Pengin Sukses dalam Berdagang? Ini 6 Rahasia yang Diajarkan Rasulullah SAW
Sabtu, 12 Agustus 2023 - 10:29 WIB
Setiap muslim yang ingin berbisnis atau berdagang pasti menginginkan kesuksesan. Nah, dalam Islam contoh teladan pebisnis yang sukses adalah Baginda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Beliau mengajarkan kiat-kiatnya agar bisnis sukses dan berkah.
Rahasia dagang Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam terletak pada sifat dan akhlak beliau yang sangat mulia. Nabi Muhammad dikenal sebagai seorang pedagang jujur dan adil, sehingga banyak pembeli yang percaya dan membeli kembali barangnya. Nabi berdagang bukan sekadar mencari nafkah halal untuk kebutuhan hidup, tetapi juga mencari relasi untuk membangun reputasinya agar investor datang untuk mempercayakan dana kepadanya.
Dalam satu hadis yang diriwayatkan Baihaqi bahwa Nabi Muhammad SAW menganjurkan umat Islam untuk berdagang karena hal itu merupakan sebaik-baiknya usaha. Nabi Muhammad sendiri pun merupakan sosok pedagang yang belajar dari pamannya, Abu Thalib saat pergi ke Negeri Syam. Sang baginda tumbuh di bawah pengawasan Abu Thalib dengan menjadi pribadi yang idealis. Begitulah gaya dagang Nabi Muhammad (Rasulullah).
Bisnis yang dijalankan pun semakin sukses dan kekayaan beliau semakin bertambah. Lalu apa yang menjadi rahasia dibalik kesuksesan beliau tersebut. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut rahasia dagang yang dipegang oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:
Dalam berjualan, beliau tidak pernah berbohong, beliau berjualan dengan mengatakan hal sesungguhnya. Bahkan ketika ada pembeliyang menanyakan berapa modal dan keuntungan yang diambil, beliau pun memberitahukan kepada mereka dengan jujur.
Coba bayangkan jika kita melayani dengan wajah yang ala kadarnya cemberut tanpa senyuman apalagi sampai berkata kasar, tentu saja orang-orang akan malas untuk kembali membeli dagangan kita. Dagang melalui online pun demikian, kita harus lebih hati-hati dalam mengetik. Saat berkomunikasi lewat chat ataupun telepon dengan pembeli kita harus gunakan bahasa yang sopan. Fast respond juga sangat diperlukan, karena itu juga salah satu bentuk menghormati konsumen.
Cara yang tepat untuk menentukan harga produk adalah sesuaikan dengan harga pasar, jangan melebihi harga yang berlaku di pasaran hanya karena ingin mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Cara Rasulullah sangat tepat dan tetap berlaku di era kekinian. Sangat penting untuk mengenali calon konsumen sebelum memasarkan produk. Lakukan observasi tentang bagaimana gaya hidup, kebiasaan, dan kebutuhan sehari-hari mereka terlebih dahulu. Banyak kegagalan dalam berdagang karena mengabaikan hal ini. Setelah observasi tentu kita bisa memilah mana produk kita yang sesuai untuk dijual di daerah tersebut.
Jadi, jenis produk yang kita jual dari daerah yang satu ke daerah yang lainnya bisa saja berbeda tergantung dari kebutuhan mayoritas masyarakatnya.
Allah Ta'ala berfirman
Yaaa ayyuhar Rasuulu balligh maaa unzila ilaika mir Rabbika wa il lam taf’al famaaa ballaghta Risaalatah; wallaahu ya’simuka minan naas; innal laaha laa yahdil qawmal kaafiriin.
Artinya: “Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” (QS. Al-Maidah: 67)
Wallahu A'lam
Rahasia dagang Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam terletak pada sifat dan akhlak beliau yang sangat mulia. Nabi Muhammad dikenal sebagai seorang pedagang jujur dan adil, sehingga banyak pembeli yang percaya dan membeli kembali barangnya. Nabi berdagang bukan sekadar mencari nafkah halal untuk kebutuhan hidup, tetapi juga mencari relasi untuk membangun reputasinya agar investor datang untuk mempercayakan dana kepadanya.
Dalam satu hadis yang diriwayatkan Baihaqi bahwa Nabi Muhammad SAW menganjurkan umat Islam untuk berdagang karena hal itu merupakan sebaik-baiknya usaha. Nabi Muhammad sendiri pun merupakan sosok pedagang yang belajar dari pamannya, Abu Thalib saat pergi ke Negeri Syam. Sang baginda tumbuh di bawah pengawasan Abu Thalib dengan menjadi pribadi yang idealis. Begitulah gaya dagang Nabi Muhammad (Rasulullah).
Bisnis yang dijalankan pun semakin sukses dan kekayaan beliau semakin bertambah. Lalu apa yang menjadi rahasia dibalik kesuksesan beliau tersebut. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut rahasia dagang yang dipegang oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:
1. Jujur
Kejujuran dalam berdagang adalah hal mutlak. Seperti yang kita tahu, Rasulullah mendapatkan julukan al-amin yang artinya dapat dipercaya. Beliau sangat menekankan untuk tidak berbohong dalam persoalan berdagang.Dalam berjualan, beliau tidak pernah berbohong, beliau berjualan dengan mengatakan hal sesungguhnya. Bahkan ketika ada pembeliyang menanyakan berapa modal dan keuntungan yang diambil, beliau pun memberitahukan kepada mereka dengan jujur.
2. Menghormati konsumen
Seperti kata pepatah “pembeli adalah raja”, perlakukanlah konsumen dengan sebaik-baiknya. Seburuk-buruknya mood kita jangan sampai terbawa saat sedang berdagang. Berdaganglah dengan tersenyum, bersikap ramah, sopan, karena dengan begitu secara tidak langsung membuat pelanggan senang.Coba bayangkan jika kita melayani dengan wajah yang ala kadarnya cemberut tanpa senyuman apalagi sampai berkata kasar, tentu saja orang-orang akan malas untuk kembali membeli dagangan kita. Dagang melalui online pun demikian, kita harus lebih hati-hati dalam mengetik. Saat berkomunikasi lewat chat ataupun telepon dengan pembeli kita harus gunakan bahasa yang sopan. Fast respond juga sangat diperlukan, karena itu juga salah satu bentuk menghormati konsumen.
3. Kualitas dagangannya bagus
Ketika kita menjual suatu barang atau produk, pastikan bahwa kualitasnya bagus atau baik. Karena orang akan kembali membeli produk kita bila barang yang diterimanya berkualitas. Bahkan mereka juga akan merekomendasikan produk kita kepada orang lain, sehingga produk kita dikenal banyak orang dan meluas. Dengan begini maka otomatis pelanggan akan bertambah dan pemasukan pun ikut bertambah.4. Ambil keuntungan yang wajar
Dalam Islam memang tidak ada batasan dalam pengambilan keuntungan. Tapi sebagai umat Islam kita seharusnya tidak menjual dengan harga yang tinggi. Karena tujuan utama jual beli adalah untuk saling tolong menolong.Cara yang tepat untuk menentukan harga produk adalah sesuaikan dengan harga pasar, jangan melebihi harga yang berlaku di pasaran hanya karena ingin mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
5. Mengenali calon konsumennya
Ketika akan menjajakan produk dan di wilayah mana akan menjualnya, hendaknya kita mengenali dulu calon konsumen yang akan kita hadapi. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam berdagang di kota satu dan kota lainnya terkadang membawa barang dagangan yang berbeda.Cara Rasulullah sangat tepat dan tetap berlaku di era kekinian. Sangat penting untuk mengenali calon konsumen sebelum memasarkan produk. Lakukan observasi tentang bagaimana gaya hidup, kebiasaan, dan kebutuhan sehari-hari mereka terlebih dahulu. Banyak kegagalan dalam berdagang karena mengabaikan hal ini. Setelah observasi tentu kita bisa memilah mana produk kita yang sesuai untuk dijual di daerah tersebut.
Jadi, jenis produk yang kita jual dari daerah yang satu ke daerah yang lainnya bisa saja berbeda tergantung dari kebutuhan mayoritas masyarakatnya.
6. Negosiasi yang baik
Nabi Muhammad menjadi pebisnis ulung karena memiliki kemampuan negosiasi, komunikasi, dan reputasi yang baik. Seperti arti Tabligh yakni menyampaikan perintah dan larangan, Nabi Muhammad tegas dan selalu menyampaikan keadaan berdagang tanpa menyembunyikan fakta.Allah Ta'ala berfirman
يٰۤـاَيُّهَا الرَّسُوۡلُ بَلِّغۡ مَاۤ اُنۡزِلَ اِلَيۡكَ مِنۡ رَّبِّكَ ؕ وَاِنۡ لَّمۡ تَفۡعَلۡ فَمَا بَلَّغۡتَ رِسٰلَـتَهٗ ؕ وَاللّٰهُ يَعۡصِمُكَ مِنَ النَّاسِ ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهۡدِى الۡقَوۡمَ الۡـكٰفِرِيۡنَ
Yaaa ayyuhar Rasuulu balligh maaa unzila ilaika mir Rabbika wa il lam taf’al famaaa ballaghta Risaalatah; wallaahu ya’simuka minan naas; innal laaha laa yahdil qawmal kaafiriin.
Artinya: “Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” (QS. Al-Maidah: 67)
Wallahu A'lam
(wid)