Cinta Bersemi Dua Sejoli Nabi Palsu di Yamamah
Sabtu, 15 Agustus 2020 - 12:51 WIB
Kalaupun benar ia telah kawin dengan perempuan itu, tentu itu merupakan suatu bukti kemahirannya dalam politik serta kepandaiannya merajuk hati orang. Ia sudah ingin melepaskan diri dari Sajah guna melapangkan jalan dalam memerangi kabilah-kabilah di sekitarnya dan Muslimin yang diutus oleh Khalifah Abu Bakar untuk memeranginya.
Dilihatnya perempuan itu begitu lemah dan sifat betinanya cukup menggoda hatinya. Setelah perempuan itu menyerah dan mengikutinya, ditinggalkannya begitu saja. Sebenarnya pembicaraan perempuan ini dengan Malik bin Nuwairah kemudian dengan rekannya yang mengaku nabi itu, membuktikan bahwa di samping ia pandai membaca sajak-sajak mantra dalam kapasitasnya sebagai dukun, juga sebagai perempuan ia sangat lemah lembut. ( )
Kebalikannya Musailamah, seorang laki-laki bersosok kecil, kerdil, tampangnya tidak menarik selain tutur katanya yang manis, tidak banyak tertarik pada perempuan atau pada kecantikannya.
Oleh karena itu, salah satu ketentuan yang diterapkan pada kaumnya ialah barang siapa mempunyai anak laki-laki tak boleh ia mendekati istrinya kecuali jika anak itu mati. Kalau anaknya meninggal, ia boleh mencampuri istrinya untuk memperoleh anak lagi. Maka barang siapa sudah mempunyai anak laki-laki, semua perempuan diharamkan buat dia! (Baca juga: Kisah Aswad al-Ansi, Nabi Palsu yang Sempat Menguasai Yaman )
Dilihatnya perempuan itu begitu lemah dan sifat betinanya cukup menggoda hatinya. Setelah perempuan itu menyerah dan mengikutinya, ditinggalkannya begitu saja. Sebenarnya pembicaraan perempuan ini dengan Malik bin Nuwairah kemudian dengan rekannya yang mengaku nabi itu, membuktikan bahwa di samping ia pandai membaca sajak-sajak mantra dalam kapasitasnya sebagai dukun, juga sebagai perempuan ia sangat lemah lembut. ( )
Kebalikannya Musailamah, seorang laki-laki bersosok kecil, kerdil, tampangnya tidak menarik selain tutur katanya yang manis, tidak banyak tertarik pada perempuan atau pada kecantikannya.
Oleh karena itu, salah satu ketentuan yang diterapkan pada kaumnya ialah barang siapa mempunyai anak laki-laki tak boleh ia mendekati istrinya kecuali jika anak itu mati. Kalau anaknya meninggal, ia boleh mencampuri istrinya untuk memperoleh anak lagi. Maka barang siapa sudah mempunyai anak laki-laki, semua perempuan diharamkan buat dia! (Baca juga: Kisah Aswad al-Ansi, Nabi Palsu yang Sempat Menguasai Yaman )
(mhy)