Hukum Puasa 10 hari di Bulan Rajab
Selasa, 31 Januari 2023 - 09:17 WIB
Dalam riwayat yang lain, tentang sahabat Abu Bakrah ra,
أنه رأى أهله قد اشتروا كيزانا للماء واستعدوا للصوم فقال : ما هذا ؟ فقالوا: رجب. فقال: أتريدون أن تشبهوه برمضان ؟ وكسر تلك الكيزان
Beliau melihat keluarganya telah membeli bejana untuk wadah air, yang mereka siapkan untuk puasa. Abu Bakrah bertanya: ‘Puasa apa ini?’ Mereka menjawab: ‘Puasa Rajab’ Abu Bakrah menjawab, ‘Apakah kalian hendak menyamakan Rajab dengan Ramadhan?’ Kemudian beliau memecah bejana-bejana itu. (Riwayat ini disebutkan oleh Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni 3/107, Ibn Rajab dalam Lathaif hlm. 215, Syaikhul Islam dalam Majmu’ Fatawa 25/291, dan Al-Hafidz ibn Hajar dalam Tabyi Al-Ajab, hlm. 35)
Ibnu Rajab juga menyebutkan beberapa riwayat lain dari beberapa sahabat lainnya, seperti Ibnu Umar dan Ibnu Abbas, bahwa mereka membenci seseorang yang melakukan puasa rajab sebulan penuh.
Sikap mereka ini menunjukkan bahwa mereka memahami bulan rajab bukan bulan yang dianjurkan untuk dijadikan waktu berpuasa secara khusus. Karena kebiasaan itu sangat mungkin, tidak mereka alami di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ustadz Ammi Nur Baits menyimpulkan:
1. Tidak dijumpai dalil khusus yang menyebutkan keutamaan bulan Rajab.
2. Tidak dijumpai dalil yang menyebutkan keutamaan puasa Rajab atau sholat sunah khusus di bulan Rajab.
3. Beberapa sahabat melarang orang mengkhususkan puasa khusus di bulan Rajab atau melakukan puasa sebulan penuh selama bulan Rajab.
4. Dalil yang menyebutkan keutamaan khusus bagi orang yang melakukan puasa Rajab adalah hadis dhaif, dan tidak bisa dijadikan dalil.
5. Bagi orang yang rajin puasa, dibolehkan untuk memperbanyak puasa di bulan haram. Sebagaimana dinyatakan dalam hadis Al-Bahily. Hanya saja, hadis ini berlaku umum untuk semua puasa bulan haram, tidak hanya Rajab. Allahu a’lam
أنه رأى أهله قد اشتروا كيزانا للماء واستعدوا للصوم فقال : ما هذا ؟ فقالوا: رجب. فقال: أتريدون أن تشبهوه برمضان ؟ وكسر تلك الكيزان
Beliau melihat keluarganya telah membeli bejana untuk wadah air, yang mereka siapkan untuk puasa. Abu Bakrah bertanya: ‘Puasa apa ini?’ Mereka menjawab: ‘Puasa Rajab’ Abu Bakrah menjawab, ‘Apakah kalian hendak menyamakan Rajab dengan Ramadhan?’ Kemudian beliau memecah bejana-bejana itu. (Riwayat ini disebutkan oleh Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni 3/107, Ibn Rajab dalam Lathaif hlm. 215, Syaikhul Islam dalam Majmu’ Fatawa 25/291, dan Al-Hafidz ibn Hajar dalam Tabyi Al-Ajab, hlm. 35)
Ibnu Rajab juga menyebutkan beberapa riwayat lain dari beberapa sahabat lainnya, seperti Ibnu Umar dan Ibnu Abbas, bahwa mereka membenci seseorang yang melakukan puasa rajab sebulan penuh.
Sikap mereka ini menunjukkan bahwa mereka memahami bulan rajab bukan bulan yang dianjurkan untuk dijadikan waktu berpuasa secara khusus. Karena kebiasaan itu sangat mungkin, tidak mereka alami di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ustadz Ammi Nur Baits menyimpulkan:
1. Tidak dijumpai dalil khusus yang menyebutkan keutamaan bulan Rajab.
2. Tidak dijumpai dalil yang menyebutkan keutamaan puasa Rajab atau sholat sunah khusus di bulan Rajab.
3. Beberapa sahabat melarang orang mengkhususkan puasa khusus di bulan Rajab atau melakukan puasa sebulan penuh selama bulan Rajab.
4. Dalil yang menyebutkan keutamaan khusus bagi orang yang melakukan puasa Rajab adalah hadis dhaif, dan tidak bisa dijadikan dalil.
5. Bagi orang yang rajin puasa, dibolehkan untuk memperbanyak puasa di bulan haram. Sebagaimana dinyatakan dalam hadis Al-Bahily. Hanya saja, hadis ini berlaku umum untuk semua puasa bulan haram, tidak hanya Rajab. Allahu a’lam
(mhy)