Anjuran Membaca Surah Yasin 3 Kali di Malam Nishfu Sya'ban

Senin, 06 April 2020 - 09:05 WIB
Anjuran Membaca Surah...
Anjuran Membaca Surah Yasin 3 Kali di Malam Nishfu Sya'ban
A A A
Malam Nishfu Sya'ban (15 Sya'ban) tinggal hitungan hari yaitu jatuh pada Rabu malam (8/4/2020). Malam Nishfu Sya'ban ini dikenal sebagai Lailatul Baro'ah yang berarti malam pengampunan dosa, malam berdoa dan malam pembebasan.

Imam Asy-Syafi'i berkata bahwa doa dikabulkan oleh Allah Ta'ala pada 5 malam, yaitu malam Jumat, malam Idul Fitri, malam Idul Adha, malam pertama bulan Rajab, dan malam Nishfu Sya'ban. Rasulullah SAW juga pernah bersabda: "Allah Ta'ala memberikan perhatian-Nya kepada seluruh makhluk-Nya pada malam Nishfu Sya'ban. Dan Allah Ta'ala mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang yang musyrik dan orang yang saling berdengki satu sama lain." (HR At-Thabrani dari Muadz bin Jabbal radhiallahu 'anhu).

Tak heran kaum muslimin banyak yang menghidupkan malam tersebut dengan beribadah, baca Al-Qur'an , salat malam, berzikir, berdoa dan bersedekah. Bahkan ada yang memakmurkannya dengan membaca Surah Yasin 3 kali.

Menurut Al-Habib Ahmad bin Novel Salim Jindan (pengasuh Ponpes Al Hawthah Al Jindaniyah), perkumpulan zikir termasuk membaca Al-Qur'an pada malam Nisfu Sya'ban adalah perkara yang dianjurkan berdasarkan hadis Rasulullah shallallahu 'alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam. Amalan-amalan tersebut merupakan bukti penghambaan dan ketaatan kepada Allah Ta'ala.

Mungkin banyak yang bertanya, apa hukum membaca Surah Yasin sebanyak 3 kali? Kemudian dengan tujuan agar umurnya dipanjangkan oleh Allah Ta'ala, rezekinya dimurahkan oleh Allah Ta'ala, diberikan husnul khatimah oleh Allah Ta'ala, dan niat baik lainnya. Apa hukumnya?

Habib Ahmad menjelaskan bahwa berdoa dan berharap kepada Allah tidak pernah dilarang oleh agama, bahkan hal itu merupakan bagian dari agama. Membaca Surah Yasin sebanyak 3 kali, 30 kali atau ratusan kali, atau membaca Al-Qur'an secara keseluruhan tidak dilarang oleh agama.

"Membaca Surah Yasin 3 kali merupakan amal ibadah yang ketika membacanya kemudian bertawassul kepada Allah Ta'ala dengan berkat pembacaan ayat suci Al-Qur'an, Allah memanjangkan umur, mengabulkan doa, dan memberikan husnul khatimah kepada kita," jelas Habib Ahmad sebagaimana dilansir dari alhabibahmadnoveljindan.org.

Hal ini dinamakan At-Tawashul ilallah bil A'maal ash sholihah yakni bertawassul kepada Allah dengan berkat amal ibadah yang soleh agar Allah mengabulkan doa dan harapan. Banyak dalil dari Al-Qur'an dan hadis-hadis shahih yang membenarkan perkara bertawashul dengan amal ibadah. Di antaranya hadis sahih yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim berikut ini:

Dari Abu Abdur Rahman, yaitu Abdullah bin Umar bin Al Khaththab radhiallahu 'anhuma, berkata, saya mendengar Rasulullah bersabda: "Ada tiga orang dari golongan orang-orang sebelum kamu berangkat bepergian, sehingga terpaksa menempati sebuah gua untuk bermalam, kemudian merekapun memasukinya. Tiba-tiba jatuhlah sebuah batu besar dari gunung lalu menutup gua itu atas mereka. Mereka berkata bahwa tidak ada yang dapat menyelamatkan engkau semua dari batu besar ini kecuali jika engkau semua berdoa kepada Allah Ta’ala dengan menyebutkan perbuatanmu yang baik-baik.

Seorang dari mereka itu berkata, "Ya Allah, saya mempunyai dua orang tua yang lanjut usianya dan saya tidak pernah memberi minum kepada siapapun sebelum keduanya itu, baik kepada keluarga ataupun hamba sahaya. Kemudian pada suatu hari amat jauhlah saya mencari kayu (daun-daunan untuk makanan ternak). Saya belum lagi pulang pada kedua orang tua itu sampai mereka tertidur. Selanjutnya sayapun terus memerah minuman untuk keduanya itu dan keduanya saya temui telah tidur. Saya enggan untuk membangunkan mereka ataupun memberikan minuman kepada seseorang sebelum keduanya, baik pada keluarga atau hamba sahaya. Seterusnya saya tetap dalam keadaan menantikan bangun mereka itu terus-menerus dan gelas itu tetap pula di tangan saya, sehingga fajarpun menyingsing, anak-anak kecil sama menangis karena kelaparan dan mereka ini ada di dekat kedua kaki saya. Selanjutnya setelah keduanya bangun lalu mereka minum. Ya Allah, jikalau saya mengerjakan yang demikian itu dengan niat benar-benar mengharapkan keridhaan-Mu, maka lapanglah kesukaran yang sedang kami hadapi dari batu besar yang menutup ini." Batu besar itu tiba-tiba membuka sedikit, tetapi mereka belum dapat keluar dari gua.

Yang lain berkata, "Ya Allah, sesungguhnya saya mempunyai seorang sepupu wanita yang merupakan orang tercinta bagiku dari sekalian manusia (dalam sebuah riwayat disebutkan, saya mencintainya sebagai kecintaan orang-orang lelaki yang amat sangat kepada wanita) kemudian saya menginginkan dirinya, tetapi ia menolak kehendakku, sehingga pada suatu tahun ia memperoleh kesukaran. Ia pun mendatangi tempatku, lalu saya memberikan 120 Dinar padanya dengan syarat ia menyendiri antara tubuhnya dan antara tubuhku (maksudnya suka dikumpuli dalam 1 tempat tidur). Setelah saya dapat menguasai dirinya (dalam sebuah riwayat lain disebutkan, Setelah saya dapat duduk di antara kedua kakinya) sepupuku itu lalu berkata, "Takutlah engkau pada Allah dan jangan membuka cincin (maksudnya cincin adalah kemaluan). Maka jangan melenyapkan kegadisanku melainkan dengan perkawinan yang sah. Lalu aku pun meninggalkannya, sedangkan ia adalah amat tercinta bagiku dari seluruh manusia dan emas yang saya berikan itu saya biarkan dimilikinya. Ya Allah, jikalau saya mengerjakan yang demikian dengan niat mengharapkan keridhaan-Mu, maka lapangkanlah kesukaran yang sedang kami hadapi ini. Batu besar itu kemudian membuka lagi, hanya saja mereka masih belum dapat keluar dari dalamnya.

Orang ketiga lalu berkata, "Ya Allah, saya mengupah beberapa kaum buruh dan semuanya telah kuberikan upahnya masing-masing, kecuali seorang lelaki. Ia meninggalkan upahnya dan terus pergi. Upahnya itu saya kembangkan sehingga bertambah banyaklah hartanya tadi. Sesudah beberapa waktu, pada suatu hari ia mendatangi saya, kemudian berkata, 'Hai hamba Allah, tunaikanlah sekarang upahku yang dulu itu. Saya berkata, Semua yang engkau lihat ini adalah berasal dari hasil upahmu itu, baik yang berupa unta, lembu dan kambing dan juga hamba sahaya. Ia berkata, Hai hamba Allah, janganlah engkau memperolok-olokkan aku. Saya menjawab, saya tidak memperolok-olokkan engkau. Kemudian orang itu pun mengambil segala yang dimilikinya. Semua digiring dan tidak seekorpun yang ditinggalkan. Ya Allah, jikalau saya mengerjakan yang demikian ini dengan niat mengharapkan keridhaan-Mu, maka lapangkanlah kami dari kesukaran yang sedang kami hadapi ini." Batu besar itu lalu membuka lagi dan merekapun keluar dari gua itu". (Muttafaq 'Alaih)

Apa yang dilakukan oleh para ulama sejak dahulu di Negeri Syam dan di beberapa negeri lainnya dalam menghidupkan malam Nisfu Sya'ban sudah cukup menjadi hujjah dan contoh bagi umat Islam saat ini. Untuk diketahui, menyatakan hukum tentang suatu perkara tertentu tidak dapat dilakukan sebelum seseorang atau ahli fatwa memahami betul secara keseluruhan tentang perkara tersebut.
الحكم على شيء فرع من تصوره
"Menyatakan hukum terhadap sesuatu adalah setelah memahami betul secara keseluruhan sesuatu tersebut."

Demikian penjelasan tentang perkara membaca Surah Yasin 3 kali di malam Nishfu Sya'ban maupun amal-amal saleh lainnya. Semoga dengan berkat Surah Yasin ini Allah memanjangkan umur kita, meluaskan rezeki, mengabulkan doa, memberikan husnul khatimah dan mengangkat bala musibah yang melanda dunia dan Indonesia. Aamiin.

Wallahu A'lam Bish Showab
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1767 seconds (0.1#10.140)