4 Fakta Mehmed VI, Sultan Terakhir Dinasti Turki Utsmani

Senin, 06 Maret 2023 - 07:30 WIB
Sultan Medmed VI, penguasa Turki Utsmani ketika mengendarai kereta kuda pada Tahun 1920. Foto/dok Twitter
Sultan Mehmed VI bernama asli Mehmed Vahdettin atau Mehmed Vahideddin (1861-1926). Beliau merupakan sultan ke-36 atau penguasa terakhir Kesultanan Turki Utsmani sebelum keruntuhannya.

Sultan Mahmed VI menjabat dari 4 Juli 1918 sampai 1 November 1922. Namun pemerintahannya berada dalam kondisi tidak baik karena banyaknya ancaman dari luar maupun dari dalam.

Ada beberapa faktor yang membuat pemerintahannya diambang kehancurannya, salah satunya karena kekalahan pada Perang Dunia. Berikut empat fakta Sultan Mehmed VI, penguasa terakhir Turki Utsmani sebelum keruntuhannya:

1. Latar Belakang



Sultan Mehmed VI lahir pada 14 Januari 1861 di Istana Dolmabahce, Konstantinopel (Istanbul). Dia diketahui sebagai putra dari Sultan Abdul Majid I serta Ratu Gulustu Hanim.

Dalam riwayatnya, Mehmed VI mendapat status Putra Mahkota kala menggantikan putra dari Sultan Abdulaziz, yaitu Pangeran Sehzade Yusuf Izzedin yang diketahui bunuh diri.

2. Pertama Kali Naik Tahta

Mehmed VI menjadi penguasa Turki Utsmani menggantikan Mehmed yang telah meninggal dunia. Dia naik tahta pada 3 Juli 1918 dan langsung mengambil kendali atas pemerintahan.

Akan tetapi, saat itu kondisi Turki Utsmani dalam keadaan buruk pasca kalah dalam Perang Dunia I. Salah satu buktinya adalah dengan penandatanganan Perjanjian Sevres yang berisi pengakuan atas Hajaz sebagai daerah merdeka.

3. Penolakan Kekuasaan

Pada 23 April 1920, muncul sebuah pemerintahan baru bernama Dewan Nasional Tertinggi yang dipimpin Mustafa Kemal Ataturk. Dalam hal ini, tujuan mereka adalah untuk menolak kekuasaan dari Sultan Mehmed VI.

Seiring waktu, kekuasaan Mehmed VI semakin terjepit. Pascakekalahan dari Yunani, kalangan nasionalis menjadi lebih berpengaruh di Turki. Pada akhirnya, Dewan Nasional menghapus Kesultanan Turki Utsmani pada 1 November 1922.

4. Pengasingan dan Akhir Hayatnya

Pasca penghapusan Kesultanan Turki Utsmani, Sultan Mehmed VI diusir dari negaranya. Setelahnya, dia sempat menumpang kapal perang Inggris HMS Malaya menuju Malta pada 17 November 1922.

Pada akhir hayatnya, Mehmed VI wafat di Sanremo (wilayah kerajaan Italia) pada 16 Mei 1926. Jenazahnya dimakamkan di Masjid Tekkiye Sultan Suleiman Agung di Damaskus, Suriah.

Demikian sekelumit kisah Sultan Mehmed VI. Untuk diketahui, pada Tahun 1922 sepupu dan pewaris pertama Mehmed, Abdul Mejid Efendi terpilih sebagai Khalifah dan menjadi kepala baru Kekaisaran Turki Utsmani. Abdul Mejid II menjadi Khalifah terakhir Turki Utsmani sebelum dihapuskan oleh Majelis Agung Nasional Turki pada Tahun 1924.

(rhs)
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
يٰۤـاَيُّهَا النَّاسُ اِنۡ كُنۡـتُمۡ فِىۡ رَيۡبٍ مِّنَ الۡبَـعۡثِ فَاِنَّـا خَلَقۡنٰكُمۡ مِّنۡ تُرَابٍ ثُمَّ مِنۡ نُّـطۡفَةٍ ثُمَّ مِنۡ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنۡ مُّضۡغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَّغَيۡرِ مُخَلَّقَةٍ لِّـنُبَيِّنَ لَـكُمۡ‌ ؕ وَنُقِرُّ فِى الۡاَرۡحَامِ مَا نَشَآءُ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخۡرِجُكُمۡ طِفۡلًا ثُمَّ لِتَبۡلُغُوۡۤا اَشُدَّكُمۡ ‌ۚ وَمِنۡكُمۡ مَّنۡ يُّتَوَفّٰى وَمِنۡكُمۡ مَّنۡ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرۡذَلِ الۡعُمُرِ لِكَيۡلَا يَعۡلَمَ مِنۡۢ بَعۡدِ عِلۡمٍ شَيۡــًٔـا‌ ؕ وَتَرَى الۡاَرۡضَ هَامِدَةً فَاِذَاۤ اَنۡزَلۡنَا عَلَيۡهَا الۡمَآءَ اهۡتَزَّتۡ وَرَبَتۡ وَاَنۡۢبَـتَتۡ مِنۡ كُلِّ زَوۡجٍۢ بَهِيۡجٍ
Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan tetumbuhan yang indah.

(QS. Al-Hajj Ayat 5)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More