Melihat Pelatihan Fotografi Wartawan Bogor untuk Siswa SMP
A
A
A
BOGOR - Forum Wartawan Harian Bogor (FWHB) menggelar safari Ramadan jurnalistik road to school. Sasarannya pelajar tingkat SLTP/SMP dan SD.
Safari jurnalistik road to school dilakukan di SMP IT Birul Waalidain, Kemang, Kabupaten Bogor, Jumat (18/7/2014). Safari jurnalistik kali ini masuk ke dalam agenda pesantren kilat. Pesertanya pun bukan hanya siswa SMP tapi juga siswa SD.
Memed Jalaludin, Ketua Yayasan Birul Waalidain sangat mengapresiasi kegiatan yang memang dilakukan bukan untuk yang pertama kali di tempatnya. "Kita sudah bekerjasama lama dengan teman-teman di FWHB. Banyak kegiatan yang sudah kita lakukan bersama. Dan kegiatan jurnalistik ini sudah rutin setiap tahun. Ramadan tahun lalu juga ada,"katanya
Kordinator Seksi Litbang FWHB Iwan Kurniawan mengatakan, bahwa kegiatan tersebut kegiatan rutin dan salah satu program kerja dari FWHB. Untuk tema, kata dia, sengaja mengangkat "Smartphone bukan untuk selfie aja loh,", mengingat saat ini dunia gadget begitu dekat dengan masyarakat umum. Dan foto selfie dengan menggunakan smartphone saat ini tengah tren hampir di semua kalangan.
"Tujuannya kita ingin memberi pengetahuan bahwa banyak manfaat dari smartphone. Smartphone bukan hanya untuk selfie aja, tapi bisa sebagai alat kritik sosial ke pemerintah. Bahkan dengan smartphone, masyarakat umum, siapa saja bisa jadi jurnalis. citizen journalism,"ungkapnya.
Dalam pelaksanaannya, selain pembekalan teori, pemateri juga langsung mengajak para peserta praktik. Bukan hanya tentang memotret dengan menggunakan smartphone, tapi juga dengan kamera SLR, yang biasa digunakan profesional.
Ada empat orang pemateri yakni Jafkhairi, fotografer LKBN Antara, Alex Perdana dari Press Foto, Haryudi wartawan Koran SINDO dan Iwan Kurniawan wartawan Indosiar.
Antusiasme dari para peserta pun diluar ekektasi, mengingat usia mereka masih anak-anak. Berbagai pertanyaan menarik pun muncul dari mulut mereka. Mulai dari cara atau teknik, maupun perbedaan-perbedaan memotret dengan kamera smartphone dan kamera besar (SLR,red). "Ka, bagaimana cara memotret yang bagus tanpa menggunakan alat yang tidak bagus,"tanya Safier, bocah SD.
Pertanyaan lain lagi meluncur dari Tita, salah seorang siswa SMP. Dia yang rupanya begitu paham dengan dunia gadget. Dia menanyakan kenapa memotret dengan menggunakan aplikasi C 360 hasilnya bagus.
Pemateri pun menjawab bahwa sebagus apapun kamera, kalau komposisinya tidak baik, maka hasilnya pun tidak baik. Sementara mengenai aplikasi 360, itu semacam aplikasi untuk mengedit foto secara otomatis. Perwujudan secara sempurna hasil edit foto.
Safari jurnalistik road to school dilakukan di SMP IT Birul Waalidain, Kemang, Kabupaten Bogor, Jumat (18/7/2014). Safari jurnalistik kali ini masuk ke dalam agenda pesantren kilat. Pesertanya pun bukan hanya siswa SMP tapi juga siswa SD.
Memed Jalaludin, Ketua Yayasan Birul Waalidain sangat mengapresiasi kegiatan yang memang dilakukan bukan untuk yang pertama kali di tempatnya. "Kita sudah bekerjasama lama dengan teman-teman di FWHB. Banyak kegiatan yang sudah kita lakukan bersama. Dan kegiatan jurnalistik ini sudah rutin setiap tahun. Ramadan tahun lalu juga ada,"katanya
Kordinator Seksi Litbang FWHB Iwan Kurniawan mengatakan, bahwa kegiatan tersebut kegiatan rutin dan salah satu program kerja dari FWHB. Untuk tema, kata dia, sengaja mengangkat "Smartphone bukan untuk selfie aja loh,", mengingat saat ini dunia gadget begitu dekat dengan masyarakat umum. Dan foto selfie dengan menggunakan smartphone saat ini tengah tren hampir di semua kalangan.
"Tujuannya kita ingin memberi pengetahuan bahwa banyak manfaat dari smartphone. Smartphone bukan hanya untuk selfie aja, tapi bisa sebagai alat kritik sosial ke pemerintah. Bahkan dengan smartphone, masyarakat umum, siapa saja bisa jadi jurnalis. citizen journalism,"ungkapnya.
Dalam pelaksanaannya, selain pembekalan teori, pemateri juga langsung mengajak para peserta praktik. Bukan hanya tentang memotret dengan menggunakan smartphone, tapi juga dengan kamera SLR, yang biasa digunakan profesional.
Ada empat orang pemateri yakni Jafkhairi, fotografer LKBN Antara, Alex Perdana dari Press Foto, Haryudi wartawan Koran SINDO dan Iwan Kurniawan wartawan Indosiar.
Antusiasme dari para peserta pun diluar ekektasi, mengingat usia mereka masih anak-anak. Berbagai pertanyaan menarik pun muncul dari mulut mereka. Mulai dari cara atau teknik, maupun perbedaan-perbedaan memotret dengan kamera smartphone dan kamera besar (SLR,red). "Ka, bagaimana cara memotret yang bagus tanpa menggunakan alat yang tidak bagus,"tanya Safier, bocah SD.
Pertanyaan lain lagi meluncur dari Tita, salah seorang siswa SMP. Dia yang rupanya begitu paham dengan dunia gadget. Dia menanyakan kenapa memotret dengan menggunakan aplikasi C 360 hasilnya bagus.
Pemateri pun menjawab bahwa sebagus apapun kamera, kalau komposisinya tidak baik, maka hasilnya pun tidak baik. Sementara mengenai aplikasi 360, itu semacam aplikasi untuk mengedit foto secara otomatis. Perwujudan secara sempurna hasil edit foto.
(whb)