Subhanallah, Pezina dan Pencuri Pun Masuk Surga Asalkan Menjauhi Perkara Ini
Minggu, 19 Juli 2020 - 16:48 WIB
Terkadang ada orang menilai dirinya orang yang mulia, ternyata di sisi Allah dia sangat buruk. Sebaliknya ada yang memandang dirinya hina, padahal di sisi Allah dia mulia. Maka, jangan sekali-kali meremehkan orang ahli maksiat , dan jangan sekali-kali mengagumi orang ahli ibadah.
Dalam Al-Qur'an , Allah berfirman bahwa manusia menjadi saksi atas dirinya sendiri, dan meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya. (QS Al-Qiyamah: 14-15). ( )
Dalam ayat lain, Allah Ta'ala mengingatkan manusia sebagaimana firman-Nya:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ عَلَىٰ حَرْفٍ ۖ فَإِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ اطْمَأَنَّ بِهِ ۖ وَإِنْ أَصَابَتْهُ فِتْنَةٌ انْقَلَبَ عَلَىٰ وَجْهِهِ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ
"Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi, maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata." (QS Al-Hajj: Ayat 11)
Dai asal Mesir Syeikh Ahmad Al-Mishri dalam satu tausiyahnya menyebutkan betapa luasnya rahmat Allah Ta'ala terutama bagi orang yang beriman (bertauhid). Syeikh Ahmad menukil sebuah Hadis Nabi , dari sahabat Abu Dzar RA menceritakan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) bersabda: " Jibril 'alaihissalam mendatangiku lalu memberikan kabar gembira kepadaku, bahwa orang yang meninggal dari umatmu dalam keadaan Tidak Mensyirikkan Allah dengan sesuatu apapun niscaya masuk surga ." Maka aku bertanya: "Meskipun dia berzina dan mencuri?" Jibril menjawab, 'walaupun dia berzina dan mencuri'. (HR. Muslim No. 137)
Hadis ini tidak bermaksud untuk melegalkan perbuatanzina ataupun perbuatan maksiat lainnya, sama sekali tidak. Akan tetapi hadis ini mengabarkan hikmah betapa luasnya rahmat Allah Ta'ala bagi mereka yang menjaga tauhid. Ketika seseorang bertauhid akan wafat dalam keadaan husnul khatimah (akhir yang baik), maka kalimat yang selalu ditalqinkan kalimat "Laa ilaaha illallaah". Sampai ada ulama yang selalu mentalqinkan lafadz "Allah Allah Allah". ( )
Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah salah satu di antara kalian mati, kecuali berprasangka baik terhadap Allah". (HR Muslim).
"Maka orang yang ahli ibadah apabila memiliki saudara ahli maksiat, jangan mengingatkannya dengan kesombongan. Sebab, ketika diwafatkan nanti orang ahli ibadah itu dihancurkan oleh Allah dan orang ahli maksiat itu diampuni segala dosanya oleh Allah Ta'ala," sebut Dai yang kini bermukim di Jakarta.( )
Rasulullah SAW bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا دَعَانِي
"Sesungguhnya Allah berkata: "Aku sesuai prasangka hamba-Ku padaku. Jika prasangka itu baik, maka kebaikan baginya. Dan apabila prasangka itu buruk, maka keburukan baginya". (HR Muslim)
Demikian nasihat indah yang mengajarkan kita pentingnya kalimat tauhid dan luasnya rahmat Allah Ta'ala. Semoga kita dimasukkan ke dalam golongan orang-orang beriman hingga akhir hayat. ( )
Wallahu Ta'ala A'lam
Dalam Al-Qur'an , Allah berfirman bahwa manusia menjadi saksi atas dirinya sendiri, dan meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya. (QS Al-Qiyamah: 14-15). ( )
Dalam ayat lain, Allah Ta'ala mengingatkan manusia sebagaimana firman-Nya:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ عَلَىٰ حَرْفٍ ۖ فَإِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ اطْمَأَنَّ بِهِ ۖ وَإِنْ أَصَابَتْهُ فِتْنَةٌ انْقَلَبَ عَلَىٰ وَجْهِهِ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ
"Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi, maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata." (QS Al-Hajj: Ayat 11)
Dai asal Mesir Syeikh Ahmad Al-Mishri dalam satu tausiyahnya menyebutkan betapa luasnya rahmat Allah Ta'ala terutama bagi orang yang beriman (bertauhid). Syeikh Ahmad menukil sebuah Hadis Nabi , dari sahabat Abu Dzar RA menceritakan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) bersabda: " Jibril 'alaihissalam mendatangiku lalu memberikan kabar gembira kepadaku, bahwa orang yang meninggal dari umatmu dalam keadaan Tidak Mensyirikkan Allah dengan sesuatu apapun niscaya masuk surga ." Maka aku bertanya: "Meskipun dia berzina dan mencuri?" Jibril menjawab, 'walaupun dia berzina dan mencuri'. (HR. Muslim No. 137)
Hadis ini tidak bermaksud untuk melegalkan perbuatanzina ataupun perbuatan maksiat lainnya, sama sekali tidak. Akan tetapi hadis ini mengabarkan hikmah betapa luasnya rahmat Allah Ta'ala bagi mereka yang menjaga tauhid. Ketika seseorang bertauhid akan wafat dalam keadaan husnul khatimah (akhir yang baik), maka kalimat yang selalu ditalqinkan kalimat "Laa ilaaha illallaah". Sampai ada ulama yang selalu mentalqinkan lafadz "Allah Allah Allah". ( )
Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah salah satu di antara kalian mati, kecuali berprasangka baik terhadap Allah". (HR Muslim).
"Maka orang yang ahli ibadah apabila memiliki saudara ahli maksiat, jangan mengingatkannya dengan kesombongan. Sebab, ketika diwafatkan nanti orang ahli ibadah itu dihancurkan oleh Allah dan orang ahli maksiat itu diampuni segala dosanya oleh Allah Ta'ala," sebut Dai yang kini bermukim di Jakarta.( )
Rasulullah SAW bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا دَعَانِي
"Sesungguhnya Allah berkata: "Aku sesuai prasangka hamba-Ku padaku. Jika prasangka itu baik, maka kebaikan baginya. Dan apabila prasangka itu buruk, maka keburukan baginya". (HR Muslim)
Demikian nasihat indah yang mengajarkan kita pentingnya kalimat tauhid dan luasnya rahmat Allah Ta'ala. Semoga kita dimasukkan ke dalam golongan orang-orang beriman hingga akhir hayat. ( )
Wallahu Ta'ala A'lam
(rhs)