Beginilah Cara Allah Ta'ala Menegur Hamba-hambaNya

Senin, 17 April 2023 - 13:35 WIB
Beragam cara Allah SWT menegur hamba-hambanya, namun cara Allah ini sebagai salah satu kasih sayang kepada hamba-hambaNya untuk terus taat dan bertakwa. Foto ilustrasi/ist
Saat Allah Subhanahu wa Ta'ala mulai menegur hamba-Nya, itulah momen terbaik hamba. Teguran Allah itu berarti bahwa Allah menunjukkan cinta dan kasih sayang-Nya. Seorang hamba yang berbuat salah kepada Allah, kemudian ditegur dari perbuatan salahnya (Allah tunjukkan kesalahannya), agar hamba bertaubat dan kembali pada jalan kebenaran.

Teguran ada beberapa arti. Bisa berupa sapaan, mencela, atau menasehati dan memperingatkan. Kalau arti teguran dari Allah , sudah jelas itu berarti ada nasehat dari langit yang disampaikan kepada hamba-Nya. Teguran juga merupakan peringatan dari Allah agar seorang hamba jangan makin jauh terjerumus dalam dosa, harus cepat kembali ke jalur taubat lalu hidup dalam ketaatan.



Dari Anas bin Malik, Nabishallallahu ‘alaihi wa sallambersabda :

“Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.” (HR. Tirmidzi).

Menurut ustad dari kajian Manhaj Salaf Muhammad Abduh Tuasikal dalam kajiannya menyebutkan, jadi teguran dari Allah adalah tanda cinta dari-Nya. Dengan cara Dia memberikan ujian dan musibah. Jika bukan karena musibah atau ujian, tentulah akan banyak mata yang enggan menangis, hati yang enggan rendah hati, tangan yang enggan menengadah ke atas, bibir yang enggan Istighfar, kening yang enggan bersujud dan hidup yang terus lalai.

Sari hadits Anas bin Malik, beliaushallallahu ‘alaihi wa sallambersabda :

“Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah).

Terkadang perut yang lapar, dompet yang kosong, tubuh yang terbaring sakit, masalah yang menimpa, musibah yang datang, seringkali dapat memberi pelajaran bermakna dalam hidup kita yang lalai. Itulah cara Allah Ta'ala menegur hamba-Nya.

Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia dengan diberikan musibah yang ia tidak suka sehingga ia keluar dari dunia dalam keadaan bersih dari dosa.

Musibah dan ujian yang berat (dari segi kualitas dan kuantitas, dalam pandangan manusia.) akan mendapat balasan pahala yang besar. Tanda Allah cinta dari Allah maka Dia akan menguji hamba-Nya. Dan Allah yang lebih mengetahui keadaan hamba-Nya.

Kata Lukman -seorang shalih- pada anaknya, “Wahai anakku, ketahuilah bahwa emas dan perak diuji keampuhannya dengan api sedangkan seorang mukmin diuji dengan ditimpakan musibah.”

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اَحَسِبَ النَّا سُ اَنْ يُّتْرَكُوْۤا اَنْ يَّقُوْلُوْۤا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَـنُوْنَ @ وَلَقَدْ فَتَـنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَـعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ


"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, "Kami telah beriman" dan mereka tidak diuji?". "Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta." (QS. Al-'Ankabut 2-3).

Karena mungkin saat kita berada dalam kesenangan, kemudahan, kecukupan, kita seringkali lalai dari mengingat Allah. Sehingga Allah pun menegur kita dengan musibah atau ujian.

Ketika kita berada di puncak kesenangan atau kebahagiaan, maka Allah menyapa kita dengan masalah, agar kita tidak melampui batas, tidak terlalu foya-foya, tidak lalai beribadah, tidak pamer dan berlebihan.

Ketika kita dalam kondisi sehat, maka Allah menegur kita dengan sakit, agar kita bersyukur dengan nikmat sehat, banyak memohon kesembuhan kepada Allah, belajar bersabar, tidak mudah menyia-nyiakan waktu, agar lebih menjaga pola makan dan hidup sehat.

Ketika kita dalam kemudahan, kenyamanan, kecukupan, maka Allah menegur kita dengan kesusahan, agar kita tidak merasa hebat, tidak berbangga diri, agar rendah hati, banyak bersyukur dan tidak bersikap sombong.

Ketika kita sibuk mengejar dunia hingga lalai untuk beribadah, maka Allah menegur kita dengan kegagalan dan kehilangan, agar kita sadar jangan berambisi dengan dunia, bahwa harta hanya titipan, bahwa dunia hanya sementara.
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَلَا تَقۡفُ مَا لَـيۡسَ لَـكَ بِهٖ عِلۡمٌ‌ ؕ اِنَّ السَّمۡعَ وَالۡبَصَرَ وَالۡفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤٮِٕكَ كَانَ عَنۡهُ مَسۡـُٔوۡلًا (٣٦) وَلَا تَمۡشِ فِى الۡاَرۡضِ مَرَحًا‌ ۚ اِنَّكَ لَنۡ تَخۡرِقَ الۡاَرۡضَ وَلَنۡ تَبۡلُغَ الۡجِبَالَ طُوۡلًا (٣٧) كُلُّ ذٰ لِكَ كَانَ سَيِّئُهٗ عِنۡدَ رَبِّكَ مَكۡرُوۡهًا (٣٨)
Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung. Semua itu kejahatan yang sangat dibenci di sisi Tuhanmu.

(QS. Al-Isra Ayat 36-38)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More