Sambut Ramadan, Aplikasi Belajar Ngaji Diluncurkan
Rabu, 06 Maret 2024 - 05:58 WIB
Menyambut bulan suci Ramadan aplikasi bernama ngaji.ai, resmi diluncurkan oleh perusahaan pelopor penerapan teknologi AI (Artifical Intelligence), Vokal.ai.
Inovasi terbarunya lewat aplikasi belajar mengaji yang memanfaatkan fitur AI ini bertujuan untuk mempermudah masyarakat belajar mengaji yang dilakukan secara mandiri.
Co-Founder ngaji.ai, Prof Dr Sutarto Hadi menjelaskan latar belakang dibuatnya aplikasi ini adalah karena mayoritas penduduk Indonesia yang beragama muslim, sehingga sangat penting baginya untuk tiap masyarakat dapat memperdalam ilmu agama terutama membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an.
Selain itu di tengah pesatnya teknologi, masyarakat juga sudah mulai timbul rasa enggan atau bahkan malu untuk belajar ilmu agama dan mengaji dari seorang guru, maka kebanyakan dari mereka biasanya akan memilih mencari tau melalui internet.
“Indonesia sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim, di mana 91 Persen warga muslim memiliki pandangan bahwa kemampuan membaca Al-Qur'an penting untuk dimiliki. Selama ini, orang tua biasanya memanggil guru untuk belajar mengaji di rumah, atau mendaftarkan anaknya ke TPA/TPQ, dan jarang ada pilihan lain,” kata prof Sutarto saat ditemui dalam acara Media Launching ngaji.ai, di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (5/2/2024).
Dengan diluncurkannya aplikai yang berbasis teknologi AI dan automatic speech recognition ini maka dapat memberi feedback untuk para pengguna mengetahui apakah pengucapannya sudah benar atau belum. Tidak hanya itu, aplikasi ini juga dapat menjawab tantangan proses belajar mengaji yang lebih fleksibel dan tanpa batas sehingga siapapun bisa belajar mengaji dimanapun dan kapanpun.
Sistem pembelajaran ini diketahui akan menerapkan scoring system yang mana pengguna akan mendapatkan nilai sendiri saat telah menyelesaikan materi belajar dan mengerjakan latihan yang sudah disediakan.
Maka dari hasil scoring yang didapat akan dilakukan perengkingan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi pengguna dalam belajar mengaji, sehingga pengguna juga bisa membagikan pencapaiannya ke media sosial.
Lebih lanjut, Founder Vokal.ai, Martijn Enter menambahkan aplikasi ini telah dikembangkan sejak 2020 dan menggunakan teknologi yang dikembangkan bersama para Ahli dibidangnya.
“Menurut pendapat saya, masa depan AI di dunia pendidikan Indonesia memiliki potensi yang besar sekali untuk kemajuan dan transformasi. AI dapat menyesuaikan pengalaman belajar berdasarkan kebutuhan masing-masing pelajar dan gaya belajar, sehingga bisa menghasilkan pengertian yang lebih dalam dan interaksi lebih baik,” ucap Martijn.
Atas peluncuran aplikasi tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan dirinya memberikan apresiasi terhadap kehadiran aplikasi ngaji.ai ditengah situasi bulan Ramadan yang saat ini juga semakin dekat. Menurutnya, bahwa kehadiran Artificial Intelligence tidak akan merugikan sektor kreatif, tetapi justru dengan pengaplikasian yang tepat.
“Kehadiran ngaji.ai telah mengkonfirmasi sikap Kemenparekraf, bahwa kehadiran Artificial Intelligence tidak akan merugikan sektor kreatif, tetapi justru dengan pengaplikasian yang tepat, bisa memberikan dampak positif. Banyak sekali fitur-fitur di ngaji.ai yang membuat belajar mengaji dan ibadah di bulan Ramadhan nanti jadi lebih menyenangkan,” tutur Sandiaga Uno. (**Chindy Aprilia Pratiwi)
Inovasi terbarunya lewat aplikasi belajar mengaji yang memanfaatkan fitur AI ini bertujuan untuk mempermudah masyarakat belajar mengaji yang dilakukan secara mandiri.
Co-Founder ngaji.ai, Prof Dr Sutarto Hadi menjelaskan latar belakang dibuatnya aplikasi ini adalah karena mayoritas penduduk Indonesia yang beragama muslim, sehingga sangat penting baginya untuk tiap masyarakat dapat memperdalam ilmu agama terutama membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an.
Selain itu di tengah pesatnya teknologi, masyarakat juga sudah mulai timbul rasa enggan atau bahkan malu untuk belajar ilmu agama dan mengaji dari seorang guru, maka kebanyakan dari mereka biasanya akan memilih mencari tau melalui internet.
“Indonesia sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim, di mana 91 Persen warga muslim memiliki pandangan bahwa kemampuan membaca Al-Qur'an penting untuk dimiliki. Selama ini, orang tua biasanya memanggil guru untuk belajar mengaji di rumah, atau mendaftarkan anaknya ke TPA/TPQ, dan jarang ada pilihan lain,” kata prof Sutarto saat ditemui dalam acara Media Launching ngaji.ai, di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (5/2/2024).
Dengan diluncurkannya aplikai yang berbasis teknologi AI dan automatic speech recognition ini maka dapat memberi feedback untuk para pengguna mengetahui apakah pengucapannya sudah benar atau belum. Tidak hanya itu, aplikasi ini juga dapat menjawab tantangan proses belajar mengaji yang lebih fleksibel dan tanpa batas sehingga siapapun bisa belajar mengaji dimanapun dan kapanpun.
Sistem pembelajaran ini diketahui akan menerapkan scoring system yang mana pengguna akan mendapatkan nilai sendiri saat telah menyelesaikan materi belajar dan mengerjakan latihan yang sudah disediakan.
Maka dari hasil scoring yang didapat akan dilakukan perengkingan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi pengguna dalam belajar mengaji, sehingga pengguna juga bisa membagikan pencapaiannya ke media sosial.
Lebih lanjut, Founder Vokal.ai, Martijn Enter menambahkan aplikasi ini telah dikembangkan sejak 2020 dan menggunakan teknologi yang dikembangkan bersama para Ahli dibidangnya.
“Menurut pendapat saya, masa depan AI di dunia pendidikan Indonesia memiliki potensi yang besar sekali untuk kemajuan dan transformasi. AI dapat menyesuaikan pengalaman belajar berdasarkan kebutuhan masing-masing pelajar dan gaya belajar, sehingga bisa menghasilkan pengertian yang lebih dalam dan interaksi lebih baik,” ucap Martijn.
Diapresiasi Kemenparekraf
Disisi lain, ia juga mengungkapkan bahwa pada pengguna baru aplikasi ini akan menyesuaikan level kesulitan dan kecepatan belajar berdasarkan performa pengguna, sehingga diharapkan pengguna dapat lebih mudah untuk belajar.Atas peluncuran aplikasi tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan dirinya memberikan apresiasi terhadap kehadiran aplikasi ngaji.ai ditengah situasi bulan Ramadan yang saat ini juga semakin dekat. Menurutnya, bahwa kehadiran Artificial Intelligence tidak akan merugikan sektor kreatif, tetapi justru dengan pengaplikasian yang tepat.
“Kehadiran ngaji.ai telah mengkonfirmasi sikap Kemenparekraf, bahwa kehadiran Artificial Intelligence tidak akan merugikan sektor kreatif, tetapi justru dengan pengaplikasian yang tepat, bisa memberikan dampak positif. Banyak sekali fitur-fitur di ngaji.ai yang membuat belajar mengaji dan ibadah di bulan Ramadhan nanti jadi lebih menyenangkan,” tutur Sandiaga Uno. (**Chindy Aprilia Pratiwi)
(wid)