Polemik Kaum Yahudi dan Nabi Muhammad SAW Menurut Al-Quran
Jum'at, 20 Oktober 2023 - 10:10 WIB
Polemik antara Nabi Muhammad SAW dengan orang-orang Yahudi Madinah digambarkan al-Qur'an antara lain pada permulaan Surat al-Baqarah sampai dengan ayat 81, dan sebagian besar Surah an-Nisa' . Di sana disebutkan tentang orang-orang Ahli Kitab itu dan betapa mereka mengingkari isi-Kitab Suci mereka sendiri.
"Mereka telah mendapat kutukan keras karena pembangkangan dan pengingkaran mereka itu," tulis Muhammad Husain Haekal dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Ali Audah berjudul "Sejarah Hidup Muhammad" (Pustaka Jaya, 1980).
Allah SWT berfirman dalam al-Quran Surat al-Baqarah ayat 87-89 sebagai berikut:
Artinya: Dan sungguh, Kami telah memberikan Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami susulkan setelahnya dengan rasul-rasul, dan Kami telah berikan kepada Isa putra Maryam bukti-bukti kebenaran serta Kami perkuat dia dengan Rohulkudus (Jibril). Mengapa setiap rasul yang datang kepadamu (membawa) sesuatu (pelajaran) yang tidak kamu inginkan, kamu menyombongkan diri, lalu sebagian kamu dustakan dan sebagian kamu bunuh?
Artinya: Dan mereka berkata, "Hati kami tertutup." Tidak! Allah telah melaknat mereka itu karena keingkaran mereka, tetapi sedikit sekali mereka yang beriman.
Artinya: Dan setelah sampai kepada mereka Kitab (Al-Qur'an) dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka sedangkan sebelumnya mereka memohon kemenangan atas orang-orang kafir, ternyata setelah sampai kepada mereka apa yang telah mereka ketahui itu, mereka mengingkarinya. Maka laknat Allah bagi orang-orang yang ingkar.
Haekal mengatakan begitu memuncaknya polemik antara orang-orang Yahudi dan kaum Muslimin itu, sehingga acapkali - sekalipun sudah ada perjanjian antara mereka - permusuhan itu terjadi sampai dengan main tangan.
Sebagai contoh - sekadar sebagai ukuran - kita sudah mengenal Abu Bakar, yang begitu lemah-lembut perangainya, dengan kesabarannya yang luar biasa. Ketika itu ia sedang bicara dengan seorang orang Yahudi yang bernama Finhash, yang diajaknya menganut Islam.
Akan tetapi Finhash menjawab: "Abu Bakar, bukan kita yang membutuhkan Tuhan, tapi Dia yang butuh kepada kita. Bukan kita yang meminta-minta kepadaNya, tetapi Dia yang meminta-minta kepada kita. Kita tidak memerlukanNya, tapi Dia yang memerlukan kita. Kalau Dia kaya, tentu Ia tidak akan minta dipinjami harta kita, seperti yang didakwakan oleh pemimpinmu itu. Ia melarang kalian menjalankan riba, tapi kita akan diberi jasa. Kalau Ia kaya, tentu Ia tidak akan menjalankan ini."
Maksud Finhash ini ditujukan kepada firman Tuhan: "Siapa yang mau meminjamkan kepada Allah suatu pinjaman yang baik, Allah akan selalu membalasnya dengan berlipat ganda." (QS Al-Baqarah : 145)
Abu Bakar tidak tahan mendengar jawaban itu. Ia marah. Ditamparnya muka Finhash itu keras-keras.
"Demi Allah," kata Abu Bakar, "kalau tidak karena adanya perjanjian antara kami dengan kamu sekalian, pasti kupukul kepalamu. Engkaulah musuh Tuhan."
Kemudian Finhash mengadukan peristiwa ini kepada Nabi, tapi apa yang dikatakannya tentang Tuhan kepada Abu Bakar tidak diakuinya. Dalam hal ini firman Tuhan menyebutkan: "Tuhan sudah mendengar kata-kata mereka yang menyebutkan: Tuhan itu miskin, dan kamilah yang kaya. Akan Kami tuliskan kata-kata mereka itu, begitu juga perbuatan mereka membunuh nabi-nabi dengan tidak sepantasnya, dan rasakanlah siksa yang membakar ini!" ( QS Ali Imran : 181)
Menurut Haekal, kaum Yahudi itu tidak hanya menimbulkan insiden antara Muhajirin dengan Anshar, antara Kabilah Aus dengan Khazraj dan tidak pula cukup dengan membujuk kaum Muslimin supaya meninggalkan agamanya dan kembali menjadi syirik. Mereka juga mencoba-coba mengajak mereka menganut agama Yahudi, bahkan lebih dari itu orang Yahudi itu berusaha memperdaya Nabi Muhammad.
"Mereka telah mendapat kutukan keras karena pembangkangan dan pengingkaran mereka itu," tulis Muhammad Husain Haekal dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Ali Audah berjudul "Sejarah Hidup Muhammad" (Pustaka Jaya, 1980).
Allah SWT berfirman dalam al-Quran Surat al-Baqarah ayat 87-89 sebagai berikut:
وَ لَقَدۡ اٰتَيۡنَا مُوۡسَى الۡكِتٰبَ وَقَفَّيۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِهٖ بِالرُّسُلِ وَاٰتَيۡنَا عِيۡسَى ابۡنَ مَرۡيَمَ الۡبَيِّنٰتِ وَاَيَّدۡنٰهُ بِرُوۡحِ الۡقُدُسِؕ اَفَكُلَّمَا جَآءَكُمۡ رَسُوۡلٌۢ بِمَا لَا تَهۡوٰٓى اَنۡفُسُكُمُ اسۡتَكۡبَرۡتُمۡۚ فَفَرِيۡقًا كَذَّبۡتُمۡ وَفَرِيۡقًا تَقۡتُلُوۡنَ
Artinya: Dan sungguh, Kami telah memberikan Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami susulkan setelahnya dengan rasul-rasul, dan Kami telah berikan kepada Isa putra Maryam bukti-bukti kebenaran serta Kami perkuat dia dengan Rohulkudus (Jibril). Mengapa setiap rasul yang datang kepadamu (membawa) sesuatu (pelajaran) yang tidak kamu inginkan, kamu menyombongkan diri, lalu sebagian kamu dustakan dan sebagian kamu bunuh?
وَقَالُوۡا قُلُوۡبُنَا غُلۡفٌؕ بَل لَّعَنَهُمُ اللّٰهُ بِكُفۡرِهِمۡ فَقَلِيۡلًا مَّا يُؤۡمِنُوۡنَ
Artinya: Dan mereka berkata, "Hati kami tertutup." Tidak! Allah telah melaknat mereka itu karena keingkaran mereka, tetapi sedikit sekali mereka yang beriman.
وَلَمَّا جَآءَهُمۡ كِتٰبٌ مِّنۡ عِنۡدِ اللّٰهِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَهُمۡۙ وَكَانُوۡا مِنۡ قَبۡلُ يَسۡتَفۡتِحُوۡنَ عَلَى الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا ۖۚ فَلَمَّا جَآءَهُمۡ مَّا عَرَفُوۡا کَفَرُوۡا بِهٖ فَلَعۡنَةُ اللّٰهِ عَلَى الۡكٰفِرِيۡنَ
Artinya: Dan setelah sampai kepada mereka Kitab (Al-Qur'an) dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka sedangkan sebelumnya mereka memohon kemenangan atas orang-orang kafir, ternyata setelah sampai kepada mereka apa yang telah mereka ketahui itu, mereka mengingkarinya. Maka laknat Allah bagi orang-orang yang ingkar.
Haekal mengatakan begitu memuncaknya polemik antara orang-orang Yahudi dan kaum Muslimin itu, sehingga acapkali - sekalipun sudah ada perjanjian antara mereka - permusuhan itu terjadi sampai dengan main tangan.
Baca Juga
Sebagai contoh - sekadar sebagai ukuran - kita sudah mengenal Abu Bakar, yang begitu lemah-lembut perangainya, dengan kesabarannya yang luar biasa. Ketika itu ia sedang bicara dengan seorang orang Yahudi yang bernama Finhash, yang diajaknya menganut Islam.
Akan tetapi Finhash menjawab: "Abu Bakar, bukan kita yang membutuhkan Tuhan, tapi Dia yang butuh kepada kita. Bukan kita yang meminta-minta kepadaNya, tetapi Dia yang meminta-minta kepada kita. Kita tidak memerlukanNya, tapi Dia yang memerlukan kita. Kalau Dia kaya, tentu Ia tidak akan minta dipinjami harta kita, seperti yang didakwakan oleh pemimpinmu itu. Ia melarang kalian menjalankan riba, tapi kita akan diberi jasa. Kalau Ia kaya, tentu Ia tidak akan menjalankan ini."
Maksud Finhash ini ditujukan kepada firman Tuhan: "Siapa yang mau meminjamkan kepada Allah suatu pinjaman yang baik, Allah akan selalu membalasnya dengan berlipat ganda." (QS Al-Baqarah : 145)
Abu Bakar tidak tahan mendengar jawaban itu. Ia marah. Ditamparnya muka Finhash itu keras-keras.
"Demi Allah," kata Abu Bakar, "kalau tidak karena adanya perjanjian antara kami dengan kamu sekalian, pasti kupukul kepalamu. Engkaulah musuh Tuhan."
Kemudian Finhash mengadukan peristiwa ini kepada Nabi, tapi apa yang dikatakannya tentang Tuhan kepada Abu Bakar tidak diakuinya. Dalam hal ini firman Tuhan menyebutkan: "Tuhan sudah mendengar kata-kata mereka yang menyebutkan: Tuhan itu miskin, dan kamilah yang kaya. Akan Kami tuliskan kata-kata mereka itu, begitu juga perbuatan mereka membunuh nabi-nabi dengan tidak sepantasnya, dan rasakanlah siksa yang membakar ini!" ( QS Ali Imran : 181)
Menurut Haekal, kaum Yahudi itu tidak hanya menimbulkan insiden antara Muhajirin dengan Anshar, antara Kabilah Aus dengan Khazraj dan tidak pula cukup dengan membujuk kaum Muslimin supaya meninggalkan agamanya dan kembali menjadi syirik. Mereka juga mencoba-coba mengajak mereka menganut agama Yahudi, bahkan lebih dari itu orang Yahudi itu berusaha memperdaya Nabi Muhammad.