Inilah 6 Perbedaan Nabi dan Rasul, Ketahui dan Pahami

Kamis, 11 Mei 2023 - 19:52 WIB
Ulama sepakat bahwa ada perbedaan antara nabi dan rasul, terkait risalah yang disampaikan, umat dan sifatnya, serta perbedaan lainnya. Foto ilustrasi/ist
Perbedaan antara nabi dan rasul ini telah disepakati oleh para ulama. Umat Muslim tentunya harus tahu betul perbedaan ini dalam rangka mengimani adanya nabi dan rasul .

Dari sisi pemaknaannya, dijelaskan bahwa semua rasul itu adalah nabi, namun tidak semua Nabi merupakan seorang Rasul. Beberapa dalil yang menunjukkan perbedaan ini tercantum dalam Al-Quran, sebagaimana Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :

وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ وَلَا نَبِيٍّ


Artinya : "Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasul pun dan tidak (pula) seorang nabi.” (QS. Al-Haj: 52)

Perbedaan nabi dan rasul dijelaskan pula dalam Surat Maryam Ayat 51, Allah SWT berfirman :



وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ مُوسَى إِنَّهُ كَانَ مُخْلَصاً وَكَانَ رَسُولاً نَّبِيّاً


Artinya : "Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka), kisah Musa di dalam Al-Kitab (Al-Quran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang dipilih dan seorang rasul dan nabi.” (QS. Maryam: 51)

Terdapat beberapa hal yang menandai perbedaan Nabi dan Rasul, di antaranya adalah :

1. Cara Mendapatkan Wahyu

Perbedaan Nabi dan Rasul yang pertama ini berdasar pada cara memperoleh wahyu. Dimana Rasul memperoleh wahyu dari melalui perantaraan Jibril ‘alaihis salam kepadanya dalam kondisi sadar (terjaga).

Sedangkan Nabi mendapatkan wahyu atau mendapatkan kenabian dalam bentuk ilham atau melalui mimpi.

2. Tanggungjawab Terhadap Wahyu yang Diterima

Terdapat pendapat yang mengatakan bahwa Rasul mendapatkan wahyu dan diperintahkan untuk menyampaikan kepada umatnya. Sedangkan nabi itu mendapatkan wahyu, namun tidak diperintahkan untuk disampaikan kepada umatnya.

Ibnu Abil ‘Iz Al-Hanafi rahimahullah pernah menyampaikan bahwa, “Para ulama menyebutkan perbedaan-perbedaan antara Nabi dan Rasul. Pendapat yang paling bagus adalah bahwa siapa saja yang mendapatkan berita dari langit (wahyu), jika diperintahkan untuk disampaikan kepada orang lain, maka dia adalah nabi sekaligus rasul. Akan tetapi, jika tidak diperintahkan untuk disampaikan kepada orang lain, maka dia nabi, namun bukan rasul.” (Syarh Al-‘Aqidah Ath-Thahawiyyah, hal. 158)

3. Tugas

Pendapat berikutnya terkait perbedaan Nabi dan Rasul berdasar pada tugas yang diemban. Dimana Rasul akan diutus dengan membawa syariat yang baru. Sedangkan Nabi bila diutus maka akan membawakan syariat sebelumnya.

Hal tersebut dijelaskan dalam Al-Quran surat Al -Mu'minun ayat 44. Allah SWT berfirman :

ثُمَّ اَرۡسَلۡنَا رُسُلَنَا تَتۡـرَا‌ ؕ كُلَّ مَا جَآءَ اُمَّةً رَّسُوۡلُهَا كَذَّبُوۡهُ‌ فَاَتۡبَـعۡنَا بَعۡـضَهُمۡ بَعۡـضًا وَّجَعَلۡنٰهُمۡ اَحَادِيۡثَ‌ ۚ فَبُـعۡدًا لِّـقَوۡمٍ لَّا يُؤۡمِنُوۡنَ


Artinya : "Kemudian, Kami utus rasul-rasul Kami berturut-turut. Setiap kali seorang rasul datang kepada suatu umat, mereka mendustakan nya, maka Kami silih gantikan sebagian mereka dengan sebagian yang lain (dalam kebinasaan). Dan Kami jadikan mereka bahan cerita (bagi manusia). Maka kebiasaanlah bagi kaum yang tidak beriman." (QS Al-Muminun : 44)

4. Umat

Dalam sebuah pendapat oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah, disebutkan bahwa Rasul akan diutus kepada umat yang menyelisihi atau menentangnya. Sementara Nabi akan diutus pada umat yang akan menyambut dakwahnya.

Pendapat ini diperkuat dengan hadits yang meriwayatkan Rasulullah SAW pernah bersabda :

فَيَأْتُونَ نُوحًا فَيَقُولُونَ: يَا نُوحُ، إِنَّكَ أَنْتَ أَوَّلُ الرُّسُلِ إِلَى أَهْلِ الأَرْضِ
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
وَحُشِرَ لِسُلَيۡمٰنَ جُنُوۡدُهٗ مِنَ الۡجِنِّ وَالۡاِنۡسِ وَالطَّيۡرِ فَهُمۡ يُوۡزَعُوۡنَ (١٧) حَتّٰٓى اِذَاۤ اَتَوۡا عَلٰى وَادِ النَّمۡلِۙ قَالَتۡ نَمۡلَةٌ يّٰۤاَيُّهَا النَّمۡلُ ادۡخُلُوۡا مَسٰكِنَكُمۡ‌ۚ لَا يَحۡطِمَنَّكُمۡ سُلَيۡمٰنُ وَجُنُوۡدُهٗۙ وَهُمۡ لَا يَشۡعُرُوۡنَ‏ (١٨) فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِّنۡ قَوۡلِهَا وَقَالَ رَبِّ اَوۡزِعۡنِىۡۤ اَنۡ اَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ الَّتِىۡۤ اَنۡعَمۡتَ عَلَىَّ وَعَلٰى وَالِدَىَّ وَاَنۡ اَعۡمَلَ صَالِحًـا تَرۡضٰٮهُ وَاَدۡخِلۡنِىۡ بِرَحۡمَتِكَ فِىۡ عِبَادِكَ الصّٰلِحِيۡنَ (١٩)
Dan untuk Sulaiman dikumpulkan bala tentaranya dari jin, manusia dan burung, lalu mereka berbaris dengan tertib. Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari. Maka dia (Sulaiman) tersenyum lalu tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa, Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shalih.

(QS. An-Naml Ayat 17-19)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More