bekerja sebagai pedagang. Nabi Syu'aib berharap mereka ini (penduduk Madyan) memiliki hubungan baik kepada manusia yang lain. Namun, mereka melecehkan Nabi Syu'aib dan bahkan mengancam mengusir Nabi Syu'aib dari tempat tinggal mereka.
"Mereka mengatakan silakan kalau kamu berani memusnahkan kita, membinasakan kita. Kalau kamu mau mengazab kami kalau mampu, lakukanlah. Begitulah ancaman yang diterima Nabi Syuaib," terang Syeikh Ahmad.
Allah Ta'ala kemudian mengirimkan cuaca panas yang sangat ekstrem. Penduduk Madyan tak bisa berteduh saking panasnya cuaca itu selama 7 hari. Tiba-tiba muncul awan dan mereka pun berkumpul di bawah awan tersebut.
Mereka mengira awan itu akan menyelamatkan mereka dari azab Allah. Ketika mereka berkumpul di bawah awan itu, Allah menguncang bumi di bahu mereka. Kemudian menghujani mereka dengan api hingga terdengar suara keras dari petir. Kaum Nabi Syua'ib ini mati dengan kondisi mengenaskan. Inilah balasan atas perbuatan zalim mereka.
Kisah ini diabadikan Allah Ta'ala dalam Al-Qur'an:
فَأَخَذَتْهُمُ ٱلرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا۟ فِى دَارِهِمْ جَٰثِمِينَ
"Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka." (QS. Al-A'raf: 91)
"Kalau kita perhatikan cara Allah mengazab kaum Nabi Syu'aib karena mereka menyembah selain Allah Ta'ala. Ada yang sampai menyembah hartanya, jabatannya. Bahkan kaum Nabi Syu'aib ini memyembah pohon, kemudian mereka curang dalam timbangan," kata Syeikh Ahmad.
Allah berfirman: "Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)! (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dicukupkan, dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain), mereka mengurangi." (QS. Al-Muthaffifin: 1-3)
Mereka merampok dan menakut-nakuti orang dengan mengambil harta orang secara zalim. Bukan itu saja, mereka menentang dan meremehkan seorang Nabi dan menakut-nakutinya. Na'udzubillah.
Pelajaran dari Kisah Nabi Syu'aib
Allah Ta'ala mengutus Nabi Syu'aib kepada kaumnya (penduduk Madyan) untuk menyampaikan dakwah Tauhid dan memperbaiki keadaan mereka yang suka menzalimi satu dengan yang lainnya. Maka dicarilah metode yang pas untuk meluruskannya.
"Maka kalau kita berdakwah di suatu daerah yang tidak kita kenal, kita harus berusaha memahami budaya mereka, kemudian kita puji kelebihan yang mereka miliki. Jangan langsung bilang ini bid'ah, ini sesat, kalau begitu nanti bisa dihentikan pengajiannya," terang Syeikh Ahmad.
Kemudian, bermegah-megahan dapat menyebabkan kerusakan. Sebab Islam datang untuk menyempurnakan akhlak. Sebagaiman sabda Nabi Muhammad SAW: "Sesungguhnya aku (Rasulullaah SAW) diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik." (HR. Ahmad)
Orang yang berakhlak mulia adalah orang yang dimuliakan Allah Ta'ala. Dari Abu Darda’ RA, Nabi Muhammad SAW bersabda: "Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih berat dari akhlak yang mulia. Sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa menggapai derajat orang yang rajin puasa dan rajin salat." (HR. Tirmidzi)
Mengenai wafatnya Nabi Syu'aib disebutkan setelah Nabi Yusuf dan sebelum Nabi Musa. Ada yang mengatakan beliau wafat di zaman Nabi Musa. Ada yang mengatakan Beliau dimakamkan di Mekkah. Beliau wafat pada usia 400 tahun.
"Barang siapa melihat Nabi Syu'aib dalam mimpinya akan mendapatkan anugerah dari Allah dari orang yang menzaliminya. Kemudian akan mendapatkan pasangan yang menyejukkan," demikian penjelasan Syeikh Ahmad tentang kisah Kisah Nabi Syuaib ini. Semoga kita bisa mengambil iktibar dan hikmah yang ada di dalamnya.
Wallahu A'lam Bish Showab
Ulama asal Mesir Syeikh Ahmad Al-Mishri menceritakan bagaimana dahsyatnya zab gempa yang menimpa umat Nabi Syu'aib dalam kajian malam Jumat di kediamannya di Kompleks Migas 41, Srengseng, Jakarta Barat. Untuk diketahui Nabi Syu'aib disebut 11 kali di dalam Al-Qur'an . Nasab beliau bersambung kepada Nabi Ibrahim AS hingga ke Nabi Nuh, yaitu Nabi Syu'aib bin Mikil bin Yasjir bin Madyan bin Ibrahim bin Azara bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Sam bin Nuh 'Alaihissalam.
Nabi Syu'aib diutus kepada kaum Madyan dan Aikah (negeri Syam). Beliau diangkat menjadi Nabi pada tahun 1550 SM. Allah Ta'ala berfirman: "Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syu'aib ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman." (QS. Al-'Araf: 85)
Diceritakan, kaum Nabi Syu'aib kebanyakan bekerja sebagai pedagang. Nabi Syu'aib berharap mereka ini (penduduk Madyan) memiliki hubungan baik kepada manusia yang lain. Namun, mereka melecehkan Nabi Syu'aib dan bahkan mengancam mengusir Nabi Syu'aib dari tempat tinggal mereka.
"Mereka mengatakan silakan kalau kamu berani memusnahkan kita, membinasakan kita. Kalau kamu mau mengazab kami kalau mampu, lakukanlah. Begitulah ancaman yang diterima Nabi Syuaib," terang Syeikh Ahmad.
Allah Ta'ala kemudian mengirimkan cuaca panas yang sangat ekstrem. Penduduk Madyan tak bisa berteduh saking panasnya cuaca itu selama 7 hari. Tiba-tiba muncul awan dan mereka pun berkumpul di bawah awan tersebut.
Mereka mengira awan itu akan menyelamatkan mereka dari azab Allah. Ketika mereka berkumpul di bawah awan itu, Allah menguncang bumi di bahu mereka. Kemudian menghujani mereka dengan api hingga terdengar suara keras dari petir. Kaum Nabi Syua'ib ini mati dengan kondisi mengenaskan. Inilah balasan atas perbuatan zalim mereka.
Kisah ini diabadikan Allah Ta'ala dalam Al-Qur'an:
فَأَخَذَتْهُمُ ٱلرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا۟ فِى دَارِهِمْ جَٰثِمِينَ
"Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka." (QS. Al-A'raf: 91)
"Kalau kita perhatikan cara Allah mengazab kaum Nabi Syu'aib karena mereka menyembah selain Allah Ta'ala. Ada yang sampai menyembah hartanya, jabatannya. Bahkan kaum Nabi Syu'aib ini memyembah pohon, kemudian mereka curang dalam timbangan," kata Syeikh Ahmad.
Allah berfirman: "Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)! (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dicukupkan, dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain), mereka mengurangi." (QS. Al-Muthaffifin: 1-3)
Mereka merampok dan menakut-nakuti orang dengan mengambil harta orang secara zalim. Bukan itu saja, mereka menentang dan meremehkan seorang Nabi dan menakut-nakutinya. Na'udzubillah.
Pelajaran dari Kisah Nabi Syu'aib
Allah Ta'ala mengutus Nabi Syu'aib kepada kaumnya (penduduk Madyan) untuk menyampaikan dakwah Tauhid dan memperbaiki keadaan mereka yang suka menzalimi satu dengan yang lainnya. Maka dicarilah metode yang pas untuk meluruskannya.
"Maka kalau kita berdakwah di suatu daerah yang tidak kita kenal, kita harus berusaha memahami budaya mereka, kemudian kita puji kelebihan yang mereka miliki. Jangan langsung bilang ini bid'ah, ini sesat, kalau begitu nanti bisa dihentikan pengajiannya," terang Syeikh Ahmad.
Kemudian, bermegah-megahan dapat menyebabkan kerusakan. Sebab Islam datang untuk menyempurnakan akhlak. Sebagaiman sabda Nabi Muhammad SAW: "Sesungguhnya aku (Rasulullaah SAW) diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik." (HR. Ahmad)
Orang yang berakhlak mulia adalah orang yang dimuliakan Allah Ta'ala. Dari Abu Darda’ RA, Nabi Muhammad SAW bersabda: "Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih berat dari akhlak yang mulia. Sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa menggapai derajat orang yang rajin puasa dan rajin salat." (HR. Tirmidzi)
Mengenai wafatnya Nabi Syu'aib disebutkan setelah Nabi Yusuf dan sebelum Nabi Musa. Ada yang mengatakan beliau wafat di zaman Nabi Musa. Ada yang mengatakan Beliau dimakamkan di Mekkah. Beliau wafat pada usia 400 tahun.
"Barang siapa melihat Nabi Syu'aib dalam mimpinya akan mendapatkan anugerah dari Allah dari orang yang menzaliminya. Kemudian akan mendapatkan pasangan yang menyejukkan," demikian penjelasan Syeikh Ahmad tentang kisah Kisah Nabi Syuaib ini. Semoga kita bisa mengambil iktibar dan hikmah yang ada di dalamnya.
Wallahu A'lam Bish Showab
(rhs)