Khotbah Jumat: Mengapa Kita Harus Bela Al-Aqsa dan Peduli Palestina?
Jum'at, 20 Oktober 2023 - 16:42 WIB
Khotbah Jumat kali ini mengangkat tema tentang solidaritas untuk Palestina, bertepatan 5 Rabiul Akhir 1445 Hijriyah, 20 Oktober 2023. Khotbah Jumat ini disampaikan Ali Farkhan Tsani, Duta Al-Quds Internasional, dilansir dari Kantor Berita Mi'raj News Agency (Minanews) 12 Oktober 2023.
Beliau membawakan tema "Aksi Solidaritas Bela Al-Aqsa dan Palestina" sebagai wujud perhatian dan kepedulian untuk membantu warga muslim Palestina. Berikut pesan khotbahnya:
Hadirin sidang Jumat yang Allah muliakan!
Alhamdulillaah, segala puji hanya milik Allah yang telah memberikan rasa cinta kita dan rasa memiliki terhadap Masjidil Aqsa dan Palestina yang diberkahi sekelilingnya. Shalawat teriring salam, selalu kita sampaikan kepada baginda Nabi Muhammad ﷺ, yang telah memberikan perhatian luar biasa terhadap Masjidil Aqsa.
Selanjutnya, marilah kita pelihara dan tingkatkan takwa kepada Allah Ta’ala sepanjang masa di segala situasi dan kondisi yang ada. Sebagaimana Allah telah menyebutkan di dalam ayat-Nya:
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kalian mati kecuali dalam keadaan Muslim (berserah diri kepada Allah)." (QS Ali Imran [3]: Ayat 102)
Takwa menurut Syaikh Ibnu Atha'illah dalam Kitab Al-Hikam yaitu tanda bahwa Allah memberikan taufik kepada seorang hamba. Dan sang hamba itu disibukkan dengan perbuatan ketaatan kepada-Nya, dan pada saat yang sama dijauhkan dari sifat berbangga diri atas amalannya itu. Semua dilandasi oleh perasaan bahwa ia merasa belum sempurna dalam melaksanakan amalan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Kaum Muslimin rahimakumullah!
Pada kesempatan Khotbah Jumat ini, marilah kita memperkuat kembali tentang perjuangan dan tanggungjawab kita semua dalam membebaskan Masjidil Aqsa dan kemerdekaan Palestina dari belenggu penjajahan Zionis Israel.
Allah telah mengingatkan kita tentang kewajiban kita berjuang mempertahankan masjid sebagai tempat menyembah Allah, tempat berdzikir menyebut nama-Nya. Apalagi ini Masjidil Aqsa yang saat ini terus-menerus dinodai dan diyahudisasi secara semena-mena.
Allah mengingatkan kita melalui ayat-Nya:
وَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّن مَّنَعَ مَسَـٰجِدَ ٱللَّهِ أَن يُذۡكَرَ فِيہَا ٱسۡمُهُ ۥ وَسَعَىٰ فِى خَرَابِهَآۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ مَا كَانَ لَهُمۡ أَن يَدۡخُلُوهَآ إِلَّا خَآٮِٕفِينَۚ لَهُمۡ فِى ٱلدُّنۡيَا خِزۡىٌ۬ وَلَهُمۡ فِى ٱلۡأَخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ۬
Artinya: "Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (masjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat." (QS Al-Baqarah [2]: Ayat 114)
Berkaitan dengan ayat ini, di dalam Tafsir Kementerian Agama RI dijelaskan, di antara tindakan orang-orang yang paling zalim adalah menghalang-halangi orang menyebut nama Allah, menghalang-halangi shalat, menghalang-halangi dzikir, menghalang-halangi i'tikaf, menghalang-halangi belajar ilmu di dalam masjid-masjid-Nya.
Termasuk tindakan hendak merobohkan masjid-masjid Allah, menghalang-halangi pendirian masjid, merusak masjid, dan menghadang orang-orang yang hendak beribadah di dalamnya. Perbuatan semacam itu tentunya merupakan perbuatan dzalim, karena mengakibatkan hilangnya syiar agama Allah.
Pada akhir ayat tersebut, Allah mengancam orang-orang yang melakukan tindakan-tindakan di atas dengan kehinaan di dunia dan azab yang pedih di akhirat. Kehinaan di dunia bisa berupa malapetaka, kehancuran dan segala macam kehinaan. Sedangkan azab di akhirat hanya Allah yang lebih mengetahuinya.
Perbuatan menghalang-halangi orang-orang Islam beribadah di Masjidil Aqsa sejak puluhan tahun lalu, dilakukan para pemukim Yahudi dan pasukan Israel. Mereka mengklaim memiliki peninggalan kuil pemujaan, melakukan ritual Talmud, dan kemudian melakukan aksi-aksi provokatif, seperti pawai bendera pekan lalu. Bahkan mereka berencana merobohkan Masjidil Aqsa untuk mereka ganti dengan tempat pemujaan mereka.
Terlebih sekali saat Tahun 2023 ini pendudukan Zionis Israel berencana membagi Masjidil Aqsa menjadi dua bagian, 70 persen untuk Yahudi, sementara 30 persen untuk Muslim. Sama seperti yang sudah mereka lakukan, membagi Masjid Ibrahimi di Hebron dengan 55% persen untuk Yahudi dan 45 persen untuk Muslim sejak tahun 1994.
Hadirin rahimakumullah!
Selain dari itu, menjadi kewajiban kita untuk memakmurkan masjid, sebagai tanda keimanan kita kepada Allah. Sebagaimana Allah sebutkan di dalam ayat:
اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ ۗفَعَسٰٓى اُولٰۤىِٕكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ
Artinya: "Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS At-Taubah [9]: Ayat 18)
Ayat ini menjelaskan tentang orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah mereka yang benar-benar beriman kepada Allah dan berserah diri kepada-Nya serta percaya akan datangnya hari akhirat tempat pembalasan segala amal perbuatan. Mereka juga adalah orang-orang yang melaksanakan sholat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada siapa pun selain kepada Allah.
Terlebih ini dalam upaya memakmurkan Masjidil Aqsa, kiblat pertama umat Islam dan masjid suci ketiga yang paling utama dalam Islam, setelah Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Terkait memakmurkan Masjidil Aqsa ini, di dalam Hadits dikatakan:
عَنْ مَيْمُونَةَ مَوْلَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم أَنَّهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَفْتِنَا فِي بَيْتِ الْمَقْدِسِ فَقَالَ أَرْضُ الْمَنْشَرِ والْمَحْشَرِ إَيتُوهُ فَصَلُّوا فِيهِ فَإِنَّ صَلَاةً فِيهِ كَأَلْفِ صَلَاةٍ قَالَتْ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ نُطِقْ أَنْ نَتَحَمَلَ إِلَيْهِ أَوْ نَأْتِيَهُ؟ قَالَ فَأَهْدِينَ إِلَيْهِ زَيْتًا يُسْرَجُ فِيهِ فَإِنَّ مَنْ أَهْدَى لَهُ كَانَ كَمَنْ صَلَّى فِيهِ
Artinya: "Dari Maimunah pembantu Nabi ﷺ, "Ya Nabi Allah, berikan fatwa kepadaku tentang Baitul Maqdis." Nabi menjawab, "Tempat dikumpulkanya dan disebarkannya (manusia). Maka datangilah ia dan shalatlah di dalamnya. Karena shalat di dalamnya seperti shalat 1.000 rakaat di selainnya." Maimunah bertanya lagi, "Bagaimana jika aku tidak bisa". "Maka berikanlah minyak untuk penerangannya. Barangsiapa yang memberikannya, maka seolah-olah ia telah mendatanginya." (HR Ahmad)
Kewajiban 'mengirimkan minyak' agar menjadi penerang Masjidil Aqsa, sebuah kewajiban sepanjang masa. Tentu bukan sekadar mengirim 'minyak' dalam arti harfiah. Namun sebuah perjuangan pembebasan Masjidil Al-Aqsa milik umat Islam secara keseluruhan, melalui berbagai upaya dan aksi turun ke jalan, melalui media dan tulisan, melalui lisan, seminar, bedah buku, pengibaran bendera, longmarch hingga pengerahan jiwa dan raga.
Hadirin yang sama-sama mengharap Ridha dan Ampunan Allah!
Adapun secara keseluruhan, warga dan tanah Palestina masih dalam keadaan terjajah oleh pendudukan Zionis Israel. Palestina menjadi satu-satunya negara yang masih dalam penjajahan pada abad modern yang katanya menghormati hak asasi manusia saat ini.
Walaupun Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) telah mengumumkan kemerdekaan Negara Palestina dengan Al-Quds (Yerusalem) sebagai ibu kotanya, oleh Yasser Arafat pada 15 November 1988 dari Aljazair. Namun sampai sekarang belum diakui sebagai negara penuh dan berdaulat oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sementara, pada tanggal 14 Mei 1948, sebuah negara Zionis Israel dideklarasikan di wilayah pendudukan Palestina. PBB langsung menerimanya sebagai anggota ke-59 PBB, tanggal 11 Mei 1949, sekitar satu tahun setelah menyatakan kemerdekaan sepihaknya.
Ini adalah kezaliman sekaligus ketidakadilan yang diterapkan kepada Palestina. Karena itu, bagi kita sebagai umat Islam dan manusia secara keseluruhan, menjadi kewajiban dan tanggung jawab bersama untuk membantu mereka yang terzalimi.
Rasulullah ﷺ mengingatkan kita dalam sabdanya:
مَا مِنْ امْرِئٍ يَخْذُلُ امْرَأً مُسْلِمًا فِي مَوْضِعٍ تُنْتَهَكُ فِيهِ حُرْمَتُهُ وَيُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ إِلَّا خَذَلَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ فِيهِ نُصْرَتَهُ. وَمَا مِنْ امْرِئٍ يَنْصُرُ مُسْلِمًا فِي مَوْضِعٍ يُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ وَيُنْتَهَكُ فِيهِ مِنْ حُرْمَتِهِ إِلَّا نَصَرَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ نُصْرَتَه
Artinya: "Tidaklah seseorang yang membiarkan seorang Muslim di tempat di mana kehormatannya dilanggar dan dilecehkan, kecuali Allah akan membiarkannya di tempat yang ia menginginkan pertolongan-Nya di sana. Tidaklah seseorang menolong seorang Muslim di tempat yang kehormatannya dilanggar kecuali Allah akan menolongnya di tempat yang menginginkan ditolong oleh-Nya." (HR Abu Dawud dan Ahmad)
Termasuk kewajiban kita adalah menolong saudara-saudara kita yang masih tertawan, seperti masih banyaknya para tahanan warga Palestina di penjara-penjara pendudukan Israel, baik laki-laki, perempuan, orang tua hingga anak-anak.
Terlebih saudara-saudara kita yang terblokade dari darat, laut dan udara, di Jalur Gaza selama 16 tahun, sejak 2007. Jalur Gaza, dengan populasi penduduk pertengahan 2023 ini mencapai 2,23 juta orang, terdiri dari 1,13 juta laki-laki dan 1,10 juta perempuan.
Bahkan, menghadapi Operasi Badai Al-Aqsa (عملية طوفان الأقصى) yang dicanangkan pasukan perlawanan Palestina, pendudukan Zionis Israel memperkuat larangan memasok makanan, air, obat-obatan, bahan bakar minyak, dan memutus aliran listrik. Blokade total yang semakin membuat bocah-bocah tak berdosa di Jalur Gaza semakin menderita.
Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah ﷺ mengingatkan di dalam sebuah Hadits:
فُكُّوا الْعَانِيَ وَأَطْعِمُوا الْجَائِعَ، وَعُودُوا الْمَرِيضَ
Artinya: "Bebaskan orang yang sedang tertawan, berikanlah makan kepada orang yang sedang kelaparan, dan jenguklah orang sedang sakit." (HR Al-Bukhari)
Hadirin rahimakumullah!
Kita umat Islam tidak boleh merasa rendah diri, merasa lemah dan tak berdaya, apapun kekurangan kita. Apalagi putus asa dari musuh-musuh Islam. Sebab akan selalu ada orang-orang yang menjadi pembela kebenaran. Selama masih ada jiwa iman dan Islam, selama masih berkalimat tauhid Laa ilaaha illallaah.
Itulah kelompok umat yang selalu optimis dan tetap istiqamah memperjuangkan al-haq. Seperti disebutkan di dalam sebuah hadits:
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ
Artinya: "Senantiasa ada sekelompok ummatku yang dimenangkan atas kebenaran, tak akan membahayakannya orang yang memusuhinya hingga hari Kiamat, sedangkan mereka tetap seperti itu." (HR Muslim)
Akan selalu ada kelompok dari kaum Muslimin yang selalu berjihad dalam kebenaran. Mereka tidak takut akan bahaya yang mengintai dirinya dan keluarganya, serta tidak takut akan ancaman musuh-musuhnya. Sebab mereka amat yakin bahwa mereka berjuang untuk dan karena Allah. Sehingga dengan demikian Allah adalah pelindungnya. Maka tatkala Allah menjadi pelindungnya, maka semua bahaya dan ancaman itu tidak masalah.
Termasuk kelompok yang menjadikan Al-Aqsa sebagai prioritas perjuangan dari berbagai aspek dan lini kehidupan.Dalam hal ini Rasulullah ﷺ menyebutkan:
لاَ تَزَالُ طَاِئفَةٌ مِنْ أُمَّتِيْ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِيْنَ لِعَدُوِّهِمْ قَاهِرِيْنَ.لاَيَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ إِلاَّ مَا أَصَابَهُمْ مِنَ اْلأَوَاءِ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ كَذَالِكَ.قَالُوْا : ياَ رَسُوْلَ اللهِ وَأَيْنَ هُمْ؟ قَالَ: بَيْتُ الْمُقَدَّسِ وَأَكْنَافِ بَيْتِ الْمُقَدَّسِ
Artinya: "Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku kelompok yang selalu menolong kebenaran atas musuh mereka, orang-orang yang yang menyelisihi mereka tidak akan membuat mereka goyah kecuali orang yang tertimpa cobaan, sampai datang kepada mereka janji Allah Azza wa Jalla. Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah di manakah mereka?" Beliau menjawab: "Baitul Maqdis dan sekitar Baitul Maqdis." (HR Ahmad)
Hadirin hafidzakumullah!
Adapun selanjutnya, perjuangan pembebasan Masjidil Aqsa dan Palestina akan efektif tercapai jika umat Islam bersatu karena Allah, baik internal di Palestina sendiri maupun seluruh kaum Muslimin di dunia internasional. Landasan persatuan dan kesatuan umat Islam inilah kekuatan ajaran Islam selain pada aqidah tauhidullah, yakni berupa seruan kepada umatnya untuk menjaga persatuan di antara umat Islam berdasarkan ukhuwah Islamiah kal jasadil wahid.
Allah menegaskan di dalam ayat:
وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعً۬ا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآءً۬ فَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦۤ إِخۡوَٲنً۬ا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا حُفۡرَةٍ۬ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنۡہَاۗ كَذَٲلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَايَـٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَہۡتَدُونَ
Artinya: "Dan berpegang teguhlah kamu sekalian kepada tali Allah (agama Islam) dengan berjamaah dan janganlah kamu bercerai-berai dan kenanglah nikmat Allah kepada kamu ketika kamu bermusuh-musuhan (semasa jahiliah dahulu), lalu Allah menyatukan di antara hati kamu (sehingga kamu bersatu-padu dengan nikmat Islam), maka menjadilah kamu dengan nikmat Allah itu orang-orang Islam yang bersaudara dan kamu dahulu telah berada di tepi jurang Neraka (disebabkan kekufuran kamu semasa jahiliah), lalu Allah selamatkan kamu dari Neraka itu (disebabkan nikmat Islam juga). Demikianlah Allah menjelaskan kepada kamu ayat-ayat keterangan-Nya, supaya kamu mendapat petunjuk hidayah-Nya." (QS Ali Imran [3]: 103)
Semoga kaum Muslimin terus bergerak tanpa lelah untuk membela Masjidil Aqsa, dan saudara-saudara kita di Palestina serta kawasan Muslimin lainnya, semata-mata karena mengharap ridha Allah. Itu semua karena Masjidil Aqsa adalah hak milik kita semua kaum Muslimin. Al-Aqsa Haqquna! Semoga Allah mempersatukan negeri-negeri Muslim, para tokoh, pimpinan dan umat Muslimin demi kejayaan Islam wal Muslimin di Palestina dan di negeri-negeri lainnya. Aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin.
Beliau membawakan tema "Aksi Solidaritas Bela Al-Aqsa dan Palestina" sebagai wujud perhatian dan kepedulian untuk membantu warga muslim Palestina. Berikut pesan khotbahnya:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ اْلاَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ ءَايَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ , وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ , اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنِ اتَبِعَهُ
مَا شَاءَ اللهُ كَانَ وَمَا لَمْ يَشَاْ لَمْ يَكُنْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ , اَمَّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللهِ عَزَّوَجَلَّ اُوْسِيْنيْ وَاِيَّاكُمْ بِتَقْوَااللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ , كَمَا قَالَ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى فِي الْقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ , أَعُوْذُ بِالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ : يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وَقَالَ وَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّن مَّنَعَ مَسَـٰجِدَ ٱللَّهِ أَن يُذۡكَرَ فِيہَا ٱسۡمُهُ ۥ وَسَعَىٰ فِى خَرَابِهَآۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ مَا كَانَ لَهُمۡ أَن يَدۡخُلُوهَآ إِلَّا خَآٮِٕفِينَۚ لَهُمۡ فِى ٱلدُّنۡيَا خِزۡىٌ۬ وَلَهُمۡ فِى ٱلۡأَخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ۬
اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ , وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ , اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنِ اتَبِعَهُ
مَا شَاءَ اللهُ كَانَ وَمَا لَمْ يَشَاْ لَمْ يَكُنْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ , اَمَّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللهِ عَزَّوَجَلَّ اُوْسِيْنيْ وَاِيَّاكُمْ بِتَقْوَااللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ , كَمَا قَالَ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى فِي الْقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ , أَعُوْذُ بِالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ : يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وَقَالَ وَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّن مَّنَعَ مَسَـٰجِدَ ٱللَّهِ أَن يُذۡكَرَ فِيہَا ٱسۡمُهُ ۥ وَسَعَىٰ فِى خَرَابِهَآۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ مَا كَانَ لَهُمۡ أَن يَدۡخُلُوهَآ إِلَّا خَآٮِٕفِينَۚ لَهُمۡ فِى ٱلدُّنۡيَا خِزۡىٌ۬ وَلَهُمۡ فِى ٱلۡأَخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ۬
Hadirin sidang Jumat yang Allah muliakan!
Alhamdulillaah, segala puji hanya milik Allah yang telah memberikan rasa cinta kita dan rasa memiliki terhadap Masjidil Aqsa dan Palestina yang diberkahi sekelilingnya. Shalawat teriring salam, selalu kita sampaikan kepada baginda Nabi Muhammad ﷺ, yang telah memberikan perhatian luar biasa terhadap Masjidil Aqsa.
Selanjutnya, marilah kita pelihara dan tingkatkan takwa kepada Allah Ta’ala sepanjang masa di segala situasi dan kondisi yang ada. Sebagaimana Allah telah menyebutkan di dalam ayat-Nya:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kalian mati kecuali dalam keadaan Muslim (berserah diri kepada Allah)." (QS Ali Imran [3]: Ayat 102)
Takwa menurut Syaikh Ibnu Atha'illah dalam Kitab Al-Hikam yaitu tanda bahwa Allah memberikan taufik kepada seorang hamba. Dan sang hamba itu disibukkan dengan perbuatan ketaatan kepada-Nya, dan pada saat yang sama dijauhkan dari sifat berbangga diri atas amalannya itu. Semua dilandasi oleh perasaan bahwa ia merasa belum sempurna dalam melaksanakan amalan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Kaum Muslimin rahimakumullah!
Pada kesempatan Khotbah Jumat ini, marilah kita memperkuat kembali tentang perjuangan dan tanggungjawab kita semua dalam membebaskan Masjidil Aqsa dan kemerdekaan Palestina dari belenggu penjajahan Zionis Israel.
Allah telah mengingatkan kita tentang kewajiban kita berjuang mempertahankan masjid sebagai tempat menyembah Allah, tempat berdzikir menyebut nama-Nya. Apalagi ini Masjidil Aqsa yang saat ini terus-menerus dinodai dan diyahudisasi secara semena-mena.
Allah mengingatkan kita melalui ayat-Nya:
وَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّن مَّنَعَ مَسَـٰجِدَ ٱللَّهِ أَن يُذۡكَرَ فِيہَا ٱسۡمُهُ ۥ وَسَعَىٰ فِى خَرَابِهَآۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ مَا كَانَ لَهُمۡ أَن يَدۡخُلُوهَآ إِلَّا خَآٮِٕفِينَۚ لَهُمۡ فِى ٱلدُّنۡيَا خِزۡىٌ۬ وَلَهُمۡ فِى ٱلۡأَخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ۬
Artinya: "Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (masjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat." (QS Al-Baqarah [2]: Ayat 114)
Berkaitan dengan ayat ini, di dalam Tafsir Kementerian Agama RI dijelaskan, di antara tindakan orang-orang yang paling zalim adalah menghalang-halangi orang menyebut nama Allah, menghalang-halangi shalat, menghalang-halangi dzikir, menghalang-halangi i'tikaf, menghalang-halangi belajar ilmu di dalam masjid-masjid-Nya.
Termasuk tindakan hendak merobohkan masjid-masjid Allah, menghalang-halangi pendirian masjid, merusak masjid, dan menghadang orang-orang yang hendak beribadah di dalamnya. Perbuatan semacam itu tentunya merupakan perbuatan dzalim, karena mengakibatkan hilangnya syiar agama Allah.
Pada akhir ayat tersebut, Allah mengancam orang-orang yang melakukan tindakan-tindakan di atas dengan kehinaan di dunia dan azab yang pedih di akhirat. Kehinaan di dunia bisa berupa malapetaka, kehancuran dan segala macam kehinaan. Sedangkan azab di akhirat hanya Allah yang lebih mengetahuinya.
Perbuatan menghalang-halangi orang-orang Islam beribadah di Masjidil Aqsa sejak puluhan tahun lalu, dilakukan para pemukim Yahudi dan pasukan Israel. Mereka mengklaim memiliki peninggalan kuil pemujaan, melakukan ritual Talmud, dan kemudian melakukan aksi-aksi provokatif, seperti pawai bendera pekan lalu. Bahkan mereka berencana merobohkan Masjidil Aqsa untuk mereka ganti dengan tempat pemujaan mereka.
Terlebih sekali saat Tahun 2023 ini pendudukan Zionis Israel berencana membagi Masjidil Aqsa menjadi dua bagian, 70 persen untuk Yahudi, sementara 30 persen untuk Muslim. Sama seperti yang sudah mereka lakukan, membagi Masjid Ibrahimi di Hebron dengan 55% persen untuk Yahudi dan 45 persen untuk Muslim sejak tahun 1994.
Hadirin rahimakumullah!
Selain dari itu, menjadi kewajiban kita untuk memakmurkan masjid, sebagai tanda keimanan kita kepada Allah. Sebagaimana Allah sebutkan di dalam ayat:
اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ ۗفَعَسٰٓى اُولٰۤىِٕكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ
Artinya: "Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS At-Taubah [9]: Ayat 18)
Ayat ini menjelaskan tentang orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah mereka yang benar-benar beriman kepada Allah dan berserah diri kepada-Nya serta percaya akan datangnya hari akhirat tempat pembalasan segala amal perbuatan. Mereka juga adalah orang-orang yang melaksanakan sholat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada siapa pun selain kepada Allah.
Terlebih ini dalam upaya memakmurkan Masjidil Aqsa, kiblat pertama umat Islam dan masjid suci ketiga yang paling utama dalam Islam, setelah Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Terkait memakmurkan Masjidil Aqsa ini, di dalam Hadits dikatakan:
عَنْ مَيْمُونَةَ مَوْلَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم أَنَّهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَفْتِنَا فِي بَيْتِ الْمَقْدِسِ فَقَالَ أَرْضُ الْمَنْشَرِ والْمَحْشَرِ إَيتُوهُ فَصَلُّوا فِيهِ فَإِنَّ صَلَاةً فِيهِ كَأَلْفِ صَلَاةٍ قَالَتْ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ نُطِقْ أَنْ نَتَحَمَلَ إِلَيْهِ أَوْ نَأْتِيَهُ؟ قَالَ فَأَهْدِينَ إِلَيْهِ زَيْتًا يُسْرَجُ فِيهِ فَإِنَّ مَنْ أَهْدَى لَهُ كَانَ كَمَنْ صَلَّى فِيهِ
Artinya: "Dari Maimunah pembantu Nabi ﷺ, "Ya Nabi Allah, berikan fatwa kepadaku tentang Baitul Maqdis." Nabi menjawab, "Tempat dikumpulkanya dan disebarkannya (manusia). Maka datangilah ia dan shalatlah di dalamnya. Karena shalat di dalamnya seperti shalat 1.000 rakaat di selainnya." Maimunah bertanya lagi, "Bagaimana jika aku tidak bisa". "Maka berikanlah minyak untuk penerangannya. Barangsiapa yang memberikannya, maka seolah-olah ia telah mendatanginya." (HR Ahmad)
Kewajiban 'mengirimkan minyak' agar menjadi penerang Masjidil Aqsa, sebuah kewajiban sepanjang masa. Tentu bukan sekadar mengirim 'minyak' dalam arti harfiah. Namun sebuah perjuangan pembebasan Masjidil Al-Aqsa milik umat Islam secara keseluruhan, melalui berbagai upaya dan aksi turun ke jalan, melalui media dan tulisan, melalui lisan, seminar, bedah buku, pengibaran bendera, longmarch hingga pengerahan jiwa dan raga.
Hadirin yang sama-sama mengharap Ridha dan Ampunan Allah!
Adapun secara keseluruhan, warga dan tanah Palestina masih dalam keadaan terjajah oleh pendudukan Zionis Israel. Palestina menjadi satu-satunya negara yang masih dalam penjajahan pada abad modern yang katanya menghormati hak asasi manusia saat ini.
Walaupun Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) telah mengumumkan kemerdekaan Negara Palestina dengan Al-Quds (Yerusalem) sebagai ibu kotanya, oleh Yasser Arafat pada 15 November 1988 dari Aljazair. Namun sampai sekarang belum diakui sebagai negara penuh dan berdaulat oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sementara, pada tanggal 14 Mei 1948, sebuah negara Zionis Israel dideklarasikan di wilayah pendudukan Palestina. PBB langsung menerimanya sebagai anggota ke-59 PBB, tanggal 11 Mei 1949, sekitar satu tahun setelah menyatakan kemerdekaan sepihaknya.
Ini adalah kezaliman sekaligus ketidakadilan yang diterapkan kepada Palestina. Karena itu, bagi kita sebagai umat Islam dan manusia secara keseluruhan, menjadi kewajiban dan tanggung jawab bersama untuk membantu mereka yang terzalimi.
Rasulullah ﷺ mengingatkan kita dalam sabdanya:
مَا مِنْ امْرِئٍ يَخْذُلُ امْرَأً مُسْلِمًا فِي مَوْضِعٍ تُنْتَهَكُ فِيهِ حُرْمَتُهُ وَيُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ إِلَّا خَذَلَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ فِيهِ نُصْرَتَهُ. وَمَا مِنْ امْرِئٍ يَنْصُرُ مُسْلِمًا فِي مَوْضِعٍ يُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ وَيُنْتَهَكُ فِيهِ مِنْ حُرْمَتِهِ إِلَّا نَصَرَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ نُصْرَتَه
Artinya: "Tidaklah seseorang yang membiarkan seorang Muslim di tempat di mana kehormatannya dilanggar dan dilecehkan, kecuali Allah akan membiarkannya di tempat yang ia menginginkan pertolongan-Nya di sana. Tidaklah seseorang menolong seorang Muslim di tempat yang kehormatannya dilanggar kecuali Allah akan menolongnya di tempat yang menginginkan ditolong oleh-Nya." (HR Abu Dawud dan Ahmad)
Termasuk kewajiban kita adalah menolong saudara-saudara kita yang masih tertawan, seperti masih banyaknya para tahanan warga Palestina di penjara-penjara pendudukan Israel, baik laki-laki, perempuan, orang tua hingga anak-anak.
Terlebih saudara-saudara kita yang terblokade dari darat, laut dan udara, di Jalur Gaza selama 16 tahun, sejak 2007. Jalur Gaza, dengan populasi penduduk pertengahan 2023 ini mencapai 2,23 juta orang, terdiri dari 1,13 juta laki-laki dan 1,10 juta perempuan.
Bahkan, menghadapi Operasi Badai Al-Aqsa (عملية طوفان الأقصى) yang dicanangkan pasukan perlawanan Palestina, pendudukan Zionis Israel memperkuat larangan memasok makanan, air, obat-obatan, bahan bakar minyak, dan memutus aliran listrik. Blokade total yang semakin membuat bocah-bocah tak berdosa di Jalur Gaza semakin menderita.
Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah ﷺ mengingatkan di dalam sebuah Hadits:
فُكُّوا الْعَانِيَ وَأَطْعِمُوا الْجَائِعَ، وَعُودُوا الْمَرِيضَ
Artinya: "Bebaskan orang yang sedang tertawan, berikanlah makan kepada orang yang sedang kelaparan, dan jenguklah orang sedang sakit." (HR Al-Bukhari)
Hadirin rahimakumullah!
Kita umat Islam tidak boleh merasa rendah diri, merasa lemah dan tak berdaya, apapun kekurangan kita. Apalagi putus asa dari musuh-musuh Islam. Sebab akan selalu ada orang-orang yang menjadi pembela kebenaran. Selama masih ada jiwa iman dan Islam, selama masih berkalimat tauhid Laa ilaaha illallaah.
Itulah kelompok umat yang selalu optimis dan tetap istiqamah memperjuangkan al-haq. Seperti disebutkan di dalam sebuah hadits:
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ
Artinya: "Senantiasa ada sekelompok ummatku yang dimenangkan atas kebenaran, tak akan membahayakannya orang yang memusuhinya hingga hari Kiamat, sedangkan mereka tetap seperti itu." (HR Muslim)
Akan selalu ada kelompok dari kaum Muslimin yang selalu berjihad dalam kebenaran. Mereka tidak takut akan bahaya yang mengintai dirinya dan keluarganya, serta tidak takut akan ancaman musuh-musuhnya. Sebab mereka amat yakin bahwa mereka berjuang untuk dan karena Allah. Sehingga dengan demikian Allah adalah pelindungnya. Maka tatkala Allah menjadi pelindungnya, maka semua bahaya dan ancaman itu tidak masalah.
Termasuk kelompok yang menjadikan Al-Aqsa sebagai prioritas perjuangan dari berbagai aspek dan lini kehidupan.Dalam hal ini Rasulullah ﷺ menyebutkan:
لاَ تَزَالُ طَاِئفَةٌ مِنْ أُمَّتِيْ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِيْنَ لِعَدُوِّهِمْ قَاهِرِيْنَ.لاَيَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ إِلاَّ مَا أَصَابَهُمْ مِنَ اْلأَوَاءِ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ كَذَالِكَ.قَالُوْا : ياَ رَسُوْلَ اللهِ وَأَيْنَ هُمْ؟ قَالَ: بَيْتُ الْمُقَدَّسِ وَأَكْنَافِ بَيْتِ الْمُقَدَّسِ
Artinya: "Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku kelompok yang selalu menolong kebenaran atas musuh mereka, orang-orang yang yang menyelisihi mereka tidak akan membuat mereka goyah kecuali orang yang tertimpa cobaan, sampai datang kepada mereka janji Allah Azza wa Jalla. Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah di manakah mereka?" Beliau menjawab: "Baitul Maqdis dan sekitar Baitul Maqdis." (HR Ahmad)
Hadirin hafidzakumullah!
Adapun selanjutnya, perjuangan pembebasan Masjidil Aqsa dan Palestina akan efektif tercapai jika umat Islam bersatu karena Allah, baik internal di Palestina sendiri maupun seluruh kaum Muslimin di dunia internasional. Landasan persatuan dan kesatuan umat Islam inilah kekuatan ajaran Islam selain pada aqidah tauhidullah, yakni berupa seruan kepada umatnya untuk menjaga persatuan di antara umat Islam berdasarkan ukhuwah Islamiah kal jasadil wahid.
Allah menegaskan di dalam ayat:
وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعً۬ا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآءً۬ فَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦۤ إِخۡوَٲنً۬ا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا حُفۡرَةٍ۬ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنۡہَاۗ كَذَٲلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَايَـٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَہۡتَدُونَ
Artinya: "Dan berpegang teguhlah kamu sekalian kepada tali Allah (agama Islam) dengan berjamaah dan janganlah kamu bercerai-berai dan kenanglah nikmat Allah kepada kamu ketika kamu bermusuh-musuhan (semasa jahiliah dahulu), lalu Allah menyatukan di antara hati kamu (sehingga kamu bersatu-padu dengan nikmat Islam), maka menjadilah kamu dengan nikmat Allah itu orang-orang Islam yang bersaudara dan kamu dahulu telah berada di tepi jurang Neraka (disebabkan kekufuran kamu semasa jahiliah), lalu Allah selamatkan kamu dari Neraka itu (disebabkan nikmat Islam juga). Demikianlah Allah menjelaskan kepada kamu ayat-ayat keterangan-Nya, supaya kamu mendapat petunjuk hidayah-Nya." (QS Ali Imran [3]: 103)
Semoga kaum Muslimin terus bergerak tanpa lelah untuk membela Masjidil Aqsa, dan saudara-saudara kita di Palestina serta kawasan Muslimin lainnya, semata-mata karena mengharap ridha Allah. Itu semua karena Masjidil Aqsa adalah hak milik kita semua kaum Muslimin. Al-Aqsa Haqquna! Semoga Allah mempersatukan negeri-negeri Muslim, para tokoh, pimpinan dan umat Muslimin demi kejayaan Islam wal Muslimin di Palestina dan di negeri-negeri lainnya. Aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin.
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الاَيَةِ وَذِكْرِالْحِكِيْمِ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرٌ الرَّحِيْمٌ
(rhs)