Beli kebijaksanaan di toko sandal
A
A
A
Sungguh malang nasib Memed, pemuda yang dikenal sebagai kutu buku itu. Seperti sering terjadi pada orang lain di malam sebelumnya, kali ini giliran Memed yang kehilangan sandalnya sehabis salat tarawih. Ia tak habis pikir.
"Tak tahukah dia bahwa aku seorang kutu buku yang dihormati di kampung ini? Beraninya dia mencuri sandalku?," pikirnya. Namun, siapa yang tahu bahwa itu sandal Memed. Toh, tak ada namanya.
Keesokan harinya, Memed tak mau sandalnya hilang lagi saat ia tarawih. Ia pun membawa sandalnya ke dalam masjid dengan memasukkannya ke dalam jubahnya.
"Buku apa itu di dalam jubahmu?," tanya salah seorang jamaah masjid melihat ada tonjolan di dalam jubah Memed. Memed 'pun mengerti bahwa orang itu mengira sandal dalam jubahnya adalah buku. Maka, ia 'pun menjawab: "Ini buku kebijaksanaan."
"Wah, sangat menarik. Di manakah kau membelinya?," tanya orang itu kembali. Memed menjawab, "Di toko sandal." Dan orang itu 'pun menampakkan wajah kebingungan bercampur curiga.
"Tak tahukah dia bahwa aku seorang kutu buku yang dihormati di kampung ini? Beraninya dia mencuri sandalku?," pikirnya. Namun, siapa yang tahu bahwa itu sandal Memed. Toh, tak ada namanya.
Keesokan harinya, Memed tak mau sandalnya hilang lagi saat ia tarawih. Ia pun membawa sandalnya ke dalam masjid dengan memasukkannya ke dalam jubahnya.
"Buku apa itu di dalam jubahmu?," tanya salah seorang jamaah masjid melihat ada tonjolan di dalam jubah Memed. Memed 'pun mengerti bahwa orang itu mengira sandal dalam jubahnya adalah buku. Maka, ia 'pun menjawab: "Ini buku kebijaksanaan."
"Wah, sangat menarik. Di manakah kau membelinya?," tanya orang itu kembali. Memed menjawab, "Di toko sandal." Dan orang itu 'pun menampakkan wajah kebingungan bercampur curiga.
(nfl)