Kemuliaan Nishfu Sya'ban, Semoga Musibah Diangkat Allah Ta'ala

Senin, 06 April 2020 - 05:15 WIB
Kemuliaan Nishfu Syaban,...
Kemuliaan Nishfu Sya'ban, Semoga Musibah Diangkat Allah Ta'ala
A A A
Tak terasa lusa Rabu malam (8/4/2020) kita akan memasuki Nishfu Sya'ban (malam 15 Sya'ban 1441 Hijriyah). Inilah malam yang dinanti umat Islam mengingat besarnya keutamaan Nishfu Sya'ban. Menurut kaidah bahasa Arab, Nishfu artinya pertengahan.

Para ulama berharap pada malam Nishfu Sya'ban (نصف شعبان) nanti Allah 'Azza wa Jalla mengangkat bala atau musibah penyakit yang mewabah saat ini. Karena itu, umat Islam harus menghidupkan malam tersebut dengan beribadah, munajat, salat malam, berzikir, berdoa dan bersedekah.

Seperti diketahui, Sya'ban adalah bulan mulia yang diistimewakan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam (SAW) dengan berpuasa dan beribadah. Adapun malam Nishfu Sya'ban adalah malam mulia di sisi Allah Ta'ala serta malam yang penuh keberkahan. Nishfu Sya'ban juga menjadi pengingat tak lama lagi bulan suci Ramadhan akan tiba. Semoga Allah berkenan mempertemukan kita dengan bulan agung tersebut.

Malam Nishfu Sya'ban juga dikenal dengan istilah Lailatul Baro'ah yang berarti malam pengampunan dosa, malam berdoa dan malam pembebasan. Para ulama berpendapat bahwa menghidupkan malam Nishfu Sya'ban dengan beribadah bukanlah perkara yang dilarang oleh agama.

Menurut Al-Habib Ahmad bin Novel Salim Jindan (pengassuh Ponpes Al Hawthah Al Jindaniyah), banyak hadis yang menyebutkan keistimewaan dan kemuliaan malam Nishfu Sya'ban. Ada yang berstatus sahih, hasan, dha'if, sangat lemah, dan palsu. "Kita tidak akan menggunakan hadis palsu karena hadis palsu tidak dapat dijadikan sebagai hujjah, bahkan tidak pantas disebut sebagai hadis," sebutnya sebagaimana dilansir dari alhabibahmadnoveljindan.org.

Keutamaan Nishfu Sya'ban
Diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaki dalam As-Sunan Al-Kubro bahwa Imam Asy-Syafi'i radhiallahu 'anhu berkata, "Telah sampai kepada kami bahwa doa dikabulkan oleh Allah Ta'ala pada 5 malam, yaitu malam Jumat, malam Idul Fitri, malam Idul Adha, malam pertama bulan Rajab, dan malam Nishfu Sya'ban." Umar Ibnu 'Aziz juga pernah menuliskan surat kepada wakil atau gubernurnya di Basrah: "Hendaknya engkau memperhatikan 4 malam dalam 1 tahun, karena sesungguhnya Allah memcurahkan rahmat-Nya yang sangat besar pada 4 malam tersebut, yaitu malam pertama pada bulan Rajab, malam Nisfu Sya'ban, malam Idul Fitri, dan malam Idul Adha".

Di antara hadis sahih diriwayatkan Imam At-Tabrani, sebagaimana diriwayatkan dan disahihkan Imam Ibnu Hibban dari Muadz bin Jabbal radhiallahu 'anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda:
يطلع الله إلى جميع خلقه ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن

"Allah Ta'ala memberikan perhatian-Nya kepada seluruh makhluk-Nya pada malam Nishfu Sya'ban. Dan Allah Ta'ala mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang yang musyrik dan orang yang saling berdengki satu sama lain."

Kemuliaan malam Nisfu Sya'ban juga diriwayatkan Al-Bazar dan Imam Baihaki dari Sayyidina Abu Bakar bahwa Rasulullah SAW bersabda:
ينزل الله إلى السماء الدنيا ليلة النصف من شعبان فيغفر لكل شيء إلا لرجل مشرك أو رجل في قلبه شحناء

"Allah Ta'ala turun ke langit dunia ini dengan menurunkan rahmat-Nya pada malam Nishfu Sya'ban, sehingga Allah mengampuni segala sesuatu kecuali orang yang musyrik dan orang yang di dalam hatinya terdapat kedengkian".

Kemudian, Syeikh Nashiruddin Al-Albani dalam karyanya yang berjudul Sahih Ibn Maajah merangkum seluruh hadis-hadis sahih Ibn Maajah. Pada jilid 1 halaman 414-415 Nashiruddin Albani mengutip suatu hadis dari sahabat Abu Musa Al-Asy'ary dari Rasulullah SAW bersabda:
إن الله ليطلع في ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك و مشاحن

"Sesungguhnya Allah memandang pada malam Nishfu Sya'ban, maka Allah mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan orang yang mendengki".

"Ketiga hadis di atas cukup menjadi landasan kemuliaan malam Nishfu Sya'ban agar dimakmurkan. Apa yang dilakukan oleh para ulama sejak dahulu di Negeri Syam dan di beberapa negeri lainnya dalam memakmurkan malam Nisfu Sya'ban sudah cukup sebagai hujjah, contoh dan teladan," terang Habib Ahmad.

Wallahu A'lam Bish Showab
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7104 seconds (0.1#10.140)