20 Bacaan Surat Pendek dalam Al-Qur’an, Mudah Dihafal dan Diajarkan

Minggu, 14 Januari 2024 - 05:15 WIB
Bacaan surat pendek dalam Al-Qur’an menjadi informasi penting untuk diketahui. Karena bacaannya yang tidak terlalu banyak, surat-surat ini bisa dengan mudah dihafal atau diajarkan kepada orang lain. Foto ilustrasi/ist
Bacaan surat pendek dalam Al-Qur’an menjadi informasi penting untuk diketahui. Karena bacaannya yang tidak terlalu banyak, surat-surat ini bisa dengan mudah dihafal atau diajarkan kepada orang lain.

Secara keseluruhan, Al-Qur’an terdiri atas 30 juz dan memiliki 144 surat di dalamnya. Bagi orang Muslim yang baru belajar membaca Al-Qur’an, mereka bisa memulainya dari bacaan-bacaan surat pendek.

Alasannya sederhana, yakni surat-surat tersebut tidak memiliki bacaan yang panjang dan banyak, sehingga nantinya akan lebih mudah dihafal. Berikut 20 bacaan surat pendek yang bisa digunakan untuk belajar membaca Al-Qur’an

Surat Pendek dalam Al-Qur’an

1. Al-Kautsar (3 ayat)

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ


Innaa a' thoinaakal kautsar.

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ


Fa solli lirabbika wan har

Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berkorbanlah

إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ


Inna syaani 'aka huwal abtar.

Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus

2. Al-Asr (3 ayat)

وَالْعَصْرِۙ


Wal-'asr.

Demi masa

اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ


Innal-insana lafi khusr

Sungguh, manusia berada dalam kerugian

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ


Illallazina amanu wa 'amilus-salihati wa tawasau bil-haqqi wa tawasau bis-sabr

Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran

3. Al-Ikhlas (4 ayat)

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ


Qul huwallāhu aḥad

Katakanlah (Muhammad) Dialah Allah, Yang Maha Esa

اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ


Allāhuṣ-ṣamad

Allah tempat meminta segala sesuatu

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ


Lam yalid wa lam yụlad

(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan

وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ


Wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad

Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.

4. An-Nas (6 ayat)

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ


qul a’ụżu birabbin-nās

Katakanlah, Aku berlindung kepada Tuhannya manusia

مَلِكِ النَّاسِۙ


Malikin-nās

Raja manusia

اِلٰهِ النَّاسِۙ


Ilāhin-nās

sembahan manusia

مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ


Min syarril-waswāsil-khannās

dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi

الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ


Allażī yuwas wisu fī ṣudụrin-nās

yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia

مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ


Minal-jinnati wan-nās

Dari (golongan) jin dan manusia

5. Al-Falaq (5 ayat)

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ


Qul a’udzu birabbil falaq.

Katakanlah, Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar)

مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ


Min syarri ma khalaq.

dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan

وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ


Wa min syarri ghasiqin idza waqab

dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita

وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ


Wa min syarrin naffasati fil ‘uqad.

dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya)

وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ࣖ


Wa min syarri hasidin iza hasad.

dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki

6. An-Nasr (3 ayat)

اِذَا جَآءَ نَصۡرُ اللّٰهِ وَالۡفَتۡحُۙ


Iza jaa-a nas rullahi walfath

Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan

وَرَاَيۡتَ النَّاسَ يَدۡخُلُوۡنَ فِىۡ دِيۡنِ اللّٰهِ اَفۡوَاجًا


Wa ra-aitan naasa yadkhuluuna fii diinil laahi afwaja

Dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah

فَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ وَاسۡتَغۡفِرۡهُ‌ ؔؕ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا


Fa sab bih bihamdi rabbika was taghfir, innahu kaana tawwaba

Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat

7. Al-Fill (5 Ayat)

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ


Alam tara kaifa fa’ala rabbuka bi`aṣ-ḥābil-fīl

Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?

أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ


A lam yaj’al kaidahum fī taḍlīl

Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia?

وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ


Wa arsala ‘alaihim ṭairan abābīl

dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong

تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ


Tarmīhim biḥijāratim min sijjīl

yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar

فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ


Fa ja’alahum ka’aṣfim ma`kụl

lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)

8. Al-Quraisy (4 ayat)

لِإِيْلٰفِ قُرَيْشٍ


Li iilaafi quraiisy.

Karena kebiasaan orang-orang Quraisy

إِلٰفِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَآءِ وَالصَّيْفِ


Lilaafihim rihlatasy syitaa i wash shoiif.

Yaitu kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas

فَلْيَعْبُدُوا۟ رَبَّ هٰذَا الْبَيْتِ


Falya’ buduu robba haadzal baiit.

Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka’bah)

الَّذِىٓ أَطْعَمَهُمْ مِّنْ جُوْعٍ وَءَامَنَهُمْ مِّنْ خَوْفٍ


Alladzii ath’ amahum minjuu 'iw wa aamanahum min khouf.

Yang telah memberi makanan mereka dari kelaparan dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan

9. Al-Lahab (6 ayat)

تَبَّتْ يَدَآ اَبِيْ لَهَبٍ وَّتَبَّۗ


Tabbat yadā abī lahabiw wa tabb

Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia

مَآ اَغْنٰى عَنْهُ مَالُهٗ وَمَا كَسَبَۗ


Mā agnā ‘anhu māluhū wa mā kasab

Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan

سَيَصْلٰى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍۙ


Sayaṣlā nāran żāta lahab

Kelak dia akan memasuki api yang bergejolak (neraka)

وَّامْرَاَتُهٗ ۗحَمَّالَةَ الْحَطَبِۚ


Wamra'atuh(ū), ḥammālatal-ḥaṭab

(begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah)

فِيْ جِيْدِهَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدٍ ࣖ


Fī jīdihā ḥablum mim masad

Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal

10. Al-Kafirun (6 ayat)

قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ


Qul yā ayyuhal-kāfirūn

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai orang-orang kafir”

لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ


Lā a‘budu mā ta‘budūn

aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah

وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ


Wa lā antum ‘ābidūna mā a‘bud

Kamu juga bukan penyembah apa yang aku sembah

وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ


Wa lā ana ‘ābidum mā ‘abattum.

Aku juga tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah

وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ


Wa lā antum ‘ābidūna mā a‘bud

Kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah

لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ࣖ


Lakum dīnukum wa liya dīn

"Untukmu agamamu dan untukku agamaku”

11. Al-Maun (7 Ayat)

اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِ


Ara'aital-lażī yukażżibu bid-dīn

Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama

فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ


Fa żālikal-lażī yadu‘‘ul-yatīm

Itulah orang yang menghardik anak yatim

وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ


Wa lā yaḥuḍḍu ‘alā ṭa‘āmil-miskīn

dan tidak menganjurkan untuk memberi makan orang miskin

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ


Fawailul lil-muṣallīn

Celakalah orang-orang yang melaksanakan salat

الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ


Allażīna hum ‘an ṣalātihim sāhūn

(yaitu) yang lalai terhadap salatnya

الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ


Allażīna hum yurā'ūn

yang berbuat riya

وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ


Wa yamna‘ūnal-mā‘ūn

dan enggan (memberi) bantuan

12. Al-Qadr (5 ayat)

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ


Innā anzalnāhu fī lailatil-qadr

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatul qadar

وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ


Wa mā adrāka mā lailatul-qadr

Tahukah kamu apakah Lailatulqadar itu?

لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ


Lailatul-qadri khairum min alfi syahr

Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan

تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ


Tanazzalul-malā'ikatu war rūḥu fīhā bi'iżni rabbihim min kulli amr

Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan

سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ


Salāmun hiya ḥattā maṭla‘il-fajr

Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar

13. Al-Zalzalah (8 Ayat)

اِذَا زُلْزِلَتِ الْاَرْضُ زِلْزَالَهَاۙ


Iżā zulzilatil-arḍu zilzālahā.

Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat

وَاَخْرَجَتِ الْاَرْضُ اَثْقَالَهَاۙ


Wa akhrajatil-arḍu aṡqālahā.

bumi mengeluarkan isi perutnya

وَقَالَ الْاِنْسَانُ مَا لَهَاۚ


Wa qālal-insānu mā lahā.

"dan manusia bertanya, “Apa yang terjadi dengannya (bumi)?

يَوْمَىِٕذٍ تُحَدِّثُ اَخْبَارَهَاۙ


Yauma'iżin tuḥaddiṡu akhbārahā

Pada hari itu (bumi) menyampaikan berita (tentang apa yang diperbuat manusia di atasnya)

بِاَنَّ رَبَّكَ اَوْحٰى لَهَاۗ


Bi'anna rabbaka auḥā lahā

karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian itu) kepadanya

يَوْمَىِٕذٍ يَّصْدُرُ النَّاسُ اَشْتَاتًا ەۙ لِّيُرَوْا اَعْمَالَهُمْۗ


Yauma'iżiy yaṣdurun-nāsu asytātā(n), liyurau a‘mālahum

Pada hari itu manusia keluar (dari kuburnya) dalam keadaan terpencar untuk diperlihatkan kepada mereka (balasan) semua perbuatan mereka

فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ


Famay ya‘mal miṡqāla żarratin khairay yarah

Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya

وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ ࣖ


Wa may ya‘mal miṡqāla żarratin syarray yarah

Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya

14. At-Takasur (8 Ayat)

اَلْهٰىكُمُ التَّكَاثُرُۙ


Alhākumut-takāṡur

Berbangga-bangga dalam memperbanyak (dunia) telah melalaikanmu

حَتّٰى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَۗ


Ḥattā zurtumul-maqābir

sampai kamu masuk ke dalam kubur

كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ


Kallā saufa ta‘lamūn

Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu)

ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ


Ṡumma kallā saufa ta‘lamūn

Sekali-kali tidak (jangan melakukan itu)! Kelak kamu akan mengetahui (akibatnya)

كَلَّا لَوْ تَعْلَمُوْنَ عِلْمَ الْيَقِيْنِۗ


Kallā lau ta‘lamūna ‘ilmal-yaqīn

Sekali-kali tidak (jangan melakukan itu)! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti, (niscaya kamu tidak akan melakukannya)

لَتَرَوُنَّ الْجَحِيْمَۙ


Latarawunnal-jaḥīm

Pasti kamu benar-benar akan melihat (neraka) Jahim

ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِيْنِۙ


Ṡumma latarawunnahā ‘ainal-yaqīn

Kemudian, kamu pasti benar-benar akan melihatnya dengan ainul yaqin

ثُمَّ لَتُسْـَٔلُنَّ يَوْمَىِٕذٍ عَنِ النَّعِيْمِ ࣖ


Ṡumma latus'alunna yauma'iżin ‘anin-na‘īm

Kemudian, kamu pasti benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu)

15. Al-Bayyinah (8 Ayat)

لَمْ يَكُنِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ وَالْمُشْرِكِيْنَ مُنْفَكِّيْنَ حَتّٰى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُۙ


Lam yakunil-lażīna kafarū min ahlil-kitābi wal-musyrikīna munfakkīna ḥattā ta'tiyahumul-bayyinah

Orang-orang yang kufur dari golongan Ahlulkitab dan orang-orang musyrik tidak akan meninggalkan (kekufuran mereka) sampai datang kepada mereka bukti yang nyata

رَسُوْلٌ مِّنَ اللّٰهِ يَتْلُوْا صُحُفًا مُّطَهَّرَةًۙ


Rasūlum minallāhi yatlū ṣuḥufam muṭahharah

(yaitu) seorang Rasul dari Allah (Nabi Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran suci (Al-Qur’an)

فِيْهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌ ۗ


Fīhā kutubun qayyimah

yang di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus (benar)

وَمَا تَفَرَّقَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنَةُ ۗ


Wa mā tafarraqal-lażīna ūtul-kitāba illā mim ba‘di mā jā'athumul-bayyinah(

Tidaklah terpecah-belah orang-orang Ahlulkitab, melainkan setelah datang kepada mereka bukti yang nyata

وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ


Wa mā umirū illā liya‘budullāha mukhliṣīna lahud-dīn(a), ḥunafā'a wa yuqīmuṣ-ṣalāta wa yu'tuz-zakāta wa żālika dīnul-qayyimah

Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istikamah), melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar)

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ وَالْمُشْرِكِيْنَ فِيْ نَارِ جَهَنَّمَ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِۗ


Innal-lażīna kafarū min ahlil-kitābi wal-musyrikīna fī nāri jahannama khālidīna fīhā, ulā'ika hum syarrul-bariyyah

Sesungguhnya orang-orang yang kufur dari golongan Ahlulkitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) neraka Jahanam. Mereka kekal di dalamnya. Mereka itulah seburuk-buruk makhluk

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اُولٰۤىِٕكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِۗ


Innal-lażīna āmanū wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti ulā'ika hum khairul-bariyyah

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itulah sebaik-baik makhluk

جَزَاۤؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنّٰتُ عَدْنٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًا ۗرَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ ۗ ذٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهٗ ࣖ


Jazā'uhum ‘inda rabbihim jannātu ‘adnin tajrī min taḥtihal-anhāru khālidīna fīhā abadā(n), raḍiyallāhu ‘anhum wa raḍū ‘anh(u), żālika liman khasyiya rabbah

Balasan mereka di sisi Tuhannya adalah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya

16. At-Tin (8 Ayat)

وَالتِّيْنِ وَالزَّيْتُوْنِۙ


Wat-tīni waz-zaitūn

Demi (buah) tin dan (buah) zaitun

وَطُوْرِ سِيْنِيْنَۙ


Wa ṭūri sīnīn

demi gunung Sinai

وَهٰذَا الْبَلَدِ الْاَمِيْنِۙ


Wa hāżal-baladil-amīn

dan demi negeri (Makkah) yang aman ini

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ


Laqad khalaqnal-insāna fī aḥsani taqwīm

sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya

ثُمَّ رَدَدْنٰهُ اَسْفَلَ سٰفِلِيْنَۙ


Ṡumma radadnāhu asfala sāfilīn

Kemudian, kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَلَهُمْ اَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُوْنٍۗ


Illal-lażīna āmanū wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti falahum ajrun gairu mamnūn

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan. Maka, mereka akan mendapat pahala yang tidak putus-putusnya

فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّيْنِۗ


Famā yukażżibuka ba‘du bid-dīn

Maka, apa alasanmu (wahai orang kafir) mendustakan hari Pembalasan setelah (adanya bukti-bukti) itu?

اَلَيْسَ اللّٰهُ بِاَحْكَمِ الْحٰكِمِيْنَ ࣖ


Alaisallāhu bi'aḥkamil-ḥākimīn

Bukankah Allah hakim yang paling adil?

17. Al-Humazah (9 ayat)

وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍۙ


Wailul likulli humazatil-lumazah

Celakalah setiap pengumpat lagi pencela

[ۨarabOpen]الَّذِيْ جَمَعَ مَالًا وَّعَدَّدَهٗۙ


Allażī jama‘a mālaw wa ‘addadah

yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya

يَحْسَبُ اَنَّ مَالَهٗٓ اَخْلَدَهٗۚ


Yaḥsabu anna mālahū akhladah

Dia (manusia) mengira bahwa hartanya dapat mengekalkannya

كَلَّا لَيُنْۢبَذَنَّ فِى الْحُطَمَةِۖ


Kallā layumbażanna fil-ḥuṭamah

Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Hutamah

وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْحُطَمَةُ ۗ


Wa mā adrāka mal-ḥuṭamah

Tahukah kamu apakah (neraka) Hutamah?

نَارُ اللّٰهِ الْمُوْقَدَةُۙ


Nārullāhil-mūqadah

(Ia adalah) api (azab) Allah yang dinyalakan

الَّتِيْ تَطَّلِعُ عَلَى الْاَفْـِٕدَةِۗ


Allatī taṭṭali‘u ‘alal-af'idah

yang (membakar) naik sampai ke hati

اِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُّؤْصَدَةٌۙ


Innahā ‘alaihim mu'ṣadah

Sesungguhnya dia (api itu) tertutup rapat (sebagai hukuman) atas mereka

فِيْ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ ࣖ


Fī ‘amadim mumaddadah

(sedangkan mereka) diikat pada tiang-tiang yang panjang

18. Al-Qari'ah (11 ayat)

اَلۡقَارِعَةُ


Al qoori'ah

Hari Kiamat

مَا الۡقَارِعَةُ‌


Mal qooriah

Apakah hari Kiamat itu?

وَمَاۤ اَدۡرٰٮكَ مَا الۡقَارِعَةُ


Wa maa adraaka mal qoori'ah

Dan tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?

يَوۡمَ يَكُوۡنُ النَّاسُ كَالۡفَرَاشِ الۡمَبۡثُوۡثِۙ‏


Yauma ya kuunun naasu kal farashil mabthuuth

Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan,

وَتَكُوۡنُ الۡجِبَالُ كَالۡعِهۡنِ الۡمَنۡفُوۡشِؕ


Wa ta kuunul jibalu kal 'ihnil manfuush

dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.

فَاَمَّا مَنۡ ثَقُلَتۡ مَوَازِيۡنُهٗ


Fa-amma man thaqulat mawa ziinuh

Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,

فَهُوَ فِىۡ عِيۡشَةٍ رَّاضِيَةٍ


Fahuwa fii 'ishatir raadiyah

maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang).

وَاَمَّا مَنۡ خَفَّتۡ مَوَازِيۡنُهٗ


Wa amma man khaffat mawa ziinuh

Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,

فَاُمُّهٗ هَاوِيَةٌ


Fa-ummuhu haawiyah

maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.

وَمَاۤ اَدۡرٰٮكَ مَا هِيَهۡ


Wa maa adraaka maa hiyah

Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?

نَارٌ حَامِيَةٌ


Naarun hamiyah

(Yaitu) api yang sangat panas.

19. Al-Insyirah (8 Ayat)

اَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَۙ


Alam nasyraḥ laka ṣadrak

Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Nabi Muhammad),

وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَۙ


Wa waḍa‘nā ‘anka wizrak

meringankan beban (tugas-tugas kenabian) darimu

الَّذِيْٓ اَنْقَضَ ظَهْرَكَۙ


Allażī anqaḍa ẓahrak

yang memberatkan punggungmu,

وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَۗ


Wa rafa‘nā laka żikrak

dan meninggikan (derajat)-mu (dengan selalu) menyebut-nyebut (nama)-mu?

فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ


Fa'inna ma‘al-‘usri yusrā

Maka, sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.

اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ


Inna ma‘al-‘usri yusrā

Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.

فَاِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْۙ


Fa iżā faragta fanṣab.

Apabila engkau telah selesai (dengan suatu kebajikan), teruslah bekerja keras (untuk kebajikan yang lain)

وَاِلٰى رَبِّكَ فَارْغَبْ ࣖ


Wa ilā rabbika fargab.

dan hanya kepada Tuhanmu berharaplah

20. Al-Fatihah (7 ayat)

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


Bismillaahir Rahmaanir Rahiim

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ


Al-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn

Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam

الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ


Ar-raḥmānir-raḥīm

Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,

مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ


Māliki yaumid-dīn

Pemilik hari pembalasan.

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ


Iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ


Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm

Tunjukilah kami jalan yang lurus

صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ


Ṣirāṭallażīna an'amta 'alaihim gairil-magḍụbi 'alaihim wa laḍ-ḍāllīn

(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat

Demikianlah ulasan mengenai 20 bacaan surat pendek dalam Al-Qur’an yang bisa digunakan untuk belajar atau menghafal. Semoga bermanfaat.

Baca Juga


Wallahu a’lam
(wid)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam apabila Berbuka Puasa, beliau mengucapkan:  DZAHABAZH ZHAMAA'U WABTALLATIL 'URUUQU WA TSABATIL AJRU IN SYAA-ALLAAH (Telah hilang dahaga, dan telah basah tenggorokan, dan telah tetap pahala insya Allah).

(HR. Sunan Abu Dawud No. 2010)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More