Asal-usul Marga Al-Jufri, Salah Satu Kabilah Keturunan Nabi Muhammad SAW
Selasa, 07 November 2023 - 16:50 WIB
Di antara ratusan marga Habaib keturunan Nabi Muhammad ﷺ di dunia, ada satu kabilah marga yang cukup populer, yaitu Al-Jufri (الجفري). Ada banyak tokoh bermarga Al-Jufri yang menjadi ulama masyhur di berbagai belahan dunia.
Di antaranya, Habib Ali Zainal Abidin Al-Jufri (ulama Hadhramaut yang bermukim di Uni Emirat Arab); Habib Idrus bin Salim Al-Jufri dari Palu; Habib Saggaf bin Muhammad Al-Jufri, cendekiawan Indonesia asal Palu kelahiran Pekalongan, dan masih banyak lainnya.
Berikut asal-usul marga Al-Jufri sebagai slah satu kabilah anak Keturunan Nabi Muhammad ﷺ. Nasab Al-Jufri ini bersambung kepada Rasulullah dari jalur Sayyidina Husein bin Ali-Fathimah putri Rasulullah ﷺ. Keturunan Nabi Muhammad di Indonesia biasa dijuluki Habib (Habaib untuk jamak). Sedangkan perempuan biasanya dipanggil Syarifah atau Sayyidah.
Asal-usul Marga Al-Jufri
Pengasuh Majelis Sayyidul Wujud Cimahi, Habib Ahmad Kazim Al-Kaff menceritakan, marga Al-Jufri diturunkan oleh Imam Abu Bakar Al-Jufri bin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Faqih Muqaddam. Ibunya bernama Syarifah Maryam, adalah putri dari Imam Abdurrahman Assegaf. Jadi Al-Jufri merupakan cucu Assegaf dari pihak ibu.
Kakeknya dari pihak ibu inilah yang mula-mula memanggil beliau dengan panggilan Jufrati yang bermakna anak kecil kesayangan yang berbadan gemuk dan kekar. Berkat panggilan itu juga, setelah dewasa beliau menjadi seorang ahli ilmu Jafar.
Ilmu Jafar adalah disiplin ilmu yang mengkonversikan huruf Arab ke dalam angka sehingga menghasilkan bilangan yang memiliki makna. Seperti kenapa suatu wirid harus dibaca 50 atau 100 kali, itu semua diatur dalam ilmu Jafar. Suatu yang mungkin telah ditentukan jika Imam Abu Bakar memang harus digelari Jufri, bahwa kitab untuk menulis ilmu Jafar tersebut tidak ditulis di atas kertas, melainkan di atas kulit anak kambing yang dikenal dengan sebutan Jafar juga.
Pada suatu hari beliau kehilangan kitabnya yang berisi ilmu Jafar tersebut, beliau mencarinya sambil berkata "Jafri, Jafri", maksudnya kitab ilmu Jafarku. Maka mulai sejak itu beliau disebut Al-Jufri.
Imam Abu Bakar Al-Jufri memiliki lima putra, dua diantaranya terputus, yakni Muhammad dan Abdullah. Sedangkan tiga lainnya tetap lestari. Pertama, Ahmad yang kemudian menurunkan marga Al-Kaff dan Al-Kuraikarih (terputus). Kedua, Alwi Al-Khowwas yang kemudian menurunkan marga Ash-Shofi, Al-Bahar dan Al-Bahil. Ketiga Umar yang menurunkan Al-Jufri lainnya. Imam Abu Bakar Al-Jufri lahir di Tarim dan wafat di kota yang sama Tahun 860 H. Jenazahnya dimakamkan di Zanbal Hadhramaut bersama datuk-datuknya.
Referensi:
- Kitab Syamsu Dzahirah Fi Nasabi Ahlibait
- Kitab Masrurrawi Fi Manaqib Bani Alawi
- Buku Menelusuri Silsilah Suci Bani Alawi
Di antaranya, Habib Ali Zainal Abidin Al-Jufri (ulama Hadhramaut yang bermukim di Uni Emirat Arab); Habib Idrus bin Salim Al-Jufri dari Palu; Habib Saggaf bin Muhammad Al-Jufri, cendekiawan Indonesia asal Palu kelahiran Pekalongan, dan masih banyak lainnya.
Berikut asal-usul marga Al-Jufri sebagai slah satu kabilah anak Keturunan Nabi Muhammad ﷺ. Nasab Al-Jufri ini bersambung kepada Rasulullah dari jalur Sayyidina Husein bin Ali-Fathimah putri Rasulullah ﷺ. Keturunan Nabi Muhammad di Indonesia biasa dijuluki Habib (Habaib untuk jamak). Sedangkan perempuan biasanya dipanggil Syarifah atau Sayyidah.
Asal-usul Marga Al-Jufri
Pengasuh Majelis Sayyidul Wujud Cimahi, Habib Ahmad Kazim Al-Kaff menceritakan, marga Al-Jufri diturunkan oleh Imam Abu Bakar Al-Jufri bin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Faqih Muqaddam. Ibunya bernama Syarifah Maryam, adalah putri dari Imam Abdurrahman Assegaf. Jadi Al-Jufri merupakan cucu Assegaf dari pihak ibu.
Kakeknya dari pihak ibu inilah yang mula-mula memanggil beliau dengan panggilan Jufrati yang bermakna anak kecil kesayangan yang berbadan gemuk dan kekar. Berkat panggilan itu juga, setelah dewasa beliau menjadi seorang ahli ilmu Jafar.
Ilmu Jafar adalah disiplin ilmu yang mengkonversikan huruf Arab ke dalam angka sehingga menghasilkan bilangan yang memiliki makna. Seperti kenapa suatu wirid harus dibaca 50 atau 100 kali, itu semua diatur dalam ilmu Jafar. Suatu yang mungkin telah ditentukan jika Imam Abu Bakar memang harus digelari Jufri, bahwa kitab untuk menulis ilmu Jafar tersebut tidak ditulis di atas kertas, melainkan di atas kulit anak kambing yang dikenal dengan sebutan Jafar juga.
Pada suatu hari beliau kehilangan kitabnya yang berisi ilmu Jafar tersebut, beliau mencarinya sambil berkata "Jafri, Jafri", maksudnya kitab ilmu Jafarku. Maka mulai sejak itu beliau disebut Al-Jufri.
Imam Abu Bakar Al-Jufri memiliki lima putra, dua diantaranya terputus, yakni Muhammad dan Abdullah. Sedangkan tiga lainnya tetap lestari. Pertama, Ahmad yang kemudian menurunkan marga Al-Kaff dan Al-Kuraikarih (terputus). Kedua, Alwi Al-Khowwas yang kemudian menurunkan marga Ash-Shofi, Al-Bahar dan Al-Bahil. Ketiga Umar yang menurunkan Al-Jufri lainnya. Imam Abu Bakar Al-Jufri lahir di Tarim dan wafat di kota yang sama Tahun 860 H. Jenazahnya dimakamkan di Zanbal Hadhramaut bersama datuk-datuknya.
Referensi:
- Kitab Syamsu Dzahirah Fi Nasabi Ahlibait
- Kitab Masrurrawi Fi Manaqib Bani Alawi
- Buku Menelusuri Silsilah Suci Bani Alawi
(rhs)