Adab-adab setelah Pulang Haji, Yuk Simak!
Kamis, 20 Juni 2024 - 07:20 WIB
Agar ibadah haji menjadi sempurna dan mendapat predikat mabrur atau diterima Allah, jemaah haji dianjurkan melaksanakan adab-adab saat pulang ke negaranya masing-masing. Apa saja? Yuk, simak!
Imam An-Nawawi dalam Kitabnya Al-Idhah fi Manasikil Hajii wal 'Umrah (menjelaskan tentang haji dan umrah) menjelaskan ada delapan adab yang sunnah dilakukan jemaah haji saat pulang negaranya masing-masing. Berikut adab-adabnya:
Laa ilâha illallâhu wahdahû lâ syarîka lahû, lahul mulku, wa lahul hamdu, wa huwa ‘alâ kulli syai’in qadîr, âyibûna, tâ’ibûn, 'âbidûn, sâjidûn li rabbinâ hâmidûn, shadaqallâhu wa‘dahû, wa nashara 'abdahû, wa hazamal ahzâba wahdahû.
Artinya: "Tidak ada Tuhan selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, segala puji untuk-Nya, Dialah Tuhan yang Maha Mampu atas segalanya. (Kami) pulang dalam keadaan bertaubat, beribadah, bersujud kepada Tuhan kami, dan dalam keadaan memuji. Maha benar Allah atas janji-Nya. Dia menolong hamba-Nya dan memporak-porandakan pasukan musuh."
Dasar anjuran zikir di atas adalah hadis riwayat Imam Al-Bukhari dan Muslim. Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Sahabat Anas redaksinya hanya lafal berikut:
Artinya: "(Kami) pulang dalam keadaan bertaubat, beribadah, bersujud kepada Tuhan kami, dan dalam keadaan memuji."
Bismillâhi Allâhumma innî as-aluka khaira hâdzihi-s-sûqi wa khaira mâ fîhâ wa a‘ûdzubika min syarrihâ wa syarri mâ fîhâ. Allâhumma innî a‘ûdzubika an ushîba fîhâ yamînan fâjiratan au shafqatan khâsiratan.
Artinya: "Dengan nama Allah, ya Allah, aku memohon kebaikan dari pasar ini dan kebaikan dari apa yang ada di dalamnya. Aku berlindung dari keburukan pasar ini dan keburukan apa yang ada di dalamnya. Ya Allah, aku berlindung dari sumpah palsu dan transaksi yang merugikan."
Dalam tradisi masyarakat di Indonesia, biasanya bentuk syukur ini dibuat acara tersendiri dengan mengundang tetangga dan sanak saudara untuk menikmati hidangan, air Zamzam, oleh-oleh, dan sejenisnya. Tradisi ini sebenarnya tidak hanya di Indonesia dan sudah ada sejak zaman Nabi. Imam Nawawi menyebutnya Naqi'ah, yaitu makan besar sepulang perjalanan sebagai bentuk syukur. Hal ini sudah dipraktikkan oleh Rasulullah.
Dasar praktik Naqi'ah sendiri adalah hadis Rasulllah SAW berikut:
Artinya: "Sesungguhnya Rasulullah SAW ketika tiba dari Madinah sepulang safar, beliau menyembelih unta atau sapi." (HR Al-Bukhari)
Imam An-Nawawi dalam Kitabnya Al-Idhah fi Manasikil Hajii wal 'Umrah (menjelaskan tentang haji dan umrah) menjelaskan ada delapan adab yang sunnah dilakukan jemaah haji saat pulang negaranya masing-masing. Berikut adab-adabnya:
1. Membaca Zikir Tahlil
لاَ إلهَ إلاّ الله وَحدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الملكُ وَلَهُ الحمدُ وَهُوَ عَلَى كُل شَيْءٍ قدير، آيِبُونَ تَائِبُونَ عَابِدُونَ لِرَبّنَا حَامِدُونَ، صدَقَ الله وَعْدَه وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأحْزَابَ وَحْدَهLaa ilâha illallâhu wahdahû lâ syarîka lahû, lahul mulku, wa lahul hamdu, wa huwa ‘alâ kulli syai’in qadîr, âyibûna, tâ’ibûn, 'âbidûn, sâjidûn li rabbinâ hâmidûn, shadaqallâhu wa‘dahû, wa nashara 'abdahû, wa hazamal ahzâba wahdahû.
Artinya: "Tidak ada Tuhan selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, segala puji untuk-Nya, Dialah Tuhan yang Maha Mampu atas segalanya. (Kami) pulang dalam keadaan bertaubat, beribadah, bersujud kepada Tuhan kami, dan dalam keadaan memuji. Maha benar Allah atas janji-Nya. Dia menolong hamba-Nya dan memporak-porandakan pasukan musuh."
Dasar anjuran zikir di atas adalah hadis riwayat Imam Al-Bukhari dan Muslim. Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Sahabat Anas redaksinya hanya lafal berikut:
آيِبُونَ تَائِبُونَ عَابِدُونَ لِرَبّنَا حَامِدُونَ
Artinya: "(Kami) pulang dalam keadaan bertaubat, beribadah, bersujud kepada Tuhan kami, dan dalam keadaan memuji."
2. Mengabarkan Pihak Keluarga
Adab berikutnya adalah mengabarkan kedatangan kepada pihak keluarga. Tujuannya supaya keluarga tidak kaget karena kedatangan yang terkesan mendadak sebab tidak mendapat info apa-apa. Tentu, di era teknologi yang sudah canggih seperti sekarang bisa mengabarkan melalui saluran telepon. Di Indonesia jadwal perpulangan jamaah juga bisa dipantau melalui situs resmi Kementerian Agama.3. Berdoa Jika Sudah Hampir Tiba di Kampung Halaman
Ketika jemaah haji pulang sudah mendekati kampung halaman, dianjurkan agar membaca doa supaya dirinya dan keluarganya diberi kebaikan dan dijauhkan dari segala mara bahaya. Berikut adalah redaksi doa yang dianjurkan Imam An-Nawawi yang juga beliau singgung dalam Kitab Al-Azkar (khusus membahas zikir dan doa-doa).باسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ إنِّي أسألُكَ خَيْرَها وَخَيْرَ أهلها وَخَيْرَ ما فِيها وأعُوذُ بِكَ مِنْ شَرّها وَشَرّ أهلها وَشَرّ مَا فِيهَا
Bismillâhi Allâhumma innî as-aluka khaira hâdzihi-s-sûqi wa khaira mâ fîhâ wa a‘ûdzubika min syarrihâ wa syarri mâ fîhâ. Allâhumma innî a‘ûdzubika an ushîba fîhâ yamînan fâjiratan au shafqatan khâsiratan.
Artinya: "Dengan nama Allah, ya Allah, aku memohon kebaikan dari pasar ini dan kebaikan dari apa yang ada di dalamnya. Aku berlindung dari keburukan pasar ini dan keburukan apa yang ada di dalamnya. Ya Allah, aku berlindung dari sumpah palsu dan transaksi yang merugikan."
4. Tidak Datang ke Rumah Saat Malam Hari
Adab berikutnya adalah jamaah haji mengusahakan agar tidak tiba ke rumah pada waktu malam hari. Tapi jika secara kebetulan datang malam hari dan merepotkan kalau harus menunggu waktu pagi, maka langsung ke rumah tidak apa-apa. Ketentuan ini berlaku bagi jamaah yang sudah memiliki istri.5. Salat di Masjid Sebelum Tiba di Rumah
Sebelum tiba di rumah, dianjurkan bagi jamaah haji untuk mencari masjid atau musala untuk melakukan sholat sunnah sebanyak dua rakaat. Kemudian, begitu baru sampai di rumah juga dianjurkan untuk sholat sunnah lagi dua rakaat. Setelah itu berdoa dan bersyukur kepada Allah.Dalam tradisi masyarakat di Indonesia, biasanya bentuk syukur ini dibuat acara tersendiri dengan mengundang tetangga dan sanak saudara untuk menikmati hidangan, air Zamzam, oleh-oleh, dan sejenisnya. Tradisi ini sebenarnya tidak hanya di Indonesia dan sudah ada sejak zaman Nabi. Imam Nawawi menyebutnya Naqi'ah, yaitu makan besar sepulang perjalanan sebagai bentuk syukur. Hal ini sudah dipraktikkan oleh Rasulullah.
Dasar praktik Naqi'ah sendiri adalah hadis Rasulllah SAW berikut:
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم لما قدم المدينة من سفره نحر جزوراً أو بقرةً ” رواه البخاري
Artinya: "Sesungguhnya Rasulullah SAW ketika tiba dari Madinah sepulang safar, beliau menyembelih unta atau sapi." (HR Al-Bukhari)