Pondok Ramadan Smamda Surabaya, tanamkan kejujuran

Jum'at, 19 Juli 2013 - 08:57 WIB
Pondok Ramadan Smamda Surabaya, tanamkan kejujuran
Pondok Ramadan Smamda Surabaya, tanamkan kejujuran
A A A
Sindonews.com - Aktivitas Ramadan dijadikan sebagai momentum perubahan bagi para siswa sekolah. SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya misalnya, bertekad untuk menanamkan kejujuran dalam kelakuan sehari-hari, terutama bagi siswa baru.

Keinginan sekolah yang berada di Jalan Pucang ini tidak bisa berjalan mulus. Sekolah ini sengaja menerapkan sistem koperasi kejujuran. Sayangnya, koperasi mengalami kerugian dalam penjualan kebutuhan sekolah. Dengan kejadian ini, sekolah melakukan pembenahan dengan mengumpulkan seluruh peserta Pondok Ramadan. Guru Smamda mengadakan pengarahan tentang pentingnya kejujuran. Kemudian, keesokan harinya banyak siswa yang membayar kekurangannya.

“Kita ingin mengajarkan kejujuran, tapi justru kita rugi sebesar Rp45.000. Namun, keesokan harinya setelah ada pelurusan dari guru, kekurangan dibayarkan,” kata Asisten Kesiswaan Smamda Surabaya Budi Astjarjo, kemarin. Guru kimia ini menuturkan, di Smamda memang mulai dibudayakan jujur sejak dini. Para siswa baru terutama, langsung ‘diuji’ dengan praktik nyata di sekolah. Jika dalam kehidupan sehari-hari di sekolah ada kantin kejujuran, karena Ramadan, akhirnya diubah menjadi koperasi kejujuran.

Selain itu, kegiatan sosial juga menjadi ajaran pokok sekolah ini. Para siswa baru dilibatkan dalam pembagian sembako kepada warga tak mampu, mulai warga miskin sekitar sekolah, tukang becak, hingga Pasukan Kuning Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya yang mendapat bantuan sembako. Kemudian, para siswa peserta Pondok Ramadan juga dianjurkan untuk bisa mengembangkan kreativitas. Mereka diminta berkreasi, seperti pidato, kesenian, musik, dan drama.

Dari semua kreasi ini, sekolah akan memilih yang terbaik. Mereka akan menunjukkan hasil pengembangan aktualisasi dirinya dalam pementasan yang digelar Sabtu (20/7) di gedung Wanita Surabaya, Jalan Kalibokor. Dalam aksi ini, siswa diminta untuk membentuk tim, kemudian berkreasi sesuai keahlian masing-masing. Dari hasil itu, tim panitia akan menilai dengan ketentuan yang diterapkan, misalnya unik dan asli karya siswa.

Yasmin Adhina, salah satu siswa Smamda mengaku senang dengan sistem pembelajaran yang diterapkan. Menurut dia, acara yang dilaksanakan sangat seru dan tidak pernah terjadi di sekolahsekolah lain. Meski demikian, kegiatan-kegiatan yang dijalankan membutuhkan tenaga ekstra karena dimulai dari pagi hingga malam hari. “Acara sangat seru, apalagi berbarengan dengan Ramadan,” ujar dia.

Apalagi, lanjut anak tunggal ini, sekolah ini juga mengarahkan tentang penjurusan. Khusus tahun ini, penjurusan dilakukan di kelas X. Jadi, peserta menjadi lebih mengetahui persoalan penjurusan lebih awal. Yang tidak kalah penting, sekolah ini juga menekankan kejujuran. Fakta ini terlihat dengan adanya Koperasi Kejujuran yang dibuat. Banyak siswa yang mengakui tidak pernah mengetahui ada Koperasi Kejujuran.

Namun, koperasi tersebut ada di Smamda, kondisi tersebut membuat siswa menjadi lebih bersemangat. “Kami dikumpulkan, memang ada kerugian yang dialami koperasi. Tetapi itu pendidikan yang sangat baik,” tandas Yasmin.
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9255 seconds (0.1#10.140)