Kisah Tragis Kekalahan Muslim di Antiokhia: Jelang Pasukan Salib Kuasai Yerusalem
Selasa, 30 Juli 2024 - 16:53 WIB
Antiokhia terletak di sisi timur sungai Orontes, di tempat kota modern di Antakya, Turki . Kota ini disebut dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen . Di kota inilah murid-murid Yesus Kristus untuk pertama kalinya disebut dengan istilah Kristen menurut catatan kitab Kisah Para Rasul 11.
Pada tahun 1097, pasukan Salib memasuki wilayah Kekhalifahan Turki Seljuk. Kala itu, Pasukan Salib menaklukkan satu per satu wilayah Islam di Eropa.
Pada Perang Salib I ini Pasukan Salib menyisir daerah pesisir Mediterania dan akhirnya sampai Antiokhia. Nah, di sini terjadilah pertempuran yang dahsyat antara pasukan Islam dan Kristen. Perang ini terjadi sampai 7 bulan, yakni dari 21 Oktober 1097 hingga 2 Juni 1098.
Jati Pamungkas, S.Hum, M.A. dalam bukunya berjudul "Perang Salib Timur dan Barat, Misi Merebut Yerusalem dan Mengalahkan Pasukan Islam di Eropa" memaparkan pertempuran akhirnya dimenangkan oleh pasukan Salib. "Pertempuran Antiokhia merupakan ujian terberat pasukan Salib sebelum menuju Yerusalem," tulis Jati Pamungkas.
Dapat melewati Antiokhia mempunyai arti penting bagi pasukan Salib, yaitu jalan menuju Yerusalem lebih terbuka lebar karena Antiokhia pada waktu itu merupakan kota penting bagi Turki Seljuk. Kemenangan pasukan Salib tersebut menjadi akhir pemerintahan Turki Seljuk di Antiokhia.
Akhirnya didirikanlah pemerintahan Kristen setingkat kerajaan di Antiokhia dan daerah sekitarnya yang dipimpin oleh Bohemond dari Sisilia.
Pendirian pemerintahan di Antiokhia menjadikan pasukan Salib memenangkan pertempuran dengan telak karena berhasil menciptakan pemerintahan yang berdiri sendiri tanpa diberikan ke Byzantium .
Sebelum mendirikan Antiokhia, pasukan Salib juga mendirikan pemerintahan Kristen di Edessa, letaknya di utara Antiokhia.
Di Edessa, Baldwin menjadi pemimpin tertinggi. Jadi sebelum menaklukkan Yerusalem, pasukan Salib yang terdiri dari berbagai bangsawan kerajaan di Eropa Barat telah berhasil mendirikan dua pemerintahan independen, yaitu Edessa dan Antiokhia.
Jonathan Phillips dalam bukunya berjudul "The Crusades 1095-1204" (New York: Routledge, 2014) menjelaskan setelah menaklukkan Antiokhia, pasukan Salib dengan kekuatan tersisa menuju Yerusalem. Dan pada 7 Juni 1099, pasukan Salib tiba di Yerusalem.
Kala itu, Palestina termasuk Yerusalem, di bawah Kekhalifahan Fatimiyah, bukan Turki Seljuk. Yerusalem direbut oleh Kekhalifahan Fatimiyah pada tahun 1098 pada masa pemerintahan Abu al-Qashim al-Musta’li Billah.
Pada waktu itu pemerintahan Kekhalifahan Fatimiyah di Palestina dipimpin oleh seorang gubernur yang bergelar Iftikhar al-Daulah.
Jadi, Turki Seljuk pada tahun 1098, bertempur melawan kekuatan yang sama besarnya di utara dan di selatan.
Di utara melawan pasukan Salib, di selatan melawan Kekhalifahan Fatimiyah yang hasilnya keduanya mengalami kekalahan Begitu pula dengan Kekhalifahan Fatimiyah, peperangan melawan pasukan Salib di Yerusalem pada tahun 1099 dihadapi sendirian karena Turki Seljuk adalah musuh dari Kekhalifahan Fatimiyah.
Pada tahun 1097, pasukan Salib memasuki wilayah Kekhalifahan Turki Seljuk. Kala itu, Pasukan Salib menaklukkan satu per satu wilayah Islam di Eropa.
Pada Perang Salib I ini Pasukan Salib menyisir daerah pesisir Mediterania dan akhirnya sampai Antiokhia. Nah, di sini terjadilah pertempuran yang dahsyat antara pasukan Islam dan Kristen. Perang ini terjadi sampai 7 bulan, yakni dari 21 Oktober 1097 hingga 2 Juni 1098.
Jati Pamungkas, S.Hum, M.A. dalam bukunya berjudul "Perang Salib Timur dan Barat, Misi Merebut Yerusalem dan Mengalahkan Pasukan Islam di Eropa" memaparkan pertempuran akhirnya dimenangkan oleh pasukan Salib. "Pertempuran Antiokhia merupakan ujian terberat pasukan Salib sebelum menuju Yerusalem," tulis Jati Pamungkas.
Dapat melewati Antiokhia mempunyai arti penting bagi pasukan Salib, yaitu jalan menuju Yerusalem lebih terbuka lebar karena Antiokhia pada waktu itu merupakan kota penting bagi Turki Seljuk. Kemenangan pasukan Salib tersebut menjadi akhir pemerintahan Turki Seljuk di Antiokhia.
Akhirnya didirikanlah pemerintahan Kristen setingkat kerajaan di Antiokhia dan daerah sekitarnya yang dipimpin oleh Bohemond dari Sisilia.
Pendirian pemerintahan di Antiokhia menjadikan pasukan Salib memenangkan pertempuran dengan telak karena berhasil menciptakan pemerintahan yang berdiri sendiri tanpa diberikan ke Byzantium .
Sebelum mendirikan Antiokhia, pasukan Salib juga mendirikan pemerintahan Kristen di Edessa, letaknya di utara Antiokhia.
Di Edessa, Baldwin menjadi pemimpin tertinggi. Jadi sebelum menaklukkan Yerusalem, pasukan Salib yang terdiri dari berbagai bangsawan kerajaan di Eropa Barat telah berhasil mendirikan dua pemerintahan independen, yaitu Edessa dan Antiokhia.
Jonathan Phillips dalam bukunya berjudul "The Crusades 1095-1204" (New York: Routledge, 2014) menjelaskan setelah menaklukkan Antiokhia, pasukan Salib dengan kekuatan tersisa menuju Yerusalem. Dan pada 7 Juni 1099, pasukan Salib tiba di Yerusalem.
Kala itu, Palestina termasuk Yerusalem, di bawah Kekhalifahan Fatimiyah, bukan Turki Seljuk. Yerusalem direbut oleh Kekhalifahan Fatimiyah pada tahun 1098 pada masa pemerintahan Abu al-Qashim al-Musta’li Billah.
Pada waktu itu pemerintahan Kekhalifahan Fatimiyah di Palestina dipimpin oleh seorang gubernur yang bergelar Iftikhar al-Daulah.
Jadi, Turki Seljuk pada tahun 1098, bertempur melawan kekuatan yang sama besarnya di utara dan di selatan.
Di utara melawan pasukan Salib, di selatan melawan Kekhalifahan Fatimiyah yang hasilnya keduanya mengalami kekalahan Begitu pula dengan Kekhalifahan Fatimiyah, peperangan melawan pasukan Salib di Yerusalem pada tahun 1099 dihadapi sendirian karena Turki Seljuk adalah musuh dari Kekhalifahan Fatimiyah.
(mhy)