Jangan Mendahului Imam Ketika Sholat Berjamaah, Ini Akibatnya

Rabu, 30 Agustus 2023 - 19:17 WIB
Mendahului imam dalam gerakan sholat merupakan hal terlarang dalam syariat. Imam itu diangkat untuk diikuti. Jika ia bertakbir maka bertakbirlah, dan jangan bertakbir sampai ia bertakbir. Foto ilustrasi/ist
Mendahului imam ketika sholat berjamaah diibaratkan seorang pencuri dalam sholat. Sejatinya, seorang makmum harus mengikuti imam dalam gerakan sholat, bukan malah mendahului atau bergerak bersamaan dengan imam.

Berikut kisah orang yang mendahului imam dalam sholat dikutip dari Buku "100 Kisah Menarik Penuh Ibrah" karya Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi. Ibnu Hajar pernah bercerita, salah seorang ahli Hadis pernah pergi ke Damaskus untuk menimba ilmu dari seorang syaikh yang masyhur di sana. Dia pun belajar beberapa hadits darinya.

Namun, sang guru membuat hijab (penghalang) antara dirinya dengan muridnya sehingga murid tidak pernah melihat wajah sang guru. Tatkala sudah lama belajar hadits dan melihat semangat murid dalam belajar hadits, maka sang guru membuka penutup wajahnya, ternyata wajahnya adalah wajah keledai. Lantas beliau berkata: "Wahai anakku, janganlah sekali-kali engkau mendahului imam, karena tatkala saya mendapati hadits tentang larangannya, saya menganggap mustahil kejadian itu, saya pun mendahului imam, maka wajah saya seperti yang engkau lihat sekarang."

Kisah ini dipopulerkan oleh Syaikh Masyhur Hasan Salman dalam Kitabnya al-Qaulul Mubin fi Akhtha'il Mushallin hal 261. Namun, jangan tergesa-tergesa dahulu mempercayainya, karena penulisnya telah meralat dalam kitabnya yang lain Qashashun La Tatsbut 8/263–267 setelah mendapatkan manuskrip asli kitab al-Ijazah fi Ilmi Hadits karya Ibnu Hajar al-Haitami dan ternyata sang pencerita adalah Ibnu Hajar al-Haitami, bukan Ibnu Hajar al-Asqalani!

Belajar dari Kisah Hajjaj bin Yusuf



Sebagai gantinya, Abu Ubaidah Yusuf membawakan kisah Imam Ibnu Katsir. "Suatu saat, Hajjaj bin Yusuf pernah sholat di samping Imam Sa'id bin Musayyib (ulama ahli Hadis dan ahli fiqih di Madinah) sebelum menjabat sebagai pemimpin. Hajjaj berdiri sebelum imam berdiri dan turun sujud sebelum imam. Setelah selesai sholat, maka Imam Sa'id sembari berdzikir menarik bajunya, dan Hajjaj pun menarik juga tak mau kalah.

Selesai berdzikir maka Imam Sa'id berkata kepadanya, "Wahai pencuri! Wahai pengkhianat! Kamu shalat seperti ini modelnya?Sungguh, ingin sekali aku menampar wajahmu dengan sandalku ini."

Hajjaj tidak membalas sedikit pun lalu pergi haji kemudian kembali ke Syam, lalu menjadi gubernur di Hijaz. Tatkala usai membunuh Ibnu Zubair, dia pulang ke Madinah. Ketika dia masuk masjid, dia mendapati majelis Imam Sa'id bin Musayyib dan ikut hadir di majelis Sa'id. Orang-orang ketakutan karena khawatir terjadi apa-apa pada sang Imam.

Hajjaj datang ke majelis itu lalu bertanya: "Anda guru di majelis ini?" Jawab Imam Sa'id dengan tegas, "Benar saya." Hajjaj mengatakan, "Semoga Allah membalas kebaikan kepada Guru, karena saya tidak sholat setelah itu kecuali teringat dengan ucapan Anda." Setelah itu Hajjaj pergi.

Untuk diketahui, Hajjaj bin Yusuf (wafat 95 H) ini adalah sosok penguasa zalim yang kontroversial karena sering menumpahkan darah kaum muslimin di masa Dinasti Umayyah.

Kisah ini menunjukkan betapa semangatnya para ulama terdahulu untuk tidak mendahului gerakan imam dalam sholat. Mereka menilai orang yang mendahului imam adalah pencuri dan seorang pengkhianat.

Pesan Hadis

Agar sholat berjamaah bernilai di sisi Allah ada baiknya seorang makmum mengetahui adab-adabnya. Makmum tak boleh berdiri di depan iman, mendahului, atau bergerak secara bersamaan dengan gerakan imam. Tapi, Ia harus melakukannya sesudah imam. Ia tak boleh rukuk kecuali setelah imam sempurna dalam posisi rukuk. Begitu pun, ia tak boleh sujud selama dahi imam belum sampai di tanah.

Dalam riwayat shahih disebutkan: "Sesungguhnya imam itu untuk diikuti maka jangan menyelisihinya. Apabila ia takbir maka takbirlah. Dan apabila ruku maka rukulah, dan apabila ia mengucapkan sami'allahu liman hamidah, maka ucapkan: Rabbana walakal hamdu, dan apabila ia sujud maka sujudlah kalian." (Muttafaq 'Alaih)

Semoga kisah ini bermanfaat.

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(rhs)
cover top ayah
مَاۤ اَصَابَ مِنۡ مُّصِيۡبَةٍ فِى الۡاَرۡضِ وَلَا فِىۡۤ اَنۡفُسِكُمۡ اِلَّا فِىۡ كِتٰبٍ مِّنۡ قَبۡلِ اَنۡ نَّبۡـرَاَهَا ؕ اِنَّ ذٰ لِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيۡرٌۚ (٢٢) لِّـكَيۡلَا تَاۡسَوۡا عَلٰى مَا فَاتَكُمۡ وَلَا تَفۡرَحُوۡا بِمَاۤ اٰتٰٮكُمۡ‌ؕ وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٍ فَخُوۡرِۙ‏ (٢٣) اۨلَّذِيۡنَ يَبۡخَلُوۡنَ وَيَاۡمُرُوۡنَ النَّاسَ بِالۡبُخۡلِ‌ؕ وَمَنۡ يَّتَوَلَّ فَاِنَّ اللّٰهَ هُوَ الۡغَنِىُّ الۡحَمِيۡدُ (٢٤)
Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah. Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan jangan pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri, yaitu orang-orang yang kikir dan menyuruh orang lain berbuat kikir. Barangsiapa berpaling (dari perintah-perintah Allah), maka sesungguhnya Allah, Dia Mahakaya, Maha Terpuji.

(QS. Al-Hadid Ayat 22-24)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More