Kisah Bijak Para Sufi: Cara Menangkap Kera

Minggu, 19 Juli 2020 - 05:40 WIB
Kisah ini adalah salah satu dari kisah-kisah dalam kumpulan Buku Amu Daria. Foto/Ilustrasi/Ist
KONON ada seekor kera yang sangat gemar makan buah ceri. Suatu hari dilihatnya buah ceri yang tampak sangat lezat. Ia pun turun dari pohon untuk mengambilnya. Namun ternyata buah itu ada di dalam sebuah botol kaca bening. ( )

Setelah berusaha beberapa kali, kera itu tahu bahwa ia bisa mendapatkan ceri itu dengan cara memasukkan tangannya lewat leher botol. Dan itulah yang dilakukannya; di dalam botol tangannya dikepalkannya memegang buah ceri itu. Namun, segera pula ia sadar bahwa tangannya yang menggengam ceri kuat-kuat terlalu besar untuk ditarik keluar dari leher botol.( )

Rupanya itu adalah perangkap; seorang pemburu kera yang tahu bagaimana cara berpikir kera telah menaruh botol isi buah ceri itu di sana.

Mendengar rengekan kera, Si Pemburu datang mendekat dan kera pun berusaha melarikan diri. Tetapi, karena tangannya masih terjepit dalam botol, kera itu tak bisa berlari kencang; begitulah pikir kera itu. ( )

Sekalipun berpikir demikian, kera itu tetap saja memegang erat buah ceri itu. Si Pemburu pun menangkapnya. Sesaat kemudian, Si Pemburu memukul keras-keras siku kera itu sehingga genggamannya mengendur.





Tangan kera itu bebas dari botol, namun ia tertangkap oleh Si Pemburu. Si Pemburu memanfaatkan buah ceri dalam sebuah botol, dan ia sama sekali tidak kehilangan kedua benda itu. (Baca juga: Kisah Bijak Para Sufi: Saudagar dan Darwis Kristen )Kisah ini adalah salah satu dari kisah-kisah dalam kumpulan Buku Amu Daria (The Book of Amu Daria).

Amu atau Sungai Jihun di Asia Tengah dikenal dalam peta modern sebagai Oxus. Idries Shah dalam Tales of The Dervishes yang diterjemahkan Ahmad Bahar dengan judul Harta Karun dari Timur Tengah - Kisah Bijak Para Sufi , menjelaskan agak membingungkan bagi mereka yang berpikiran harafiah, kata itu merupakan istilah kaum darwis untuk bahan-bahan tertentu seperti kisah ini, dan juga untuk merujuk pada kelompok tanpa nama guru-guru kelana yang berpusat di dekat Aubshaur, di pegunungan Hindukush di Afghanistan.

Versi ini dikisahkan oleh Khwaja Ali Ramitani, yang wafat tahun 1306. ( )

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mhy)
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Para malaikat malam dan para malaikat siang saling bergantian mendatangi kalian. Mereka berkumpul saat shalat Subuh dan Ashar. Kemudian naiklah para malaikat malam (yang mendatangi kalian).  Lalu, Allah bertanya kepada mereka (dan Dia lebih mengetahui semua urusan mereka): Bagaimana keadaan hamba-hamba-Ku ketika kalian meninggalkannya?  Mereka (malaikat) menjawab: Kami meninggalkan mereka sedang shalat dan ketika kami mendatangi mereka, mereka juga sedang shalat.

(HR. Nasa'i No. 481)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More