Inilah 4 Golongan yang Mendapat Kebaikan dari Allah SWT
Senin, 20 Februari 2023 - 12:36 WIB
Orang yang beriman yang tunduk dan patuh kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan hanya mengharap kenikmatan dan kebaikan dari-Nya, merupakan orang-orang yang beruntung . Merekalah, yang mendapat kebaikan dunia akhirat dari sisi Allah. Bukan kebaikan menurut dirinya sendiri atau orang lain. Akan tetapi, kebaikan menurut Allah dan Rasul-Nya.
Nabi Muhammad shallallhu alaihi wa sallam telah menyebutkan beberapa golongan manusia yang dikehendaki kebaikan oleh Allah. Siapa saja mereka? Menurut Ustadz Muhammad Faishal Fadli dalam salah satu catatan ceramahnya di laman dakwah.idmenjelaskan, ada 4 golongan yang mendapat kebaikan dari Allah Ta'ala. Mereka adalah :
1. Golongan yang diberi pemahaman dan kefakihan dalam ilmu agama
Para ulama adalah orang-orang pilihan yang Allah beri kebaikan. Karena merekalah yang Allah takdirkan untuk menjadi pembela agama-Nya. Dengan pemahaman Islam yang benar, seseorang bisa membedakan mana yang haq dan bathil. Dengan ilmu agama, kebodohan terangkat dari dirinya dan dari masyarakat di sekitarnya. Dengan kefakihan, ia bisa membedakan mana yang sunnah dan mana yang bid’ah dhalalah.
Ia bisa mengarahkan dirinya dan orang lain ke jalan kebenaran. Sudah selayaknya merekalah golongan pertama yang dikehendaki kebaikan oleh Allah. Sebuah hadis menjelaskan:
“Barang siapa yang Allah inginkan kebaikan kepadanya, Dia akan fakihkan orang tersebut dalam ilmu agama.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
2. Golongan orang yang diberi kesabaran dalam mengarungi kehidupan
Dalam mengarungi kehidupan, setiap orang akan diberi ujian hidup. Misalnya ujian mendapat musibah yang datang tiba-tiba. Mulai dari bencana alam atau musibah berat yang dialami sebagian individu, seperti kecelakaan, kesulitan biaya hidup, dan semacamnya.
Maka, orang yang diberi kebaikan besar oleh Allah subhanahu wata’ala adalah dia yang mempunyai sifat sabar di dalam hatinya. "Kesabaran mutlak dibutuhkan oleh seorang mukmin dalam kondisi apa pun,"ungkap dai yang kerkhidmat di kajian dakwah tersebut.
Mengutip para ulama, Ustadz Fadli menyebutkan bahwa sabar ada tiga macam: (1) sabar dalam menghadapi musibah yang begitu berat bagi jiwa; (2) sabar dalam menjalankan ketaatan dengan segala keletihan yang harus dirasakan; dan (3) sabar dalam menjauhi perbuatan dosa, yaitu ketika pintu-pintu maksiat terbuka lebar, tetapi menghindari kesempatan itu.
Maka dari itu, beruntunglah orang yang diberi kesabaran. Karena ia telah dikehendaki mendapat kebaikan yang banyak dan besar oleh Allah azza wajalla. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam berikut ini,
“Tidaklah seseorang diberikan dengan sesuatu yang lebih baik dan lebih luas dari pada kesabaran.” (HR. Bukhari).
3. Golongan orang yang dihapuskan catatan dosanya dengan percepatan sanksi di dunia
Ada dosa yang seorang hamba lakukan yang mungkin tanpa ia sadari sudah menumpuk tinggi. Sehingga Allah, dengan karunia-Nya dan sifat pengasih-Nya, Dia menurunkan musibah kepada hamba tersebut dalam rangka menghapus dosa-dosa dan meninggikan derajatnya.
Seorang mukmin sejati, memandang bahwa setiap bala’, musibah, dan ujian berat sejatinya adalah karunia dan kebaikan dari sisi Allah Ta’ala.
Rasul shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Apabila Allah menginginkan kebaikan pada hamba-Nya, dia segerakan balasannya di dunia. Apabila Allah menginginkan kejelekan pada hamba-Nya, dia akan mengulur balasan dosanya dan akan memberikan balasan setimpal pada hari kiamat.” (HR. At-Tirmidzi)
Dalam hadis lain disebutkan,
“Ujian itu akan senantiasa menerpa mukmin atau mukminat. Ujian dalam badannya, hartanya, dan anaknya hingga ia menemui Allah dalam keadaan tidak menanggung dosa.” (HR. Ahmad)
Namun demikian, meski ujian dan musibah itu anugerah dari Allah, tetapi kita tidak boleh meminta diberi ujian yang sulit.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan suatu doa,
“Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari ujian yang sulit, kesengsaraan hidup, keburukan takdir, dan kejahatan musuh-musuh.”
4. Golongan yang dimudahkan dalam beramal shaleh di penghujung usianya
Sebaik-baik manusia, adalah orang yang panjang umurnya dan banyak amalnya. Ada orang-orang yang benar-benar terjaga, jauh dari maksiat sedari kecil hingga akhir hayatnya. Namun, ada juga orang yang hidup bergelimang dosa, tetapi karena rahmat-Nya, Allah kasihi hamba itu dengan diizinkan untuk bertaubat sebelum kematiannya.
Allah jadikan orang seperti ini dibimbing untuk beramal shaleh sebelum ia meninggal dunia.
“Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada hamba-Nya, dia akan memanfaatkannya.” Para sahabat bertanya,“Bagaimana Allah akan memanfaatkannya?” Rasul menjawab,“Allah akan membimbingnya beramal saleh sebelum ia meninggal.’” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)
"Maka dari itu, jika pintu amal saleh terbuka lebar, jangan kita tunda untuk segera beramal dan maksimalkanlah sisa waktu yang ada untuk mengukir jejak-jejak kebaikan. Karena kita tidak tahu kapan ajal datang menjemput,"paparnya.
Wallahu A'lam
Nabi Muhammad shallallhu alaihi wa sallam telah menyebutkan beberapa golongan manusia yang dikehendaki kebaikan oleh Allah. Siapa saja mereka? Menurut Ustadz Muhammad Faishal Fadli dalam salah satu catatan ceramahnya di laman dakwah.idmenjelaskan, ada 4 golongan yang mendapat kebaikan dari Allah Ta'ala. Mereka adalah :
1. Golongan yang diberi pemahaman dan kefakihan dalam ilmu agama
Para ulama adalah orang-orang pilihan yang Allah beri kebaikan. Karena merekalah yang Allah takdirkan untuk menjadi pembela agama-Nya. Dengan pemahaman Islam yang benar, seseorang bisa membedakan mana yang haq dan bathil. Dengan ilmu agama, kebodohan terangkat dari dirinya dan dari masyarakat di sekitarnya. Dengan kefakihan, ia bisa membedakan mana yang sunnah dan mana yang bid’ah dhalalah.
Ia bisa mengarahkan dirinya dan orang lain ke jalan kebenaran. Sudah selayaknya merekalah golongan pertama yang dikehendaki kebaikan oleh Allah. Sebuah hadis menjelaskan:
مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
“Barang siapa yang Allah inginkan kebaikan kepadanya, Dia akan fakihkan orang tersebut dalam ilmu agama.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
2. Golongan orang yang diberi kesabaran dalam mengarungi kehidupan
Dalam mengarungi kehidupan, setiap orang akan diberi ujian hidup. Misalnya ujian mendapat musibah yang datang tiba-tiba. Mulai dari bencana alam atau musibah berat yang dialami sebagian individu, seperti kecelakaan, kesulitan biaya hidup, dan semacamnya.
Maka, orang yang diberi kebaikan besar oleh Allah subhanahu wata’ala adalah dia yang mempunyai sifat sabar di dalam hatinya. "Kesabaran mutlak dibutuhkan oleh seorang mukmin dalam kondisi apa pun,"ungkap dai yang kerkhidmat di kajian dakwah tersebut.
Mengutip para ulama, Ustadz Fadli menyebutkan bahwa sabar ada tiga macam: (1) sabar dalam menghadapi musibah yang begitu berat bagi jiwa; (2) sabar dalam menjalankan ketaatan dengan segala keletihan yang harus dirasakan; dan (3) sabar dalam menjauhi perbuatan dosa, yaitu ketika pintu-pintu maksiat terbuka lebar, tetapi menghindari kesempatan itu.
Maka dari itu, beruntunglah orang yang diberi kesabaran. Karena ia telah dikehendaki mendapat kebaikan yang banyak dan besar oleh Allah azza wajalla. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam berikut ini,
وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنْ الصَّبْرِ
“Tidaklah seseorang diberikan dengan sesuatu yang lebih baik dan lebih luas dari pada kesabaran.” (HR. Bukhari).
3. Golongan orang yang dihapuskan catatan dosanya dengan percepatan sanksi di dunia
Ada dosa yang seorang hamba lakukan yang mungkin tanpa ia sadari sudah menumpuk tinggi. Sehingga Allah, dengan karunia-Nya dan sifat pengasih-Nya, Dia menurunkan musibah kepada hamba tersebut dalam rangka menghapus dosa-dosa dan meninggikan derajatnya.
Seorang mukmin sejati, memandang bahwa setiap bala’, musibah, dan ujian berat sejatinya adalah karunia dan kebaikan dari sisi Allah Ta’ala.
Rasul shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا، وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَافِيَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Apabila Allah menginginkan kebaikan pada hamba-Nya, dia segerakan balasannya di dunia. Apabila Allah menginginkan kejelekan pada hamba-Nya, dia akan mengulur balasan dosanya dan akan memberikan balasan setimpal pada hari kiamat.” (HR. At-Tirmidzi)
Dalam hadis lain disebutkan,
لَا يَزَالُ الْبَلَاءُ بِالْمُؤْمِنِ أَوْ الْمُؤْمِنَةِ فِي جَسَدِهِ وَفِي مَالِهِ وَفِي وَلَدِهِ حَتَّى يَلْقَى اللَّهَ وَمَا عَلَيْهِ مِنْ خَطِيئَةٍ
“Ujian itu akan senantiasa menerpa mukmin atau mukminat. Ujian dalam badannya, hartanya, dan anaknya hingga ia menemui Allah dalam keadaan tidak menanggung dosa.” (HR. Ahmad)
Namun demikian, meski ujian dan musibah itu anugerah dari Allah, tetapi kita tidak boleh meminta diberi ujian yang sulit.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan suatu doa,
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ جَهْدِ الْبَلَاءِ وَدَرَكِ الشَّقَاءِ وَسُوءِ الْقَضَاءِ وَشَمَاتَةِ الْأَعْدَاءِ
“Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari ujian yang sulit, kesengsaraan hidup, keburukan takdir, dan kejahatan musuh-musuh.”
4. Golongan yang dimudahkan dalam beramal shaleh di penghujung usianya
Sebaik-baik manusia, adalah orang yang panjang umurnya dan banyak amalnya. Ada orang-orang yang benar-benar terjaga, jauh dari maksiat sedari kecil hingga akhir hayatnya. Namun, ada juga orang yang hidup bergelimang dosa, tetapi karena rahmat-Nya, Allah kasihi hamba itu dengan diizinkan untuk bertaubat sebelum kematiannya.
Allah jadikan orang seperti ini dibimbing untuk beramal shaleh sebelum ia meninggal dunia.
إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ. فَقِيلَ: كَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ الْمَوْتِ
“Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada hamba-Nya, dia akan memanfaatkannya.” Para sahabat bertanya,“Bagaimana Allah akan memanfaatkannya?” Rasul menjawab,“Allah akan membimbingnya beramal saleh sebelum ia meninggal.’” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)
"Maka dari itu, jika pintu amal saleh terbuka lebar, jangan kita tunda untuk segera beramal dan maksimalkanlah sisa waktu yang ada untuk mengukir jejak-jejak kebaikan. Karena kita tidak tahu kapan ajal datang menjemput,"paparnya.
Wallahu A'lam
(wid)