Pembebasan Irak: Tanpa Perang, Khalid Merasa Kesepian
Selasa, 23 Januari 2024 - 16:06 WIB
Sudah tentu Iyad langsung menerima saran itu. Telah setahun penuh ia tak mampu menguasai lawannya. Ia mengutus seseorang kepada Khalid yang pagi itu sedang santai di Ain Tamr. Begitu ia membuka surat Iyad, wajahnya tampak ceria, dan ketika itu juga utusan itu disuruh kembali dengan membawa sepucuk surat kepada Iyad yang bunyinya:
Kepadamu sekarang tujuanku.
Tunggulah sebentar, rombongan akan datang
Membawa singa-singa dengan pedang berkilauan
Batalion demi batalion.
Secepat itu pula Khalid sudah siap untuk menolong Iyad. Baris-baris puisi itu mempertegas bahwa Khalid merasa tersiksa karena kesepian dan jauh dari medan pertempuran. Buat dia Anbar dan Ain Tamr belum lagi memuaskan hatinya. Latihan itu tidak memadai untuk kemampuannya yang luar biasa besarnya itu.
Kepadamu sekarang tujuanku.
Tunggulah sebentar, rombongan akan datang
Membawa singa-singa dengan pedang berkilauan
Batalion demi batalion.
Secepat itu pula Khalid sudah siap untuk menolong Iyad. Baris-baris puisi itu mempertegas bahwa Khalid merasa tersiksa karena kesepian dan jauh dari medan pertempuran. Buat dia Anbar dan Ain Tamr belum lagi memuaskan hatinya. Latihan itu tidak memadai untuk kemampuannya yang luar biasa besarnya itu.
(mhy)