Artikel Guyon Sufi dan Islam

  • Naik kapal yang mau...
    Mereka berdoa, mereka berjanji untuk berbuat sebanyak mungkin kebajikan jika mereka selamat. Teman-teman! teriak Nasrudin. Jangan boros dengan kata-kata bagus itu. Percayalah! Aku melihat daratan!
  • Membantu orang membayar...
    Saudaraku, kata Nasrudin kepada seorang tetangga, aku sedang mengumpulkan uang untuk membayar utang seorang laki-laki yang amat miskin, yang tidak mampu memenuhi tanggung jawabnya.
  • Jangan terlalu dalam
    Telah berulang kali Nasrudin mendatangi seorang hakim untuk mengurus suatu perjanjian. Hakim di desanya selalu mengatakan tidak punya waktu untuk menandatangani perjanjian itu.
  • Canda suami istri
    Seorang lelaki yang pendek dan buruk rupanya suatu hari duduk-duduk bersama istrinya yang sangat cantik. Si lelaki tak berkedip memandang wajah istrinya yang cantik jelita.
  • Cara keledai membaca
    Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati. Tetapi Timur Lenk berkata, Ajari keledai itu membaca. Dalam dua minggu, datanglah kembali ke mari, dan kita lihat hasilnya.
  • Tidak ikhlas menolong
    Nasrudin hampir saja terjatuh ke dalam sebuah kolam. Tapi seseorang yang tidak terlalu dikenalnya berada di dekat tempat itu dan kemudian menolongnya.
  • Beli kebijaksanaan di...
    Tak tahukah dia bahwa aku seorang kutu buku yang dihormati di kampung ini? Beraninya dia mencuri sandalku?, pikirnya. Namun, siapa yang tahu bahwa itu sandal Memed. Toh, tak ada namanya.
  • Cara membedakan manusia...
    Buhlul pun memilih untuk menjelaskannya dengan sebuah contoh.  Menurut Islam, beda antara manusia dan binatang karena manusia  dikarunia akal. Akal selalu mengarahkan pemiliknya untuk bertanggung  jawab. Salah satu bentuk tanggung jawab adalah dengan datang tepat  waktu ke kantor, kata Buhlul.
  • Siapa mau membeli surganya...
    Bahlul menjawab: &ldquoAku sedang di surga. Inilah surga. Dan aku akan menjualnya seharga sartu tangkai kurma. Apa kau mau membelinya?&rdquo. &ldquoGila kau, Bahlul! Itu bukan surga. Itu hanyalah tanah sempit dan jelek, dan kau berharap aku membelinya? Sungguh kau gila!,&rdquo jawab istri raja sembari pergi meninggalkan Bahlul.
  • Orang buta kok bawa...
    Wahai orang buta, bukankan malam atau pun siang sama saja bagimu? Untuk apa kau membawa lampu teplok itu? Orang buta itu menjawab,Lampu ini kuperuntukan kepada orang yang buta hati, agar ia tak menabrakku saat berpapasan.&rdquo
  • Menembak diri sendiri
    Juned mengambil senapan itu dan menembak baju gamis tersebut hingga terjatuh lunglai di atas tanah. Puas dengan tembakannya, Juned kembali masuk rumah dan langsung tidur. Keesokan paginya, saat Juned keluar rumah dan menengok ke lokasi pohon, barulah ia tahu bahwa yang ditembaknya semalam adalah baju gamisnya sendiri.
  • Siapa yang salah kalau...
    Heran. Kenapa kamu tidak membayangkan apa yang bakal terjadi? ujar yang lain. Kunci-kunci ternyata sudah rusak dan kamu tidak menggantinya, kata orang ketiga.
  • Makan sop bebek
    Nasrudin memandang beberapa ekor bebek yang kelihatannya akan lezat bila dimasak. Mereka sedang bersenang-senang di sebuah kolam. Ketika Nasrudin mencoba menangkapnya, bebek-bebek itu terbang.
  • Menolong bulan
    Waktu Nasrudin menatap air dalam sumur itu, ia melihat bulan di sana. Aku harus menyelamatkan bulan! pikir Nasrudin. Jika tidak, ia tidak akan pernah beranjak, dan bulan puasa tidak akan pemah berakhir.
  • Kehilangan sorban
    Guyon Sufi Tapi penemunya, tentu, tidak akan mengembalikan sorbanmu. Habis, hadiahnya tidak sebanding dengan nilai sorban yang seratus kali lipat itu.