10 Marga Keturunan Nabi Muhammad Asal Yaman

Selasa, 06 Agustus 2024 - 06:27 WIB
5. Al-Haddad (الحداد)

Yang pertama kali dijuluki Al-Haddad ialah waliyullah Ahmad bin Abi Bakar bin Ahmad Masrafah bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad bin Abdurrahman bin Alwi 'Ammu al-Faqih. Habib Ahmad bin Abi Bakar adalah waliyullah yang menyembunyikan kewaliannya. Beliau digelari Al-Haddad karena sering bergaul dengan seorang pandai besi dan sering berada di tempat penempaan besi.

Selain beliau ada pula seseorang yang bernama Ahmad dari golongan Alawiyin yang terkenal mempunyai banyak pengikut dan menyebut Al-Habib Ahmad bin Abi Bakar dengan Al-Haddad (pandai besi). Orang-orang menyebut Al-Habib Ahmad bin Abi Bakar dengan Al-Haddad (penempa kalbu).

Waliyullah Ahmad Al-Haddad dilahirkan di Tarim, dikaruniai seorang anak lelaki yang bernama Alwi. Keturunan ke-31 dari Rasulullah SAW ialah Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad (Sohib Ratib al-Haddad). Al-Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad bersaudara dengan al-Habib Umar bin Alwi al-Haddad.



6. Al-Habsyi (الحبشى)

Mereka adalah keturunan waliyullah Abu Bakar bin Ali bin Ahmad bin Muhammad Asadillah bin Hasan at-Turabi bin Ali bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Dijuluki Al-Habsyi karena beliau sering bepergian ke Habasyah Afrika dan pernah tinggal di sana selama 20 tahun untuk dakwah Islam.

Waliyullah Abi Bakar bin Ali al-Habsyi lahir di Tarim, dikaruniai seorang anak laki yang bernama Alwi. Alwi mempunyai 5 orang anak lelaki, 2 di antaranya menurunkan keturunannya.

7. Syahabuddin/Shahab/Syihab (شهاب الدين)

Yang pertama kali dijuluki Syahabuddin ialah waliyullah Ahmad bin Abdurahman bin Ahmad Syahabuddin bin Abdurahman bin asy-Syaikh Ali bin Abu Bakar as-Sakran bin Abdurahman Assegaf. Syahabuddin ini gelar yang dinisbahkan kepada ulama yang terkenal dengan keluasan ilmu mereka dan mempunyai banyak mempunyai karya tulis pada zamannya.

Habib Ahmad Syahabuddin al-Akbar dan cucu beliau Habib Ahmad Syahabuddin al-Ashghor adalah waliyullah yang terkenal dan pantas menggunakan gelar tersebut, maka keduanya diberi gelar Syahabuddin. Hal itu disebabkan keagungan dan keluasan ilmu mereka.

Setiap anak cucu Al-Habib Syahabuddin al-Ashghor disebut Bin Syahab kecuali beberapa keluarga mereka yang dikenal dengan gelar lain seperti Al-Masyhur dan az-Zahir. Adapun Aal-al-Hadi adalah anak cucu pamannya yaitu al-Habib Muhammad al-Hadi bin Ahmad Syahabuddin al-Akbar dan anak cucu saudaranya al-Hadi bin Abdurahman bin Ahmad Syahabuddin al-Akbar. Waliyullah Syahabudin al-Akbar lahir di Tarim dikaruniai 3 anak lelaki (1). Muhammad al-Hadi (2) Abdurahman al-Qadi bin Syahabudin al-Akbar dan (3. Syahabuddin bin Abdurahman al-Qadhi. Waliyullah Ahmad Syahabuddin al-Ashgor wafat di Tarim Tahun Tahun 946 H.



8. Bin Sumaith (بن سميط)

Yang pertama kali digelari al-Bin Sumaith ialah waliyullah Muhammad bin Ali bin Abdurahman bin Ahmad bin Alwi bin Ahmad bin Abdurahman bin Alwi 'Ammu al-Faqih.

Gelar yang disandang beliau karena masa kecilnya dipakaikan oleh ibunya sebuah kalung dari benang yang biasa disebut Sumaith. Ketika sedang berjalan kalung itu jatuh dan sang ibu enggan berbalik untuk mengambilnya. Ibu dan puteranya berjalan terus dan membiarkan kalung itu tertinggal, sedangkan orang-orang yang menyaksikan kejadian itu mengira sang ibu tidak mengetahui kalau kalung anaknya jatuh dan berusaha memberitahu dengan berteriak Sumaith. Maka sejak itu anak tersebut dijuluki Semith.

Waliyullah Muhammad bin Semith lahir di Tarim, dikaruniai seorang anak lelaki bernama Abdullah yang menurunkan keturunannya di Tarim, Syibam, Taribah, Goroh (Hadramaut), Zanzibar dan Indonesia. Waliyullah Muhammad bin Semith wafat di Tarim Tahun 950 H.

9. Al-Jufri (الجفرى)

Orang pertama yang dijuluki Al-Jufri ialah waliyullah Abu Bakar bin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam. Beliau dipanggil oleh datuk dari ibunya Waliyullah Abdurahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah dengan sebutan Djufratiy yang berarti anak kecil kesayangan berbadan gemuk dan kekar. Setelah dewasa ia menjadi seorang ahli dalam ilmu 'Jafar', suatu rumus-rumus menggunakan huruf dan angka yang ditulis di atas kulit Jafar (anak kambing).

Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
هُوَ الَّذِىۡ خَلَقَكُمۡ مِّنۡ تُرَابٍ ثُمَّ مِنۡ نُّطۡفَةٍ ثُمَّ مِنۡ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخۡرِجُكُمۡ طِفۡلًا ثُمَّ لِتَبۡلُغُوۡۤا اَشُدَّكُمۡ ثُمَّ لِتَكُوۡنُوۡا شُيُوۡخًا ؕ وَمِنۡكُمۡ مَّنۡ يُّتَوَفّٰى مِنۡ قَبۡلُ وَلِتَبۡلُغُوۡۤا اَجَلًا مُّسَمًّى وَّلَعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُوۡنَ (٦٧) هُوَ الَّذِىۡ يُحۡىٖ وَيُمِيۡتُؕ فَاِذَا قَضٰٓى اَمۡرًا فَاِنَّمَا يَقُوۡلُ لَهٗ كُنۡ فَيَكُوۡنُ (٦٨)
Dialah yang menciptakanmu dari tanah, kemudian dari setetes mani, lalu dari segumpal darah, kemudian kamu dilahirkan sebagai seorang anak, kemudian dibiarkan kamu sampai dewasa, lalu menjadi tua. Tetapi di antara kamu ada yang dimatikan sebelum itu. Kami perbuat demikian agar kamu sampai kepada kurun waktu yang ditentukan, agar kamu mengerti. Dialah yang menghidupkan dan mematikan. Maka apabila Dia hendak menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya berkata kepadanya, Jadilah! Maka jadilah sesuatu itu.

(QS. Ghafir Ayat 67-68)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More