Menghadapi Wabah Virus Corona dengan Salat
A
A
A
Mochammad Sa'dun Masyhur
Holistic Healing Consulting, Expert and Inventor Medical Quran
Dalam rangka menghindari penyebaran wabah virus corona dan untuk menjaga kesehatan tubuh secara umum, pada bagian sebelumnya telah disampaikan uraian rangkaian ibadah untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Selanjutnya, untuk maksud yang sama, diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan kebugaran dan kekuatan tubuh. (Baca juga: Bersuci Secara Islam untuk Tangkis Wabah Virus Corona)
Kebanyakan kita mungkin menganggap bahwa kegiatan ibadah umat Islam itu, tidak lebih hanya bermakna sebagai ritual, yang bersifat religius dan spiritual. Atau malah dianggap sebagai hal yang bersifat supranatural. Kalaupun ada dampaknya, dianggap hanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat psikis. Padahal seharusnya berlaku kaidah manusia holistik, bahwa faktor psikis itu, sangat ditentukan oleh faktor fisik, dan sebaliknya.
Sebenarnya banyak ritual ibadah menurut tuntunan syariat Islam, yang secara langsung merupakan bagian untuk menjaga kebugaran dan kekuatan tubuh manusia. Bahkan banyak ritual ibadah umat Islam yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang benar-benar bugar dan kuat. Karena itu bagi yang sakit berlaku hukum pengecualian.
Dalam rangkaian ibadah salat, misalnya, hampir seluruh gerakannya merupakan bentuk rangkaian gerak badan, seperti olahraga ringan, yang memberikan dampak yang sangat dahsyat bagi kebugaran dan kekuatan tubuh.
Dengan sangat menakjubkan, di banyak ayat tentang perintah salat itu, disampaikan dengan penekanan pada rangkaian sikap tubuh, bukan hanya pada bacaannya. Misalnya, dirikanlah salat (sikap berdiri). Atau rukuklah dan sujudlah. Sikap tubuh dalam rangkaian gerak itu, sudah jelas tidak hanya bermakna sebagai gerak ritual, tetapi otomatis sebagai olah gerak badan, yang pasti berpengaruh pada kondisi fisik.
Sikap rukuk yang benar, dalam posisi tubuh membentuk hampir siku 90 derajat, punggung rata air dan tangan memegang lutut ditekan ke belakang, akan menarik otot paha belakang, yang dalam anatomi tubuh manusia holistik, tersambung langsung dengan seluruh organ dada. Karena itulah rukuk yang benar, dan tuma'ninah (berhenti dengan masa waktu yang cukup) akan melapangkan seluruh bagian dada.
Atau posisi sujud, adalah satu-satunya gerakan yang paling efektif untuk mengalirkan darah di bagian otak depan, di dahi. Tidak ada posisi lain yang dapat mengantikan posisi sujud itu. Posisi sujud yang tuma'ninah, akan berdampak besar bagi kesehatan tubuh.
Diketahui bahwa dahi disebut Alquran sebagai jibah (QS. 9:36), yakni bagian pelindung, yang menentukan dan sangat berpengaruh pada seluruh bagian tubuh lainnya.
Karena itu untuk meningkatkan kebugaran dan kekuatan tubuh, serta untuk menghadapi wabah COVID-19, selain melaksanakan salat fardu lima waktu dengan baik dan benar, juga sangat penting untuk menjalankan dan memperbanyak salat sunah.
Olahraga
Seiring dengan itu, sangat penting pula, untuk selalu menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga. Sesungguhnya dalam ritual ibadah umrah dan haji memberikan pelajaran penting bagaimana olahraga yang sesuai dan baik bagi kebugaran dan kekuatan tubuh.
Ritual towaf berkeliling kalbah 7x berjarak tidak terlalu jauh sekitar 1 km, dapat dimaknai sebagai pemanasan sebelum melakukan sa'i.
Selanjutnya kombinasi jalan 300 meter dan lari kecil-kecil 100 meter, sebagaimana sa'i, berjarak 7x sofa-marwa atau sekitar 3,4 km, sangat baik untuk kebugaran. Model olahraga seperti ini juga sangat cocok bagi penderita ganguan jantung dan banyak disarankan oleh dokter cardiolog.
Jenis olah raga yang lebih berat lagi dilakukan nabi, sebagai atlit yang sering memenangi kejuaraan bergulat, memanah dan berkuda. Berkaitan dengan kebugaran dan kekuatan fisik itu, Nabi berpesan, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah; meskipun pada keduanya itu ada kebaikan, (HR. Abu Hurairah).
Sedang untuk meningkatkan kekuatan tubuh, sesuai kaidah medical Quran, sebagaimana tercantum dalam kisah Zakariyya, tanda mulai penuaan terdapat pada kondisi lemahnya tulang dan timbulnya uban. Artinya kekuatan tubuh sangat tergantung pada kondisi tulang belulang.
Oleh karena itu berbagai asupan yang mengandung unsur-unsur pembentukan tulang sangat dibutuhkan, terutama bagi usia pertumbuhan dan untuk menghadapi timbulnya gangguan penyakit. Sedangkan bagi usia lanjut, berguna untuk mempertahankan kondisi fisik agar tetap kuat, dan terhindar osteoporosis.
Tentu masih banyak hal lain ibadah yang dapat meningkatkan kebugaran dan kekuatan tubuh, misalnya, berenang, bersepeda, membaca Alquran, dll.
Selanjutnya untuk mencegah bahaya merebaknya wabah corona yang mematikan itu, perlu dipahami ritual ibadah yang berhubungan dengan upaya-upaya untuk meningkatkan imunitas dan ketahanan tubuh. Bersambung
Holistic Healing Consulting, Expert and Inventor Medical Quran
Dalam rangka menghindari penyebaran wabah virus corona dan untuk menjaga kesehatan tubuh secara umum, pada bagian sebelumnya telah disampaikan uraian rangkaian ibadah untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Selanjutnya, untuk maksud yang sama, diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan kebugaran dan kekuatan tubuh. (Baca juga: Bersuci Secara Islam untuk Tangkis Wabah Virus Corona)
Kebanyakan kita mungkin menganggap bahwa kegiatan ibadah umat Islam itu, tidak lebih hanya bermakna sebagai ritual, yang bersifat religius dan spiritual. Atau malah dianggap sebagai hal yang bersifat supranatural. Kalaupun ada dampaknya, dianggap hanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat psikis. Padahal seharusnya berlaku kaidah manusia holistik, bahwa faktor psikis itu, sangat ditentukan oleh faktor fisik, dan sebaliknya.
Sebenarnya banyak ritual ibadah menurut tuntunan syariat Islam, yang secara langsung merupakan bagian untuk menjaga kebugaran dan kekuatan tubuh manusia. Bahkan banyak ritual ibadah umat Islam yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang benar-benar bugar dan kuat. Karena itu bagi yang sakit berlaku hukum pengecualian.
Dalam rangkaian ibadah salat, misalnya, hampir seluruh gerakannya merupakan bentuk rangkaian gerak badan, seperti olahraga ringan, yang memberikan dampak yang sangat dahsyat bagi kebugaran dan kekuatan tubuh.
Dengan sangat menakjubkan, di banyak ayat tentang perintah salat itu, disampaikan dengan penekanan pada rangkaian sikap tubuh, bukan hanya pada bacaannya. Misalnya, dirikanlah salat (sikap berdiri). Atau rukuklah dan sujudlah. Sikap tubuh dalam rangkaian gerak itu, sudah jelas tidak hanya bermakna sebagai gerak ritual, tetapi otomatis sebagai olah gerak badan, yang pasti berpengaruh pada kondisi fisik.
Sikap rukuk yang benar, dalam posisi tubuh membentuk hampir siku 90 derajat, punggung rata air dan tangan memegang lutut ditekan ke belakang, akan menarik otot paha belakang, yang dalam anatomi tubuh manusia holistik, tersambung langsung dengan seluruh organ dada. Karena itulah rukuk yang benar, dan tuma'ninah (berhenti dengan masa waktu yang cukup) akan melapangkan seluruh bagian dada.
Atau posisi sujud, adalah satu-satunya gerakan yang paling efektif untuk mengalirkan darah di bagian otak depan, di dahi. Tidak ada posisi lain yang dapat mengantikan posisi sujud itu. Posisi sujud yang tuma'ninah, akan berdampak besar bagi kesehatan tubuh.
Diketahui bahwa dahi disebut Alquran sebagai jibah (QS. 9:36), yakni bagian pelindung, yang menentukan dan sangat berpengaruh pada seluruh bagian tubuh lainnya.
Karena itu untuk meningkatkan kebugaran dan kekuatan tubuh, serta untuk menghadapi wabah COVID-19, selain melaksanakan salat fardu lima waktu dengan baik dan benar, juga sangat penting untuk menjalankan dan memperbanyak salat sunah.
Olahraga
Seiring dengan itu, sangat penting pula, untuk selalu menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga. Sesungguhnya dalam ritual ibadah umrah dan haji memberikan pelajaran penting bagaimana olahraga yang sesuai dan baik bagi kebugaran dan kekuatan tubuh.
Ritual towaf berkeliling kalbah 7x berjarak tidak terlalu jauh sekitar 1 km, dapat dimaknai sebagai pemanasan sebelum melakukan sa'i.
Selanjutnya kombinasi jalan 300 meter dan lari kecil-kecil 100 meter, sebagaimana sa'i, berjarak 7x sofa-marwa atau sekitar 3,4 km, sangat baik untuk kebugaran. Model olahraga seperti ini juga sangat cocok bagi penderita ganguan jantung dan banyak disarankan oleh dokter cardiolog.
Jenis olah raga yang lebih berat lagi dilakukan nabi, sebagai atlit yang sering memenangi kejuaraan bergulat, memanah dan berkuda. Berkaitan dengan kebugaran dan kekuatan fisik itu, Nabi berpesan, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah; meskipun pada keduanya itu ada kebaikan, (HR. Abu Hurairah).
Sedang untuk meningkatkan kekuatan tubuh, sesuai kaidah medical Quran, sebagaimana tercantum dalam kisah Zakariyya, tanda mulai penuaan terdapat pada kondisi lemahnya tulang dan timbulnya uban. Artinya kekuatan tubuh sangat tergantung pada kondisi tulang belulang.
Oleh karena itu berbagai asupan yang mengandung unsur-unsur pembentukan tulang sangat dibutuhkan, terutama bagi usia pertumbuhan dan untuk menghadapi timbulnya gangguan penyakit. Sedangkan bagi usia lanjut, berguna untuk mempertahankan kondisi fisik agar tetap kuat, dan terhindar osteoporosis.
Tentu masih banyak hal lain ibadah yang dapat meningkatkan kebugaran dan kekuatan tubuh, misalnya, berenang, bersepeda, membaca Alquran, dll.
Selanjutnya untuk mencegah bahaya merebaknya wabah corona yang mematikan itu, perlu dipahami ritual ibadah yang berhubungan dengan upaya-upaya untuk meningkatkan imunitas dan ketahanan tubuh. Bersambung
(mhy)