Tata Cara Ibadah di Malam Nishfu Sya'ban

Rabu, 08 April 2020 - 16:44 WIB
Tata Cara Ibadah di...
Tata Cara Ibadah di Malam Nishfu Sya'ban
A A A
Rabu malam, 8 April 2020, kita akan memasuki malam yang dimuliakan Allah Ta'ala yang dikenal dengan Nishfu Sya'ban (pertengahan bulan Sya'ban). Jumhur ulama berpendapat bahwa menghidupkan malam Nishfu Sya'ban hukumnya adalah sunnah.

Rasulullah SAW pernah bersabda: "Sya'ban adalah bulan yang dilupakan manusia, letaknya antara Rajab dan Ramadhan. Di bulan itu amal manusia diangkat (ke langit) oleh Allah dan aku menyukai saat amal diangkat aku dalam keadaan berpuasa." (HR. An-Nasai).

Terkait keutamaan Nishfu Sya'ban, Nabi SAW bersabda: "Allah Ta'ala memberikan perhatian-Nya kepada seluruh makhluk-Nya pada malam Nishfu Sya'ban. Dan Allah Ta'ala mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang yang musyrik dan orang yang saling berdengki satu sama lain." (HR At-Thabrani dari Muadz bin Jabbal radhiallahu 'anhu).

Menghidupkan malam Nishfu Sya'ban boleh dilakukan secara bersama-sama atau sendiri-sendiri. Kita boleh mengisinya dengan puasa, salat, zikir, dan ibadah lainnya. Itulah yang dilakukan para ulama dalam menghidupkan malam Nishfu Sya'ban.

Amalan di Malam Nishfu Sya'ban:
1. Shalat Maghrib berjamaah dan membaca zikir setelah salat.
2. Salat Ba'diyah Maghrib
3. Membaca Rotibul Haddad.
4. Membaca Surah Yasin 3 Kali setelah Maghrib (setelah membaca Ratibul Haddad) dan berdoa sesuai hajat.
5. Salat Isya' berjamaah dan membaca zikir setelah salat.
6. Salat Ba'diyah Isya.
7. Di saat sepertiga akhir malam, lakukan salat-salat sunnah, seperti: Salat Witir 3-11 rakaat (diusahakan dilaksanakan di akhir salat sunnah/waktu akhir sebelum masuknya Shubuh), Salat Hajat, Salat Istikharah, Salat Tasbih (Taubat Kubro).
8. Salat Qobliyah Subuh.
9. Salat Shubuh berjamaah.

Tata Cara Membaca Surah Yasin 3 Kali:

1. Pembacaan Yasin Pertama diawali dengan niat memohon panjang umur dan ketaatan agar istiqamah kepada Allah a'ala. Ucapkan: Al-Fatihah wa Yaasin biniyyati thuwlil ‘umri ma’al tawfiiqi liththa’ati (Al-Fatihah dan Yasin dengan niat agar Allah memanjangkan umur dan memberi kita taufik hidayah untuk taat kepada-Nya). Setelah membaca Al-Fatihah dan Surah Yasin kemudian ditutup dengan doa Nishfu Sya'ban diawali dengan basmallah, hamdalah dan salawat.
اللَهُمَّ يَا ذَا المَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ


اللَهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللَّهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِي، وَاكْتُبْنِي عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الحَقُّ فِي كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ “يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ” وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ


Allâhumma yâ dzal manni wa la yumannu 'alaik, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ dzat thawli wal in‘âm, lâ ilâha illâ anta zhahral lâjîn wa jâral mustajîrîn wa ma’manal khâ’ifîn. Allâhumma in kunta katabtanî ‘indaka fî ummil kitâbi syaqiyyan aw mahrûman aw muqtarran ‘alayya fir rizqi, famhullâhumma fî ummil kitâbi syaqâwatî wa hirmânî waqtitâra rizqî, waktubnî ‘indaka sa‘îdan marzûqan muwaffaqan lil khairât. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fî kitâbikal munzal ‘alâ lisâni nabiyyikal mursal, “yamhullâhu mâ yasyâ’u wa yutsbitu, wa ‘indahû ummul kitâb” wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammad wa alâ âlihî wa shahbihî wa sallama, walhamdu lillâhi rabbil ‘alamîn.

Artinya:
Wahai Tuhanku yang Maha Pemberi, Engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada Tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata –sementara perkataan-Mu adalah benar– di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, 'Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.' Semoga Allah memberikan salawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah Ta'ala.

2. Pembacaan Yasin Kedua diniatkan memohon diluaskan rezeki yang halal dan menolak bala. Ucapkan: Al-Faatihah wa YaaSiin biniyyatil hifzh wal 'ishmati minal aafaat wal 'aahaat, wa biniyyatis sa’ati fiir-rizqi zh-zhahiri wal baathini. (Al-Fatihah dan Yasin dengan niat agar Allah melindungi kita dari segala bencana dan penyakit juga dengan niat agar Allah melapangkan rezeki lahir mapun batin). Setelah membaca Surah Al-Fatihah dan Surah Yasin ditutup dengan doa Nishfu Sya'ban seperti di atas diawali dengan basmalah, hamdalah, dan salawat.

3. Pembacaan Yasin Ketiga diniatkan memohon kekayaan hati dan ditetapkan Iman Islam hingga akhir hayat (husnul Khatimah). Ucapkan: Al-Faatihah wa Yaa Siin biniyyatil ghinaa'al-qolbi wa husnul khootimah. (Al-Fatihah dan Yasin dengan niat agar Allah menjadikan hati kita kaya dan mengakhiri usia kita husnul khotimah). Setelah membaca Surah Al-Fatihah dan Surah Yasin ditutup dengan doa Nishfu Sya'ban seperti di atas diawali dengan basmalah, hamdalah, dan salawat. Selamat mengamalkan!

Wallahu A'lam Bish Showab
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1243 seconds (0.1#10.140)