Tuntunan Iktikaf Sesuai Al Qur'an dan Sunnah Rasul

Rabu, 03 April 2024 - 08:56 WIB
Tuntunan Iktikaf sesuai Al Quran dan sunnah penting diketahui umat Muslim. Terlebih, saat ini sudah memasuki 10 hari terakhir Ramadan. Foto ilustrasi/ist
Tuntunan Iktikaf sesuai Al Qur'an dan sunnah penting diketahui umat Muslim. Terlebih, saat ini sudah memasuki 10 hari terakhir Ramadan .

Menurut bahasa, iktikaf memiliki arti berdiam diri dan menetap dalam sesuatu. Sedangkan menurut syara’, ikfikaf dimaknai sebagai aktivitas berdiam diri di masjid sebagai ibadah yang disunahkan dikerjakan setiap waktu, namun lebih diutamakan pada bulan Ramadan, khususnya hari kesepuluh yang terakhir untuk mengharapkan kedatangan malam Lailatul Qadar.

Pada ulasan kali ini, akan dibahas mengenai tuntunan iktikaf sesuai Al Qur'an dan sunnah Rasulullah SAW. Simak ulasannya berikut.

Tuntunan Iktikaf Sesuai Al Qur'an dan Sunnah

1. Waktu Iktikaf

Pada pelaksanaannya, iktikaf sebenarnya bisa dilakukan kapan pun. Namun, memang terdapat anjurkan untuk mengerjakannya di bulan Ramadan, khususnya sepuluh hari terakhir. Hal ini sesuai dengan hadis riwayat Aisyah ra:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ اْلعَشَرَ اْلأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ. [رواه مسلم




Artinya: “Bahwa Nabi SAW melakukan i’tikaf pada hari kesepuluh terakhir dari bulan Ramadan, (beliau melakukannya) sejak datang di Madinah sampai beliau wafat, kemudian istri-istri beliau melakukan i’tikaf setelah beliau wafat.” (HR. Muslim)

Berkaitan dengan durasi, para ulama memiliki pandangan berbeda. Mengutip laman Muhammadiyah, Al-Hanafiyah berpendapat bahwa iktikaf dapat dilaksanakan pada waktu yang sebentar, namun tidak ditentukan batasan lamanya.

Sementara menurut al-Malikiyah, iktikaf dilaksanakan dalam waktu minimal satu malam satu hari. Memperhatikan pandangan-pandangan di atas, kegiatan iktikaf bisa dikerjakan umat Muslim dalam beberapa waktu berbeda tertentu. Misal 1 jam, 3 jam, dan seterusnya, tetapi boleh juga melaksanakannya dalam waktu sehari semalam.

2. Tempat Iktikaf

Secara umum, kegiatan iktikaf dilakukan di dalam masjid. Hal ini pernah dijelaskan dalam Al Quran surat Al-Baqarah ayat 187:

… فَاْلآَنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللهُ لَكُمْ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ اْلأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ وَلاَ تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ تِلْكَ حُدُودُ اللهِ فَلاَ تَقْرَبُوهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ آَيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ


Artinya: “…maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka jangan kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.” (QS. al-Baqarah:187).

3. Niat Iktikaf

Saat seorang Muslim ingin beriktikaf, mereka harus berniat terlebih dahulu. Berikut ini bacaannya:

نويت الاعتكاف في هذا المسجد لله تعالى


Latin: nawaitul i'tikafa fii haadzal masjidi lillahi ta'ala

Artinya: Saya niat I’tikaf di masjid ini karena Allah Ta’ala “

4. Syarat-syarat Iktikaf

Pada pelaksanaannya, iktikaf sendiri memiliki tata cara yang terdiri atas syarat dan rukun. Berikut ini di antaranya:

-Beragama Islam

-Baligh dan berakal

-Iktikaf dilaksanakan di masjid, baik masjid jami’ maupun masjid biasa
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
وَوَهَبۡنَا لَهٗۤ اِسۡحٰقَ وَيَعۡقُوۡبَ‌ؕ كُلًّا هَدَيۡنَا ‌ۚ وَنُوۡحًا هَدَيۡنَا مِنۡ قَبۡلُ‌ وَمِنۡ ذُرِّيَّتِهٖ دَاوٗدَ وَسُلَيۡمٰنَ وَاَيُّوۡبَ وَيُوۡسُفَ وَمُوۡسٰى وَ هٰرُوۡنَ‌ؕ وَكَذٰلِكَ نَجۡزِى الۡمُحۡسِنِيۡنَۙ (٨٤) وَزَكَرِيَّا وَيَحۡيٰى وَعِيۡسٰى وَاِلۡيَاسَ‌ؕ كُلٌّ مِّنَ الصّٰلِحِيۡنَۙ (٨٥) وَاِسۡمٰعِيۡلَ وَالۡيَسَعَ وَيُوۡنُسَ وَلُوۡطًا‌ ؕ وَكُلًّا فَضَّلۡنَا عَلَى الۡعٰلَمِيۡنَۙ (٨٦) وَمِنۡ اٰبَآٮِٕهِمۡ وَذُرِّيّٰتِهِمۡ وَاِخۡوَانِهِمۡ‌ۚ وَاجۡتَبَيۡنٰهُمۡ وَهَدَيۡنٰهُمۡ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسۡتَقِيۡمٍ (٨٧) ذٰ لِكَ هُدَى اللّٰهِ يَهۡدِىۡ بِهٖ مَنۡ يَّشَآءُ مِنۡ عِبَادِهٖ‌ؕ وَلَوۡ اَشۡرَكُوۡا لَحَبِطَ عَنۡهُمۡ مَّا كَانُوۡا يَعۡمَلُوۡنَ (٨٨)
Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yakub kepadanya. Kepada masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan sebelum itu Kami telah memberi petunjuk kepada Nuh, dan kepada sebagian dari keturunannya (Ibrahim) yaitu Dawud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa, dan Harun. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik, dan Zakaria, Yahya, Isa, dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shalih, dan Ismail, Ilyasa‘, Yunus, dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan (derajatnya) di atas umat lain (pada masanya), (dan Kami lebihkan pula derajat) sebagian dari nenek moyang mereka, keturunan mereka dan saudara-saudara mereka. Kami telah memilih mereka (menjadi nabi dan rasul) dan mereka Kami beri petunjuk ke jalan yang lurus. Itulah petunjuk Allah, dengan itu Dia memberi petunjuk kepada siapa saja di antara hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sekiranya mereka mempersekutukan Allah, pasti lenyaplah amalan yang telah mereka kerjakan.

(QS. Al-An'am Ayat 84-88)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More