4 Hal yang Harus Dilakukan Imam Salat Berjamaah
Kamis, 01 Februari 2024 - 22:15 WIB
Berikut ini panduan bagi mereka yang ingin menjadi imam salat berjamaah sebagaimana disampaikan Ustaz Asep Sholahuddin dalam Pengajian Tarjih PP Muhammadiyah yang diselenggarakan pada Rabu (31/01).
Menjadi imam salat adalah amalan terpuji dalam Islam, sehingga Nabi SAW menggarisbawahi bahwa seorang imam harus pandai dalam bacaan al-Qur’an.
Asep Sholahuddin merinci beberapa hal yang perlu diketahui seorang imam.
Pertama, imam menghadap ke arah makmum. Imam diharapkan dapat memberikan perhatian khusus terhadap kesejajaran dan kerapian barisan jamaahnya, mengingatkan mereka untuk meluruskan dan merapikan barisannya sebelum memulai salat berjamaah.
Selain itu, tugas imam adalah menjaga kekhusyukan salat. Imam memiliki tanggung jawab untuk memberikan pengingat kepada jamaahnya agar menghindari hal-hal yang dapat mengganggu konsentrasi selama ibadah. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang tenang dan khidmat selama pelaksanaan salat berjamaah.
Imam juga harus memastikan bahwa shaf depan terisi lebih dulu sebelum shaf-shaf berikutnya. Hal ini bertujuan untuk menjamin kekompakan dan kesejajaran antara jamaah, menciptakan kebersamaan dalam melaksanakan salat.
Kedua, dalam aspek teknis salat, pentingnya imam untuk menguatkan suara dalam bacaan takbir. Ketika melakukan takbiratul ihram, takbir intiqal, tasmi’, dan salam, imam diharapkan mampu memperkuat suaranya.
Ini bertujuan agar jamaah dapat mendengar dengan jelas setiap langkah dalam rangkaian takbir dan tasmi’, sehingga mereka dapat mengikuti salat dengan lebih baik.
Ketiga, pentingnya imam untuk membaca surat sesuai dengan kondisi makmum. Imam sebaiknya tidak memanjangkan bacaan surat, terutama jika di antara jamaah terdapat orang tua atau orang-orang yang sedang sakit.
Hal ini sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi fisik jamaah agar tidak merasa terbebani selama pelaksanaan salat.
Keempat, selepas salat, imam diharapkan untuk menghadap ke arah makmum atau ke sebelah kanan imam. Tindakan ini tidak hanya bagian dari sunah tapi juga memberikan kesan kebersamaan dan keterbukaan, serta menciptakan suasana yang lebih akrab di antara imam dan jamaah setelah menyelesaikan ibadah.
Calon imam agar dapat menjalankan tugasnya dengan lebih bijak, memperhatikan keadaan jamaah, dan menciptakan lingkungan salat berjamaah yang nyaman serta penuh keberkahan.
Semua panduan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kualitas ibadah di tengah masyarakat.
Menjadi imam salat adalah amalan terpuji dalam Islam, sehingga Nabi SAW menggarisbawahi bahwa seorang imam harus pandai dalam bacaan al-Qur’an.
Asep Sholahuddin merinci beberapa hal yang perlu diketahui seorang imam.
Pertama, imam menghadap ke arah makmum. Imam diharapkan dapat memberikan perhatian khusus terhadap kesejajaran dan kerapian barisan jamaahnya, mengingatkan mereka untuk meluruskan dan merapikan barisannya sebelum memulai salat berjamaah.
Selain itu, tugas imam adalah menjaga kekhusyukan salat. Imam memiliki tanggung jawab untuk memberikan pengingat kepada jamaahnya agar menghindari hal-hal yang dapat mengganggu konsentrasi selama ibadah. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang tenang dan khidmat selama pelaksanaan salat berjamaah.
Imam juga harus memastikan bahwa shaf depan terisi lebih dulu sebelum shaf-shaf berikutnya. Hal ini bertujuan untuk menjamin kekompakan dan kesejajaran antara jamaah, menciptakan kebersamaan dalam melaksanakan salat.
Kedua, dalam aspek teknis salat, pentingnya imam untuk menguatkan suara dalam bacaan takbir. Ketika melakukan takbiratul ihram, takbir intiqal, tasmi’, dan salam, imam diharapkan mampu memperkuat suaranya.
Ini bertujuan agar jamaah dapat mendengar dengan jelas setiap langkah dalam rangkaian takbir dan tasmi’, sehingga mereka dapat mengikuti salat dengan lebih baik.
Ketiga, pentingnya imam untuk membaca surat sesuai dengan kondisi makmum. Imam sebaiknya tidak memanjangkan bacaan surat, terutama jika di antara jamaah terdapat orang tua atau orang-orang yang sedang sakit.
Hal ini sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi fisik jamaah agar tidak merasa terbebani selama pelaksanaan salat.
Keempat, selepas salat, imam diharapkan untuk menghadap ke arah makmum atau ke sebelah kanan imam. Tindakan ini tidak hanya bagian dari sunah tapi juga memberikan kesan kebersamaan dan keterbukaan, serta menciptakan suasana yang lebih akrab di antara imam dan jamaah setelah menyelesaikan ibadah.
Calon imam agar dapat menjalankan tugasnya dengan lebih bijak, memperhatikan keadaan jamaah, dan menciptakan lingkungan salat berjamaah yang nyaman serta penuh keberkahan.
Semua panduan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kualitas ibadah di tengah masyarakat.
(mhy)