Kisah Bijak Para Sufi: Para Pelayan dan Rumah

Jum'at, 17 Juli 2020 - 07:08 WIB
loading...
Kisah Bijak Para Sufi: Para Pelayan dan Rumah
Ilustrasi Sufi martir Al-Hallaj. Foto/zamane
A A A
PADA suatu masa, ada seorang bijaksana dan baik hati, yang memiliki sebuah rumah besar. Dalam perjalanan hidupnya, ia sering harus pergi jauh selama beberapa waktu. Kalau ia bepergian, diserahkannya tanggung jawab pemeliharaan rumah itu kepada para pelayan.



Salah satu sifat para pelayan itu adalah sangat pelupa. Mereka sering kali lupa, dari waktu ke waktu, mengapa mereka berada dalam rumah itu sehingga tugas-tugas mereka kerjakan berulang kali itu-itu saja. Di waktu lain, mereka melakukan pekerjaan dengan cara berbeda dengan yang telah ditugaskan kepada mereka. Hal itu terjadi karena mereka telah melupakan peran mereka. ( )

Suatu kali, ketika pemilik rumah itu sedang bepergian lama, tampillah sekelompok pelayan baru, yang berpikir bahwa rumah itu sebenarnya milik mereka. Tetapi, karena mereka terbatas pada dunia sehari-hari saja, mereka merasa berada dalam keadaan yang bertentangan. Misalnya, kadang-kadang mereka ingin menjual rumah itu, tetapi tidak bisa mendapatkan pembeli karena memang mereka tidak tahu bagaimana melakukannya.



Pada waktu yang lain, ada orang-orang yang datang hendak membeli rumah itu, dan minta ditunjukkan sertifikat tanah, tetapi karena tidak paham apa pun tentang sertifikat, para pelayan itu pun menganggap orang-orang itu gila dan bukan pembeli sungguhan.

Keadaan yang bertentangan itu juga dibuktikan oleh kenyataan bahwa persediaan untuk rumah selalu muncul 'secara misterius', dan perbekalan itu tidak cocok dengan anggapan bahwa para penghuni bertanggung jawab atas seluruh rumah. ( )

Petunjuk-petunjuk pengelolaan rumah telah ditinggalkan dalam kamar Pemilik Rumah agar selalu diingat-ingat oleh para pelayan. Tetapi setelah generasi pertama, kamar itu menjadi begitu keramat sehingga tak seorang pun diperbolehkan memasukinya dan kamar itu pun dianggap sebagai sebuah misteri yang tak tertembus.



Beberapa dari mereka sungguh-sungguh meyakini bahwa kamar itu sebenarnya sama sekali tak ada, meskipun mereka selalu melihat pintunya. Namun, pintu itu mereka jelaskan sebagai sesuatu yang lain, bagian dari hiasan dinding.

Demikianlah keadaan para pelayan rumah tersebut, yang tidak mengambil alih rumah itu, juga tidak tetap setia kepada tanggung jawab semula.( )

Konon, menurut Idries Shah dalam Tales of The Dervishes yang diterjemahkan Ahmad Bahar dengan judul Harta Karun dari Timur Tengah - Kisah Bijak Para Sufi , kisah ini sering digunakan oleh Sufi martir Al-Hallaj, yang dihukum mati pada tahun 922 karena dituduh mengatakan 'Akulah Kebenaran'.
Hallaj meninggalkan sejumlah besar koleksi sajak mistik. Meskipun menghadapi bahaya, banyak Sufi sepanjang seribu tahun terakhir ini tetap menganggap bahwa Al-Hallaj adalah seorang yang tercerahkan. (Baca juga: Kisah Bijak Para Sufi: Saudagar dan Darwis Kristen )
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1824 seconds (0.1#10.140)