Zionis Klaim Talmud Merupakan Nukilan Taurat, Benarkah?
Kamis, 19 Oktober 2023 - 15:50 WIB
Zionis mengklaim diri mereka sebagai pengikut Nabi Musa as , dan kitab pedoman mereka (Talmud) itu merupakan nukilan dari Taurat . Taurat yang asli adalah kitab yang agung. Ia adalah cahaya yang memberikan petunjuk seperti yang Allah firmankan:
Artinya: Sungguh, Kami yang menurunkan Kitab Taurat; di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya. Yang dengan Kitab itu para nabi yang berserah diri kepada Allah memberi putusan atas perkara orang Yahudi, demikian juga para ulama dan pendeta-pendeta mereka, sebab mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu jual ayat-ayat-Ku dengan harga murah. Barangsiapa tidak memutuskan dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir. ( QS Al-Maidah : 44)
Dan Dia, Yang Maha Tinggi, berfirman:
Artinya: Kemudian Kami telah memberikan kepada Musa Kitab (Taurat) untuk menyempurnakan (nikmat Kami) kepada orang yang berbuat kebaikan, untuk menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat, agar mereka beriman akan adanya pertemuan dengan Tuhannya. ( QS Al-An’am : 154)
Taurat yang ada saat ini mencakup lima kitab: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan.
Kejadian berbicara tentang penciptaan dunia, penampakan manusia, banjir Nabi Nuh, kelahiran Nabi Ibrahim hingga wafatnya Nabi Yusuf as. Keluaran, Dia berbicara tentang kehidupan Bani Israil di Mesir , dari zaman Nabi Ya‘qub hingga eksodus mereka ke tanah Kanaan Bersama Nabi Musa dan Yosua bin Nun As.
Sedangkan Imamat berkaitan dengan Lewi bin Nabi Ya‘qub, dan dalam buku ini ada pembicaraan tentang kesucian, kenajisan, persembahan korban, nazar, dan pemuliaan Nabi Harun dan putra-putranya.Bilangan, dia menghitung suku Bani Israil sejak Nabi Ya‘qub, dan kaum mereka, dan ternak mereka. Ulangan, berisi ketentuan, ibadah, politik, masyarakat, ekonomi dan tiga pidato Nabi Musa As.
Taurat ini telah diubah dan diselewengkan karena sebelum tahun 945 SM sampai kehancuran yang ketujuh terjadi pada tahun 613 M, yang menunjukkan hilangnya dan terputusnya sanad.
Di dalamnya terkandung kepercayaan yang salah dan adanya pertentangan yang terjadi antara Taurat sekarang dan fakta-fakta ilmu pengetahuan modern membuktikan kesalahan ilmiah di dalamnya.
Di antara buku-buku yang mengkajinya adalah buku yang berjudul “The Origin of Man” dan “The Torah, the Bible, and the Qur'an” yang ditulis oleh seorang ilmuwan Prancis bernama Maurice Bucaille, di mana ia membuktikan adanya kesalahan ilmiah dalam Taurat dan Injil, dan pada saat yang sama membuktikan bahwa al-Qur'an tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan modern berikut juga fakta-faktanya.
Bahkan Maurice Bucaille mencatat bukti-bukti keunggulan al-Qur'an yang mendahului ilmu pengetahuan selama seribu empat ratus tahun.
Maurice Bucaille mengatakan Taurat yang ada saat ini telah diselewengkan, ia bukan Taurat yang diwahyukan kepada Nabi Musa as, dan oleh karena itu kita tidak dapat mengambil Taurat yang ada sekarang sebagai dasar pedoman.
Selanjutnya, ideologi yang digunakan Zionis cenderung mengarah kepada filosofi materialisme. Filosofi materialisme adalah pemahaman dalam realitas yang menolak dasar gaib dan hasil spiritualitas dalam memahami dunia dan hanya percaya kepada unsur material (terlihat oleh mata). Dengan kata lain, pemahaman ini menolak adanya konsep Tuhan.
Mereka sengaja menghilangkan gagasan tentang Tuhan dari pikiran orang-orang dan menggantinya dengan hukum fisika matematika. Filosofi materialisme di dalam Islam tertolak. Sebagaimana gagasan Ibnu Rushd tentang hakikat Islam adalah agama yang meyakini adanya Tuhan dalam setiap elemen dunia dan kehidupan.
Alam semesta dan manusia diciptakan untuk menunjukkan nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Sa‘id al-Nursi menegaskan lagi pandangan Ibnu Rushd, menurutnya setiap fenomena dunia memiliki makna yang esensial dan yang gaib, yaitu Tuhan.
اِنَّاۤ اَنۡزَلۡنَا التَّوۡرٰٮةَ فِيۡهَا هُدًى وَّنُوۡرٌ ۚ يَحۡكُمُ بِهَا النَّبِيُّوۡنَ الَّذِيۡنَ اَسۡلَمُوۡا لِلَّذِيۡنَ هَادُوۡا وَ الرَّبَّانِيُّوۡنَ وَالۡاَحۡبَارُ بِمَا اسۡتُحۡفِظُوۡا مِنۡ كِتٰبِ اللّٰهِ وَكَانُوۡا عَلَيۡهِ شُهَدَآءَ ۚ فَلَا تَخۡشَوُا النَّاسَ وَاخۡشَوۡنِ وَلَا تَشۡتَرُوۡا بِاٰيٰتِىۡ ثَمَنًا قَلِيۡلًا ؕ وَمَنۡ لَّمۡ يَحۡكُمۡ بِمَاۤ اَنۡزَلَ اللّٰهُ فَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡكٰفِرُوۡنَ
Artinya: Sungguh, Kami yang menurunkan Kitab Taurat; di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya. Yang dengan Kitab itu para nabi yang berserah diri kepada Allah memberi putusan atas perkara orang Yahudi, demikian juga para ulama dan pendeta-pendeta mereka, sebab mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu jual ayat-ayat-Ku dengan harga murah. Barangsiapa tidak memutuskan dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir. ( QS Al-Maidah : 44)
Dan Dia, Yang Maha Tinggi, berfirman:
ثُمَّ اٰتَيۡنَا مُوۡسَى الۡـكِتٰبَ تَمَامًا عَلَى الَّذِىۡۤ اَحۡسَنَ وَتَفۡصِيۡلاً لِّـكُلِّ شَىۡءٍ وَّهُدًى وَرَحۡمَةً لَّعَلَّهُمۡ بِلِقَآءِ رَبِّهِمۡ يُؤۡمِنُوۡنَ
Artinya: Kemudian Kami telah memberikan kepada Musa Kitab (Taurat) untuk menyempurnakan (nikmat Kami) kepada orang yang berbuat kebaikan, untuk menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat, agar mereka beriman akan adanya pertemuan dengan Tuhannya. ( QS Al-An’am : 154)
Baca Juga
Taurat yang ada saat ini mencakup lima kitab: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan.
Kejadian berbicara tentang penciptaan dunia, penampakan manusia, banjir Nabi Nuh, kelahiran Nabi Ibrahim hingga wafatnya Nabi Yusuf as. Keluaran, Dia berbicara tentang kehidupan Bani Israil di Mesir , dari zaman Nabi Ya‘qub hingga eksodus mereka ke tanah Kanaan Bersama Nabi Musa dan Yosua bin Nun As.
Sedangkan Imamat berkaitan dengan Lewi bin Nabi Ya‘qub, dan dalam buku ini ada pembicaraan tentang kesucian, kenajisan, persembahan korban, nazar, dan pemuliaan Nabi Harun dan putra-putranya.Bilangan, dia menghitung suku Bani Israil sejak Nabi Ya‘qub, dan kaum mereka, dan ternak mereka. Ulangan, berisi ketentuan, ibadah, politik, masyarakat, ekonomi dan tiga pidato Nabi Musa As.
Taurat ini telah diubah dan diselewengkan karena sebelum tahun 945 SM sampai kehancuran yang ketujuh terjadi pada tahun 613 M, yang menunjukkan hilangnya dan terputusnya sanad.
Di dalamnya terkandung kepercayaan yang salah dan adanya pertentangan yang terjadi antara Taurat sekarang dan fakta-fakta ilmu pengetahuan modern membuktikan kesalahan ilmiah di dalamnya.
Di antara buku-buku yang mengkajinya adalah buku yang berjudul “The Origin of Man” dan “The Torah, the Bible, and the Qur'an” yang ditulis oleh seorang ilmuwan Prancis bernama Maurice Bucaille, di mana ia membuktikan adanya kesalahan ilmiah dalam Taurat dan Injil, dan pada saat yang sama membuktikan bahwa al-Qur'an tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan modern berikut juga fakta-faktanya.
Bahkan Maurice Bucaille mencatat bukti-bukti keunggulan al-Qur'an yang mendahului ilmu pengetahuan selama seribu empat ratus tahun.
Maurice Bucaille mengatakan Taurat yang ada saat ini telah diselewengkan, ia bukan Taurat yang diwahyukan kepada Nabi Musa as, dan oleh karena itu kita tidak dapat mengambil Taurat yang ada sekarang sebagai dasar pedoman.
Selanjutnya, ideologi yang digunakan Zionis cenderung mengarah kepada filosofi materialisme. Filosofi materialisme adalah pemahaman dalam realitas yang menolak dasar gaib dan hasil spiritualitas dalam memahami dunia dan hanya percaya kepada unsur material (terlihat oleh mata). Dengan kata lain, pemahaman ini menolak adanya konsep Tuhan.
Mereka sengaja menghilangkan gagasan tentang Tuhan dari pikiran orang-orang dan menggantinya dengan hukum fisika matematika. Filosofi materialisme di dalam Islam tertolak. Sebagaimana gagasan Ibnu Rushd tentang hakikat Islam adalah agama yang meyakini adanya Tuhan dalam setiap elemen dunia dan kehidupan.
Alam semesta dan manusia diciptakan untuk menunjukkan nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Sa‘id al-Nursi menegaskan lagi pandangan Ibnu Rushd, menurutnya setiap fenomena dunia memiliki makna yang esensial dan yang gaib, yaitu Tuhan.
Lihat Juga :