Pra-Islam: Mengapa Orang Arab di Syam dan Irak Lebih Memilih Beragama Nasrani?
Kamis, 04 Januari 2024 - 17:17 WIB
Pada era pra-Islam orang-orang Arab Irak tidak sampai menganut Majusi Persia kendati hubungan mereka sangat erat dan mereka mengagumi kebudayaannya. Demikian juga orang Arab Syam tidak pula menganut paganisma Romawi atau Yunani dan tidak pula menyembah dewa-dewa mereka.
"Tetapi setelah agama Kristen jadi agama imperium Romawi, hati orang Arab Syam dan Irak jadi tertarik," tulis Muhammad Husain Haekal dalam bukunya yang diterjemahkan Ali Audah berjudul "Abu Bakr As-Siddiq" (PT Pustaka Litera AntarNusa, 1987).
Menurut Haekal, beberapa penulis sejarah menyebutkan bahwa raja Banu Gassan adalah yang pertama memeluk agama Nasrani karena imperium Romawi hanya membenarkan pemerintahan yang beragama Nasrani di bawah kekuasaannya di seluruh kerajaan itu.
Jika amir-amir Arab yang memeluk agama Nasrani itu ditafsirkan demikian, maka tidaklah demikian penafsiran terhadap kabilah-kabilah yang menganut agama Nasrani.
Kalau dikatakan bahwa kabilah-kabilah Syam masuk agama Nasrani untuk menyesuaikan diri dengan raja-raja yang berkuasa - sebab orang hanya ikut agama rajanya - maka banyak kabilah di Irak menganut agama Nasrani karena kesetiaannya kepada raja Hirah.
Mereka memerangi Nasrani sebagai sekutu Persia. "Jadi tentu ada faktor lain yang menyebabkan kabilah-kabilah Arab di Irak itu sampai menganut agama Nasrani, dan faktor ini tentu ada hubungannya dengan sikap mental serta kecenderungan rohani orang Arab," ujar Haekal.
Sikap mental orang Arab sesuai dengan watak baduinya yang cenderung jujur, ingin melihat hakikat itu secara bersahaja, ingin mempelajarinya tanpa harus rumit dan berbelit-belit.
Adakalanya orang hanya tergoda oleh ajaran Mazdakisma dan Manikeisma jika ia memang pandai berbicara dan senang berdebat.
Demikian juga dengan filsafat Yunani. Mentalitas Arab tampaknya tidak tertarik pada perdebatan yang serba berbelit-belit itu. Itu sebabnya mereka lalu tertarik pada agama Nasrani. Dengan - demikian mereka sudah merasa puas. Sebaliknya, hanya sedikit mereka yang menganut agama Majusi.
Lihat Juga: Pemerintah Diminta Cabut Imbauan Siaran Azan Magrib Pakai Running Text saat Misa Paus Fransiskus
"Tetapi setelah agama Kristen jadi agama imperium Romawi, hati orang Arab Syam dan Irak jadi tertarik," tulis Muhammad Husain Haekal dalam bukunya yang diterjemahkan Ali Audah berjudul "Abu Bakr As-Siddiq" (PT Pustaka Litera AntarNusa, 1987).
Menurut Haekal, beberapa penulis sejarah menyebutkan bahwa raja Banu Gassan adalah yang pertama memeluk agama Nasrani karena imperium Romawi hanya membenarkan pemerintahan yang beragama Nasrani di bawah kekuasaannya di seluruh kerajaan itu.
Jika amir-amir Arab yang memeluk agama Nasrani itu ditafsirkan demikian, maka tidaklah demikian penafsiran terhadap kabilah-kabilah yang menganut agama Nasrani.
Kalau dikatakan bahwa kabilah-kabilah Syam masuk agama Nasrani untuk menyesuaikan diri dengan raja-raja yang berkuasa - sebab orang hanya ikut agama rajanya - maka banyak kabilah di Irak menganut agama Nasrani karena kesetiaannya kepada raja Hirah.
Mereka memerangi Nasrani sebagai sekutu Persia. "Jadi tentu ada faktor lain yang menyebabkan kabilah-kabilah Arab di Irak itu sampai menganut agama Nasrani, dan faktor ini tentu ada hubungannya dengan sikap mental serta kecenderungan rohani orang Arab," ujar Haekal.
Sikap mental orang Arab sesuai dengan watak baduinya yang cenderung jujur, ingin melihat hakikat itu secara bersahaja, ingin mempelajarinya tanpa harus rumit dan berbelit-belit.
Adakalanya orang hanya tergoda oleh ajaran Mazdakisma dan Manikeisma jika ia memang pandai berbicara dan senang berdebat.
Demikian juga dengan filsafat Yunani. Mentalitas Arab tampaknya tidak tertarik pada perdebatan yang serba berbelit-belit itu. Itu sebabnya mereka lalu tertarik pada agama Nasrani. Dengan - demikian mereka sudah merasa puas. Sebaliknya, hanya sedikit mereka yang menganut agama Majusi.
Lihat Juga: Pemerintah Diminta Cabut Imbauan Siaran Azan Magrib Pakai Running Text saat Misa Paus Fransiskus
(mhy)