Khusyu' Saat Salat Tanda Kekusyukan Hati, Begini Cara Menghadirkannya
Minggu, 16 Agustus 2020 - 10:38 WIB
Khusyu' dalam salat merupakan ukuran dan tanda kekhusyukan hati. Bagaimana cara menghadirkan khusyu'? Berikut penjelasan Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Sultan Fatah Semarang Ustaz Saeful Huda .
Ustaz Saeful Huda menukil perkataan Imam Al-Ghazali dimana lalai adalah lawan dari ingat. Yang lalai dalam semua salatnya , bagaimana mungkin bisamendirikan salat untuk mengingat-Nya? Kehadiran hati adalah ruhnya salat, minimal saat memulai takbiratul ihram. Kurang dari ini adalah kebinasaan. Semakin bertambah kehadiran hati, semakin bertambah pula ruh tersebut ada dalam bagian-bagian salat. (Baca Juga: 5 Kiat Agar Khusyuk dalam Salat)
Berapa banyak orang hidup tapi tidak punya daya gerak hingga seperti mayit. Demikian pula orang yang lalai dalam seluruh pelaksanan salat kecuali pada waktu takbiratul ihram. Seperti orang hidup yang tidak punya daya gerak sama sekali.
Kata Imam Al-Ghazali , makna batin memiliki banyak ungkapan tetapi seluruhnya terangkum dalam enam kalimat, yaitu:
1. Kehadiran hati.
2. Tafahhum.
3. Ta'dzim.
4. Haibah.
5. Raja'.
6. Haya'.
Penjelasan:
1. Kehadiran hati ialah mengosongkan hati dari hal-hal yang tidak perlu hingga dia senantiasa sadar, tidak berpikiran liar.
2. Tafahhum adalah paham terhadap makna.
3. Ta'dzim itu rasa hormat.
4. Haibah adalah rasa takut yang bersumberdari rasa hormat.
5. Raja' adalah pengharapan.
6. Haya' adalah rasa malu.
Faktor penyebab kehadiran hati adalah himmah atau perhatian utama. Tafahhum berasal dari kebiasan berpikir untuk mengetahui makna. Ta'dzim lahir dari dua makrifat (terhadap kemuliaan dan keagungan Allahdan terhadap kehinaan dan kefanaan dirinya).
Sedangkan Haibah datang dari makrifat akan kekuasaan Allah, hukuman-Nya, pengaruh kehendak-Nya. Penyebab timbulnya raja' adalah kelembutan Allah, kedermawanan-Nya, keluasaan nikmat-Nya, keindahan ciptaan-Nya, dan pengetahuan akan kebenaran janji-Nya. Sedang haya' muncul melalui perasaan serba kurang sempurna dalam beribadah dan pengetahuannyaakan ketidakmampuan menunaikan hak-hak Allah.
Berdasarkan itu, manusia terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
Ustaz Saeful Huda menukil perkataan Imam Al-Ghazali dimana lalai adalah lawan dari ingat. Yang lalai dalam semua salatnya , bagaimana mungkin bisamendirikan salat untuk mengingat-Nya? Kehadiran hati adalah ruhnya salat, minimal saat memulai takbiratul ihram. Kurang dari ini adalah kebinasaan. Semakin bertambah kehadiran hati, semakin bertambah pula ruh tersebut ada dalam bagian-bagian salat. (Baca Juga: 5 Kiat Agar Khusyuk dalam Salat)
Berapa banyak orang hidup tapi tidak punya daya gerak hingga seperti mayit. Demikian pula orang yang lalai dalam seluruh pelaksanan salat kecuali pada waktu takbiratul ihram. Seperti orang hidup yang tidak punya daya gerak sama sekali.
Kata Imam Al-Ghazali , makna batin memiliki banyak ungkapan tetapi seluruhnya terangkum dalam enam kalimat, yaitu:
1. Kehadiran hati.
2. Tafahhum.
3. Ta'dzim.
4. Haibah.
5. Raja'.
6. Haya'.
Penjelasan:
1. Kehadiran hati ialah mengosongkan hati dari hal-hal yang tidak perlu hingga dia senantiasa sadar, tidak berpikiran liar.
2. Tafahhum adalah paham terhadap makna.
3. Ta'dzim itu rasa hormat.
4. Haibah adalah rasa takut yang bersumberdari rasa hormat.
5. Raja' adalah pengharapan.
6. Haya' adalah rasa malu.
Faktor penyebab kehadiran hati adalah himmah atau perhatian utama. Tafahhum berasal dari kebiasan berpikir untuk mengetahui makna. Ta'dzim lahir dari dua makrifat (terhadap kemuliaan dan keagungan Allahdan terhadap kehinaan dan kefanaan dirinya).
Sedangkan Haibah datang dari makrifat akan kekuasaan Allah, hukuman-Nya, pengaruh kehendak-Nya. Penyebab timbulnya raja' adalah kelembutan Allah, kedermawanan-Nya, keluasaan nikmat-Nya, keindahan ciptaan-Nya, dan pengetahuan akan kebenaran janji-Nya. Sedang haya' muncul melalui perasaan serba kurang sempurna dalam beribadah dan pengetahuannyaakan ketidakmampuan menunaikan hak-hak Allah.
Berdasarkan itu, manusia terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu: