Cara Rasulullah SAW Menjaga Kebersihan Diri (2)
A
A
A
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) sangat memperhatikan kebersihan tubuh dan lingkungan. Setiap hari beliau mandi dan tidak pernah meninggalkan siwak.
Beliau juga raja dalam hal memakai parfum atau minyak wangi. Tak ada yang lebih beliau cintai daripada aroma harum. Ini dijelaskan beliau dalam sabdanya: "Dicintakan kepadaku wewangian dan perempuan, dan dibuat kesenanganku dalam salat. Karena itu, beliau tak pernah menolak setiap ditawari wewangian".
Nabi SAW suka memakai parfum, meminyaki rambut, kedua alisnya, dan seluruh tubuhnya. Apabila memakai minyak, beliau menuangkannya ke telapak tangan kiri (dan mengambilnya dengan tangan kanan), lalu memulainya dari kedua alis, terus ke kedua mata, terus ke kepala.
Jika memakai minyak misik, beliau mengusapkannya ke kepala dan jenggot. Saking banyaknya wewangian yang beliau pakai, aroma wangi menyebar sehingga sahabat mengetahui ketika Nabi datang atau melintas. Apabila beliau lewat di satu jalan maka orang yang lewat berikutnya akan mengenalnya karena aroma wanginya.
"Kami tahu kalau Nabi sudah keluar melalui wangi tubuhnya," tutur Anas. Ia juga berkata, "Belum pernah aku mencium bau minyak wangi, parfum, atau apa saja seharum aroma Rasulullah ".
Jabir ibn Samurah menuturkan bahwa Rasulullah SAW pernah mengusap pipinya. Ia merasakan tangan beliau dingin atau harum, seperti baru dikeluarkan dari tas kulit minyak wangi. Ia juga mengatakan: "Aku pemah dibonceng Nabi, lalu mulutku tersentuh pada cincin kenabian beliau yang menebarkan semerbak wewangian".
Takjub akan aroma Rasulullah, Anas RA berkata: "Sepuluh tahun aku menemani Rasulullah SAW selama itu aku menghirup aromanya. Belum pernah kucium bau mulut seharum bau mulutnya Rasulullah. Karena tak pernah lepas dari parfum, Nabi SAW selektif memilih parfum.
"Nabi selalu memakai parfum jenis 'Al-Sukk'," tutur Anas. Lebih dari itu, Nabi suka membakar dupa dengan meletakkan kapur barus di atas gaharu untuk memperoleh efek semerbak aromanya."
Nabi SAW juga menahan bersin di sekitar orang. Jika terpaksa dan tak bisa ditahan, beliau menutup wajah dengan baju, meletakkan kedua tangannya dan menahan suara sedapat mungkin."
Sebaliknya, Nabi SAW sangat tidak menyukai bau busuk. Bahkan, tak ada yang paling beliau benci dan jauhi selain bau busuk, sekecil apa pun. Sayyidah Aisyah RA menuturkan, Nabi dibuatkan baju hitam dari wol, lalu beliau kenakan. Setelah mencium bau tak sedap, beliau pun melepasnya. Beliau melarang orang pergi ke masjid atau perkumpulan dengan mulut berbau bawang putih atau bawang merah.
Demikian ulasan singkat keseharian Rasulullah SAW d alam menjaga kebersihan yang bersumber dari buku "Pribadi Muhammad" karya Nizar Abazhah yang diterjemahkan dari Kitab Syakhshiyyah Al Rasul. Semoga bermanfaat. [Baca Juga: Cara Rasulullah SAW Menjaga Kebersihan Diri (1)]
Beliau juga raja dalam hal memakai parfum atau minyak wangi. Tak ada yang lebih beliau cintai daripada aroma harum. Ini dijelaskan beliau dalam sabdanya: "Dicintakan kepadaku wewangian dan perempuan, dan dibuat kesenanganku dalam salat. Karena itu, beliau tak pernah menolak setiap ditawari wewangian".
Nabi SAW suka memakai parfum, meminyaki rambut, kedua alisnya, dan seluruh tubuhnya. Apabila memakai minyak, beliau menuangkannya ke telapak tangan kiri (dan mengambilnya dengan tangan kanan), lalu memulainya dari kedua alis, terus ke kedua mata, terus ke kepala.
Jika memakai minyak misik, beliau mengusapkannya ke kepala dan jenggot. Saking banyaknya wewangian yang beliau pakai, aroma wangi menyebar sehingga sahabat mengetahui ketika Nabi datang atau melintas. Apabila beliau lewat di satu jalan maka orang yang lewat berikutnya akan mengenalnya karena aroma wanginya.
"Kami tahu kalau Nabi sudah keluar melalui wangi tubuhnya," tutur Anas. Ia juga berkata, "Belum pernah aku mencium bau minyak wangi, parfum, atau apa saja seharum aroma Rasulullah ".
Jabir ibn Samurah menuturkan bahwa Rasulullah SAW pernah mengusap pipinya. Ia merasakan tangan beliau dingin atau harum, seperti baru dikeluarkan dari tas kulit minyak wangi. Ia juga mengatakan: "Aku pemah dibonceng Nabi, lalu mulutku tersentuh pada cincin kenabian beliau yang menebarkan semerbak wewangian".
Takjub akan aroma Rasulullah, Anas RA berkata: "Sepuluh tahun aku menemani Rasulullah SAW selama itu aku menghirup aromanya. Belum pernah kucium bau mulut seharum bau mulutnya Rasulullah. Karena tak pernah lepas dari parfum, Nabi SAW selektif memilih parfum.
"Nabi selalu memakai parfum jenis 'Al-Sukk'," tutur Anas. Lebih dari itu, Nabi suka membakar dupa dengan meletakkan kapur barus di atas gaharu untuk memperoleh efek semerbak aromanya."
Nabi SAW juga menahan bersin di sekitar orang. Jika terpaksa dan tak bisa ditahan, beliau menutup wajah dengan baju, meletakkan kedua tangannya dan menahan suara sedapat mungkin."
Sebaliknya, Nabi SAW sangat tidak menyukai bau busuk. Bahkan, tak ada yang paling beliau benci dan jauhi selain bau busuk, sekecil apa pun. Sayyidah Aisyah RA menuturkan, Nabi dibuatkan baju hitam dari wol, lalu beliau kenakan. Setelah mencium bau tak sedap, beliau pun melepasnya. Beliau melarang orang pergi ke masjid atau perkumpulan dengan mulut berbau bawang putih atau bawang merah.
Demikian ulasan singkat keseharian Rasulullah SAW d alam menjaga kebersihan yang bersumber dari buku "Pribadi Muhammad" karya Nizar Abazhah yang diterjemahkan dari Kitab Syakhshiyyah Al Rasul. Semoga bermanfaat. [Baca Juga: Cara Rasulullah SAW Menjaga Kebersihan Diri (1)]
(rhs)