Ini Pendapat Gus Mus, Mengapa Kita Dipaksa Menyendiri dan Menjaga Jarak

Jum'at, 03 April 2020 - 06:56 WIB
Ini Pendapat Gus Mus, Mengapa Kita Dipaksa Menyendiri dan Menjaga Jarak
Ini Pendapat Gus Mus, Mengapa Kita Dipaksa Menyendiri dan Menjaga Jarak
A A A
SABDA BUMI

Barangkali bumi telah lelah
oleh ulah khalifahnya yang berulah
Seolah-olah meluapkan keluh-kesah:
Istirahatlah, wahai khalifah
Brentilah melelah
nafkah tak berkah
Berkelahi sesama hamba Allah menguras bukan mengurus bumimu yang semakin parah.
Segra mikrajlah seperti pemimpin agungmu yang rendah hati
Naik ke langit untuk merahmati yang di bumi.
Sampaikan langsung kepasrahan dan ketundukanmu kepadaNya --
Attahiyyatul mubãraktus shalawãtut thayyibatu liLlãh.
Assalamu'alaika ayyuhanNabiyyu warahmatullahi wabarakatuh. Assalãmu 'alainã wa'alã 'ibãdiLlãhish-shãlihiin--
Semoga kedamaian melimpah
Kepada kita dan hamba-hambaNya yang patut dan layak.

Ini adalah puisi yang diposting Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri atau lebih sering dipanggil dengan Gus Mus di akun media sosial miliknya. Gus Mus memang terbilang rajin memosting berbagai hal di medsos. Selain Facebook, akun Gus Mus bisa dijumpai di Instagram dan Twitter. Belakangan ia banyak memosting tentang wabah virus corona atau Covid-19.

Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang yang juga Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini merasakan virus ini seolah-olah diutus Allah untuk mengingatkan umat Islam. "Kita yang selama ini lupa --dibuat lupa oleh pesona dunia dan fanatisme golongan-- diingatkan kembali kepada firman-Nya "Yã ayyuhánnãs inNa khlaqNãkum min dzakarin wä untsä...." (Q. 49: 13); bahwa kita Ia ciptakan dari laki-laki dan perempuan dan Ia jadikan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar kita saling mengenal. Saling peduli," tuturnya.

Dia mengingatkan,Rasulullah salallahu alaihi wa salam (SAW) sudah menjelaskan bahwa kita semua ini dari Bapak yang satu. "Kullukum min Adam wä Adam min turãb."

Kini, dengan peringatan yang keras ini, tulis Gus Mus, kita yang makhluk sosial dipaksa menyendiri dan menjaga jarak dengan sesama. Itu sebabnya ia berharap kita menjadi sadar akan persaudaraan kita sebagai manusia. Dan kemudian memulai dengan bersama-sama mengupayakan kemaslahatan bersama, menghadapi wabah yang mengancam kita semua ini. Masing-masing sesuai maqam dan kemampuannya. "Semua urusan diserahkan kepada ahlinya: Urusan kesehatan kepada ahli kesehatan; urusan agama kepada ahli agama. Pemerintah mengatur sesuai wewenang dan tanggung jawabnya," jelasnya.

Menurut Gus Mus, kita yang awam membantu dengan mengikuti arahan-arahan pihak-pihak yang berkompenten.

"Semoga Allah melindungi kita semua," doa Gus Mus..
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2538 seconds (0.1#10.140)