Kisah Umat Hindu India Ingin Meletakkan Berhala Dewa Hindu di 22 Kamar Taj Mahal
Jum'at, 12 Mei 2023 - 10:44 WIB
Konflik Hindu-Islam di India merembet ke mana-mana. Taj Mahal, kompleks mausoleum besar yang dibangun kaisar Mughal Shah Jahan untuk makam istri tercintanya pada 1632, akhir-akhir ini menjadi sarang kontroversi.
Partai Nasionalis Hindu yang berkuasa tiba-tiba mengapungkan wacana bahwa Taj Mahal adalah sebuah kuil Hindu. Wacana ini beririsan dengan upaya pemerintah yang menghilangkan sejarah Islam di India dalam buku pelajaran sekolah.
Pada bulan Mei 2022, sebuah petisi diajukan oleh Rajneesh Singh, yang dikatakan sebagai "penanggung jawab media" unit Ayodhya dari partai nasionalis Hindu yang berkuasa, Partai Bharatiya Janta. Ia membentuk panel pencari fakta tentang "sejarah nyata" dari Taj Mahal. "Pemohon juga mendesak pembukaan 22 kamar tertutup, untuk kemungkinan adanya berhala dewa Hindu di dalamnya," laman skift.com melaporkan belum lama ini.
Taj Mahal, salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia. Ini adalah monumen yang banyak dikunjungi wisatawan internasional maupun domestik. Pada 2019-2020, hampir 4,5 juta wisatawan domestik dan 650.000 wisatawan internasional mengunjungi Taj Mahal.
Sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 1983, pendapatan yang dihasilkan oleh monumen tersebut telah meningkat hampir 400% dalam 5 tahun terakhir. Pada 2018-2019 Taj Mahal menghasilkan pendapatan senilai US$11 juta, sementara biaya pemeliharaan dan konservasi sekitar US$700.000.
Kontroversi agama seperti itu dikhawatirkan akan mempengaruhi sikap wisatawan untuk datang ke tempat itu.
Di Balik Kontroversi Terbaru
Sama seperti Taj Mahal yang merupakan simbol budaya India, monumen ikonik ini juga menjadi sarang konflik budaya India.
Beberapa kelompok sayap kanan mengklaim Taj Mahal sebagai Taj Mahalaya - sebuah kuil Hindu di masa lalu. Sejarawan sayap kanan Purushottam Nagesh Oak dalam bukunya “The Taj Mahal is a Hindu Palace” mengklaim bahwa monumen tersebut awalnya adalah kuil Siwa yang dibangun oleh penguasa Rajput.
Menariknya, judul karya Oak lainnya termasuk "Benteng Merah Delhi adalah Hindu Lalkot", "Imabaras Lucknow adalah Istana Hindu", dan "Benteng Merah Agra adalah Istana Hindu".
Meskipun petisi Rajneesh Singh pada Mei tahun ini dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi Allahabad, para aktivis sayap kanan tidak yakin. Singh juga telah meminta izin untuk melihat dokumen terkait penjualan tanah Taj Mahal oleh raja Rajput Raja Jai Singh kepada Shah Jahan.
Survei Arkeologi India juga telah merilis foto-foto sel, menyatakan bahwa tidak ada rahasia dan ruangan ini berisi beberapa mausoleum era Mughal.
“Sentimen seperti itu selalu ada di India terutama saat negara bersiap untuk pemilihan umum pada tahun 2024. Tentu saja, dengan Taj Mahal menjadi monumen ikonik, jarak tempuh yang dapat diambil darinya akan lebih besar,” kata Mahatim Singh, general manager Layanan Perjalanan Touraids (India).
Partai Nasionalis Hindu yang berkuasa tiba-tiba mengapungkan wacana bahwa Taj Mahal adalah sebuah kuil Hindu. Wacana ini beririsan dengan upaya pemerintah yang menghilangkan sejarah Islam di India dalam buku pelajaran sekolah.
Pada bulan Mei 2022, sebuah petisi diajukan oleh Rajneesh Singh, yang dikatakan sebagai "penanggung jawab media" unit Ayodhya dari partai nasionalis Hindu yang berkuasa, Partai Bharatiya Janta. Ia membentuk panel pencari fakta tentang "sejarah nyata" dari Taj Mahal. "Pemohon juga mendesak pembukaan 22 kamar tertutup, untuk kemungkinan adanya berhala dewa Hindu di dalamnya," laman skift.com melaporkan belum lama ini.
Taj Mahal, salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia. Ini adalah monumen yang banyak dikunjungi wisatawan internasional maupun domestik. Pada 2019-2020, hampir 4,5 juta wisatawan domestik dan 650.000 wisatawan internasional mengunjungi Taj Mahal.
Sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 1983, pendapatan yang dihasilkan oleh monumen tersebut telah meningkat hampir 400% dalam 5 tahun terakhir. Pada 2018-2019 Taj Mahal menghasilkan pendapatan senilai US$11 juta, sementara biaya pemeliharaan dan konservasi sekitar US$700.000.
Kontroversi agama seperti itu dikhawatirkan akan mempengaruhi sikap wisatawan untuk datang ke tempat itu.
Di Balik Kontroversi Terbaru
Sama seperti Taj Mahal yang merupakan simbol budaya India, monumen ikonik ini juga menjadi sarang konflik budaya India.
Beberapa kelompok sayap kanan mengklaim Taj Mahal sebagai Taj Mahalaya - sebuah kuil Hindu di masa lalu. Sejarawan sayap kanan Purushottam Nagesh Oak dalam bukunya “The Taj Mahal is a Hindu Palace” mengklaim bahwa monumen tersebut awalnya adalah kuil Siwa yang dibangun oleh penguasa Rajput.
Menariknya, judul karya Oak lainnya termasuk "Benteng Merah Delhi adalah Hindu Lalkot", "Imabaras Lucknow adalah Istana Hindu", dan "Benteng Merah Agra adalah Istana Hindu".
Meskipun petisi Rajneesh Singh pada Mei tahun ini dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi Allahabad, para aktivis sayap kanan tidak yakin. Singh juga telah meminta izin untuk melihat dokumen terkait penjualan tanah Taj Mahal oleh raja Rajput Raja Jai Singh kepada Shah Jahan.
Survei Arkeologi India juga telah merilis foto-foto sel, menyatakan bahwa tidak ada rahasia dan ruangan ini berisi beberapa mausoleum era Mughal.
“Sentimen seperti itu selalu ada di India terutama saat negara bersiap untuk pemilihan umum pada tahun 2024. Tentu saja, dengan Taj Mahal menjadi monumen ikonik, jarak tempuh yang dapat diambil darinya akan lebih besar,” kata Mahatim Singh, general manager Layanan Perjalanan Touraids (India).
(mhy)