Keutamaan Mengucap Salam Saat Masuk Rumah dan Dalilnya
Selasa, 17 Oktober 2023 - 09:56 WIB
Keutamaan mengucapkan salam ketika masuk rumah akan mendapat jaminan kecukupan rezeki dari Allah Subhanahu wa ta'ala dan masuk surga.
Salam atau ucapan 'Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh' sendiri merupakan kalimat sapaan yang diajarkan oleh Allah. Kalimat ini membawa keberkahan; sebab mengandung doa keselamatan dari kekurangan, dan doa agar rahmat diturunkan, diawetkan, bahkan dikembangkan.
"Kemudian kalimat ini juga sangat baik, karena dicintai Allah, serta menumbuhkan kasih sayang antar sesama., "ungkap Ustaz Abdullah Zaen, dari Kajian Sunnah, beberapa waktu lalu di Jakarta.
Keutamaan salam ini, sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam sabdanya:
“Ada tiga jenis manusia yang mendapat jaminan dari Allah. Jika ia hidup; maka akan dikaruniai rezeki dan kecukupan. Bila ia mati; maka akan dimasukkan oleh Allah ke surga. (1) Siapapun yang masuk rumahnya dan mengucapkan salam, maka ia mendapat jaminan dari Allah. (2) Siapapun yang keluar menuju masjid, maka ia mendapat jaminan dari Allah. (3) Siapapun yang keluar di jalan Allah, maka ia akan mendapat jaminan dari Allah”. (HR. Ibn Hibban dari Abu Umamah Radhiyallahu ‘Anhu dan dinilai sahih oleh al-Albaniy)
Semakin sempurna redaksi salam yang diucapkan; maka akan semakin besar pahala yang didapatkan.
Imran bin Hushain Radhiyallahu ‘Anhu menuturkan:
“Pada suatu hari ada seseorang datang menemui Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sembari mengucapkan “Assalamu’alaikum”. Maka beliau berkomentar, “Ia mendapat sepuluh pahala”. Lalu ada orang lain datang dan mengucapkan, “Assalamu’alaikum warahmatullah”. Beliau berkomentar, “Ia mendapat duapuluh pahala”. Kemudian datang orang ketiga dan mengucapkan,
“Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh”. Maka beliau berkomentar, “Ia mendapat tiga puluh pahala”. (HR. Tirmidziy dan dinilai sahih oleh al-Albaniy)
Dalilnya , Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Jika kalian masuk rumah-rumah, maka ucapkanlah salam kepada sesama diri kalian, dengan salam yang diajarkan Allah, yaitu yang penuh berkah dan sangat baik.” (QS. An-Nur[24]: 61)
Syaikh As-Si’dy Rahimahullahu Ta’ala berkata bahwa yang dimaksud dengan “rumah-rumah” di sini adalah mencakup semua rumah, baik itu rumah milik sendiri atau rumah milik orang lain. Baik itu rumah yang ada penghuninya, maupun rumah yang tidak ada penghuninya.
Teks tersebut telah dirapikan agar lebih mudah dibaca: Bedanya, kalau kita masuk rumah sendiri, kita ucapkan salam, kemudian bisa langsung masuk. Kalau mau ke rumah orang lain, setelah mengucapkan salam tidak boleh langsung masuk, kalau belum mendapatkan izin dari pemilik rumah. Walaupun pintu rumah orang lain itu terbuka, tetap kita tidak boleh langsung masuk, kalau belum diizinkan.
Bahkan, jangankan kita masuk, berdiri di depan pintu persis saja tidak boleh. Jadi kalau kita mau bertamu ke rumah orang, hendaklah kita berdiri di sampingnya. Karena kalau kita berdiri persis di depan pintu, kemudian pintu itu dibuka, maka kita dengan bebas akan bisa melihat isi rumah. Padahal belum tentu tuan rumahnya rela kita melihat isi rumahnya. Walaupun kita tidak sengaja, ketika tuan rumahnya itu tidak suka, maka itu tidak baik.
Kalau si tuan rumah ini mengizinkan kita untuk masuk, berarti dia sudah rela agar kita melihat isi dalam rumahnya. Itu pun kita diajarkan saat bertamu, jangan banyak melihat kesana-kemari (celingak-celinguk). Itu tidak sopan.
Bagaimana kalau, misalnya, sama tuan rumahnya tidak dipersilahkan masuk? Jawabannya jangan masuk. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Salam atau ucapan 'Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh' sendiri merupakan kalimat sapaan yang diajarkan oleh Allah. Kalimat ini membawa keberkahan; sebab mengandung doa keselamatan dari kekurangan, dan doa agar rahmat diturunkan, diawetkan, bahkan dikembangkan.
"Kemudian kalimat ini juga sangat baik, karena dicintai Allah, serta menumbuhkan kasih sayang antar sesama., "ungkap Ustaz Abdullah Zaen, dari Kajian Sunnah, beberapa waktu lalu di Jakarta.
Keutamaan salam ini, sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam sabdanya:
ثَلَاثَةٌ كُلُّهُمْ ضَامِنٌ عَلَى اللَّهِ؛ إِنْ عَاشَ رُزِقَ وَكُفِيَ، وَإِنْ مَاتَ أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ: مَنْ دَخَلَ بَيْتَهُ فَسَلَّمَ فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللَّهِ، وَمَنْ خَرَجَ إِلَى الْمَسْجِدِ فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللَّهِ، وَمَنْ خَرَجَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللَّهِ
“Ada tiga jenis manusia yang mendapat jaminan dari Allah. Jika ia hidup; maka akan dikaruniai rezeki dan kecukupan. Bila ia mati; maka akan dimasukkan oleh Allah ke surga. (1) Siapapun yang masuk rumahnya dan mengucapkan salam, maka ia mendapat jaminan dari Allah. (2) Siapapun yang keluar menuju masjid, maka ia mendapat jaminan dari Allah. (3) Siapapun yang keluar di jalan Allah, maka ia akan mendapat jaminan dari Allah”. (HR. Ibn Hibban dari Abu Umamah Radhiyallahu ‘Anhu dan dinilai sahih oleh al-Albaniy)
Semakin sempurna redaksi salam yang diucapkan; maka akan semakin besar pahala yang didapatkan.
Imran bin Hushain Radhiyallahu ‘Anhu menuturkan:
“Pada suatu hari ada seseorang datang menemui Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sembari mengucapkan “Assalamu’alaikum”. Maka beliau berkomentar, “Ia mendapat sepuluh pahala”. Lalu ada orang lain datang dan mengucapkan, “Assalamu’alaikum warahmatullah”. Beliau berkomentar, “Ia mendapat duapuluh pahala”. Kemudian datang orang ketiga dan mengucapkan,
“Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh”. Maka beliau berkomentar, “Ia mendapat tiga puluh pahala”. (HR. Tirmidziy dan dinilai sahih oleh al-Albaniy)
Dalil Ucapan Salam
Ucapan salam atau 'Assalamualaikum wrahmatullahi wabarakatuh' adalah salah satu doa yang diajarkan dalam agama kita untuk dibaca saat masuk rumah.Dalilnya , Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فَإِذا دَخَلْتُمْ بُيُوتاً فَسَلِّمُوا عَلى أَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُبارَكَةً طَيِّبَةً
“Jika kalian masuk rumah-rumah, maka ucapkanlah salam kepada sesama diri kalian, dengan salam yang diajarkan Allah, yaitu yang penuh berkah dan sangat baik.” (QS. An-Nur[24]: 61)
Syaikh As-Si’dy Rahimahullahu Ta’ala berkata bahwa yang dimaksud dengan “rumah-rumah” di sini adalah mencakup semua rumah, baik itu rumah milik sendiri atau rumah milik orang lain. Baik itu rumah yang ada penghuninya, maupun rumah yang tidak ada penghuninya.
Teks tersebut telah dirapikan agar lebih mudah dibaca: Bedanya, kalau kita masuk rumah sendiri, kita ucapkan salam, kemudian bisa langsung masuk. Kalau mau ke rumah orang lain, setelah mengucapkan salam tidak boleh langsung masuk, kalau belum mendapatkan izin dari pemilik rumah. Walaupun pintu rumah orang lain itu terbuka, tetap kita tidak boleh langsung masuk, kalau belum diizinkan.
Bahkan, jangankan kita masuk, berdiri di depan pintu persis saja tidak boleh. Jadi kalau kita mau bertamu ke rumah orang, hendaklah kita berdiri di sampingnya. Karena kalau kita berdiri persis di depan pintu, kemudian pintu itu dibuka, maka kita dengan bebas akan bisa melihat isi rumah. Padahal belum tentu tuan rumahnya rela kita melihat isi rumahnya. Walaupun kita tidak sengaja, ketika tuan rumahnya itu tidak suka, maka itu tidak baik.
Kalau si tuan rumah ini mengizinkan kita untuk masuk, berarti dia sudah rela agar kita melihat isi dalam rumahnya. Itu pun kita diajarkan saat bertamu, jangan banyak melihat kesana-kemari (celingak-celinguk). Itu tidak sopan.
Bagaimana kalau, misalnya, sama tuan rumahnya tidak dipersilahkan masuk? Jawabannya jangan masuk. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَإِن قِيلَ لَكُمُ ارْجِعُوا فَارْجِعُوا ۖ هُوَ أَزْكَىٰ لَكُمْ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ