Hadis-hadis Palsu Bulan Rajab dan Contoh Kalimatnya

Kamis, 26 Januari 2023 - 05:10 WIB
Setiap kedatangan bulan Rajab selalu diwarnai dengan banyaknya Hadis-hadis palsu berseliweran di media sosial. Foto/Ist
Sebagai bulan haram yang diagungkan Allah, Rajab memang sangat istimewa. Sayangnya, setiap kedatangan bulan Rajab banyak Hadis-hadis palsu berseliweran di media sosial.

Sebagian umat muslim dengan mudahnya ikut menyebarkan Hadis-hadis palsu tentang bulan Rajab. Apalagi membawa-bawa nama Nabi dalam pesan broadcast tersebut.

Salah satu hasil kerajinan tangan yang sering beredar di sosmed seperti berikut: "Barang siapa yang memberitahukan berita satu Rajab kepada yang lain, maka haram api neraka baginya."

Dai lulusan Al-Azhar Mesir Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq mengungkap beberapa Hadis-hadis palsu bulan Rajab dalam satu kajiannya. Dalam bentuk yang lebih kreatif biasanya dibumbui dengan kalimat penyedap agar lebih meyakinkan, seperti kalimat berikut:

"Mulai malam ini (Ba'da Maghrib sudah masuk Rajab). Rasulullah bersabda: "Barang siapa yang memberitahukan kepada yang lain, maka haram api neraka baginya." Dan berdzikirlah mengingat َللّهُ "Subhanallah, Walhamdulillah, Walaa ilaha illallah, Allahu Akbar, Laa haula wala quwata illa billahil aliyil adzim.



Sebarkan! Anda akan membuat beribu-ribu manusia berdizkir kepada Allah SWT. ٓمِّيْنَ آمِّيْنَ آمِّيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ. Maaf, jangan putus di Anda. Gak sampai 1 menit kok اَللّهُ Maha Besar."

Kata Ustaz Ahmad Syahrin, untuk mengetahui kepalsuan satu Hadis tak perlu repot-repot menelisik jauh. Cukup dari melihat bentuk tulisan yang bombastis tapi susunannya amburadul tak beraturan seperti itu. Mereka yang mau menggunakan logikanya dengan baik akan langsung mengetahui kepalsuannya, atau minimal keanehannya.

"Kalau dahulu para pemalsu Hadits itu minimal bohongnya pakai data. Sebagian tujuannya juga mulia. Lalu Hadis palsu dibuatkan transmisi sanad. Kalimatnya juga dibuat semirip mungkin dengan ucapan ala Nabi. Lah sekarang? Pembuat hadits palsu sekarang itu sudah nggak punya rasa malu. Modalnya cuma copas," kata pengasuh Ma'had Subuluna Bontang Kalimantan Timur itu.

Tapi yaitu, kadang banyak orang karena malas mikir, atau mungkin dia berfikir menyebarkan Hadits palsu itu tidak apa-apa, ya di-share saja seenaknya. Kan isinya dan tujuannya baik?

Perlu diingat, di antara hal yang paling dibenci dalam agama ini adalah menyebarkan kedustaan. Apapun alasannya dusta tidaklah diperkenankan. Sebab, dusta adalah keburukan yang sangat tercela dan hina sehina-hinanya dalam pandangan Islam. Apalagi kedustaan itu di mengatasnamakan manusia paling jujur, Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam.

Ancaman Menyebarkan Hadis Palsu

Ancaman bagi yang menyebarkan Hadits palsu sangat mengerikan. Di antaranya:

مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

Artinya: "Barangsiapa yang berdusta atas namaku, maka siapkan tempatnya di neraka." (HR Al-Bukhari Muslim)

مَنْ حَدَّثَ عَنِّيْ بِحَدِيْثٍ يَرَيْ أَنَّهُ كَذِبٌ فَهُوَ أَحَدُ الْكَاذِبَيْنِ

Artinya: "Barang siapa menceritakan dariku suatu hadits yang dia ketahui kedustaannya, maka dia termasuk di antara dua pendusta." (HR. Muslim)

Imam Nawawi rahimahullah dalam syarah shahih Muslim (1/71) ketika menjelaskan hadits di atas berkata: "Haram hukumnya meriwayatkan Hadits palsu bagi mereka yang mengetahui atau menurut dugaan kuatnya mengetahui bahwa derajat hadis tersebut adalah palsu. Karena itu, barang siapa yang meriwayatkan suatu Hadits yang dia yakin atau ada sangkaan kuat bahwa derajatnya adalah palsu, namun dia tidak menjelaskan derajatnya, maka dia termasuk dalam ancaman hadis ini."

Contoh Hadis Palsu

Selain Hadis pengingat bulan Rajab, berlaku juga kepalsuannya untuk bulan-bulan yang lain seperti di bawah ini:
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Abdullah, ia berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalain akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya dan ia akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya, dan ia pun akan dimintai pertanggungjawabannya. Dan seorang budak juga pemimpin atas atas harta tuannya dan ia juga akan dimintai pertanggungjawabannya.  Sungguh setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya.

(HR. Bukhari No. 4789)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More