Pada Fase Tertentu Manusia Dapat Terbang dengan Kekuatannya Sendiri

Jum'at, 07 Agustus 2020 - 09:44 WIB
Oleh karena itu, al-Ghazali mengajukan, "Tidakkah lebih baik membebaskan prasangka itu dengan menunjukkan sudut pandang tersebut? Selebihnya akan sangat terlambat."



Psikologis Musik

Selanjutnya, dalam Kimiyya'us-Sa'adah al-Ghazali kembali pada persoalan aspek psikologis musik. Ia mencatat bahwa mekanisme musik dan tari dapat digunakan untuk menggairahkan (hidup). Musik dapat menjadi sebuah metode untuk menciptakan dampak emosional. Namun ia mempertahankan bahwa ada sesuatu fungsi musik yang polos -- musik yang tidak menimbulkan sentimen agama-semu -- yang digunakan sebagai sarana ibadah. ( bagian ( 1 ) dan ( 2 )

Penggunaan musik di kalangan sufi berbeda dengan penggunaan secara emosional. Sebelum seorang sufi terlibat dalam kegiatan musikal, termasuk mendengarkan musik, pastilah ditentukan melalui pencermatannya, apakah musik tersebut akan berguna bagi pengalamannya.

Ada sebuah cerita berhubungan dengan masalah ini yang menunjukkan bagaimana seorang guru sufi (Syekh al -Jurjani) menjelaskan kepada seorang murid yang (dianggap) belum pantas mendengarkan musik dalam lingkaran Sufi sebagai tujuan penghayatan. Dalam menanggapi permohonannya, Syekh itu menjawab, "Berpuasalah selama seminggu. Kemudian ada masakan lezat dihidangkan untukmu. Jika engkau lebih suka pada kegiatan musikal, maka silahkan ikut!"



"Keterlibatan dalam musik dan 'tari' dalam setiap keadaan," kata al-Ghazali, "bukan saja dilarang, namun sebenarnya berbahaya bagi calon murid." Psikologi modern ternyata masih belum menyadari adanya fungsi khusus untuk meningkatkan kesadaran.

Realitas "ungkapan" pengalaman sufi sangat sulit dipahami "orang luar" yang terbiasa berpikir dengan cara-cara yang berbeda dengan ungkapan itu. "Kelonggaran harus dilakukan kepadanya," kata al-Ghazali, "karena ia tidak paham terhadap ungkapan-ungkapan itu. Ia laksana orang buta yang mencoba memahami pengalaman melihat dedaunan yang hijau atau aliran air." (

Paling jauh "orang luar" hanya dapat mempertalikan pengalaman yang disampaikan kepadanya sesuai dengan pengalaman-pengalamannya sendiri yang sensual, menggairahkan dan emosional. "Namun orang yang bijak tidak akan mengingkari ungkapan-ungkapan yang sederhana itu meskipun ia tidak mengalaminya; meskipun bentuk opini tersebut amat sangat bebal". (Bersambung)
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mhy)
Halaman :
cover top ayah
وَ مَنۡ يَّعۡمَلۡ سُوۡٓءًا اَوۡ يَظۡلِمۡ نَفۡسَهٗ ثُمَّ يَسۡتَغۡفِرِ اللّٰهَ يَجِدِ اللّٰهَ غَفُوۡرًا رَّحِيۡمًا
Dan barangsiapa berbuat kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian dia memohon ampunan kepada Allah, niscaya dia akan mendapatkan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

(QS. An-Nisa Ayat 110)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More