Renaisans: Guru Galileo dan Copernicus adalah Ilmuwan Islam
Minggu, 01 September 2024 - 05:15 WIB
Renaisans adalah gerakan budaya yang lahir di Florence, Italia , pada abad ke-14, yang akhirnya menyebar ke seluruh Eropa . Gerakan budaya tersebut pada mulanya hanya berkonsentrasi pada kesenian seperti menggambar lukisan dan seni pahat.
Gene Brucker dalam "Renaissance Florence" (Berkeley: University of California Press, 1983) menyebut lambat laun gerakan Renaisans akhirnya memengaruhi dalam bidang ilmu pengetahuan dan juga kesadaran politik di Eropa.
Jadi Renaisans merupakan gerakan penting yang mengubah masa depan Eropa menjadi penguasa dunia. "Renaisans memengaruhi segala bidang, bahkan dalam aspek kehidupan religius," tulis Jati Pamungkas, S.Hum, M.A. dalam bukunya berjudul "Perang Salib Timur dan Barat, Misi Merebut Yerusalem dan Mengalahkan Pasukan Islam di Eropa".
Alastair Armstrong dalam "The European Reformation: 1500-1610" (London: Pearson United Kingdom, 2002) menambahkan bahwa reformasi Kristen yang terjadi pada tahun 1517 akhirnya melahirkan Kristen Protestan.
Kalahnya Islam di tahun 1492 membuat Eropa mempelajari kembali ilmu-ilmu yang telah dikembangkan Islam. Jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 membuat Eropa lebih waspada dan meningkatkan militer dan persatuan mereka.
Kalah dan terusirnya Islam dari Andalusia adalah contoh bagaimana Islam dapat dikalahkan dengan cara bersatu. Munculnya Turki Usmani sebagai kekuatan baru di timur Eropa merupakan tantangan baru setelah suksesnya Reconquista di semenanjung Iberia.
Dengan Renaisans, Eropa bersemangat untuk menerjemahkan buku-buku berbahasa Arab ke bahasa Spanyol, kemudian diterjemahkan lagi ke berbagai bahasa di Eropa.
Tanpa terjemahan dan transliterasi, Eropa tidak akan melahirkan tokoh seperti Galileo Galilei dan Nicholas Copernicus. Tanpa transliterasi, mungkin di Eropa juga tidak lahir Revolusi Industri di Inggris yang sangat berpengaruh dalam perkembangan teknologi dan peradaban manusia.
Transfer ilmu dari Islam tersebut akhirnya memengaruhi cara pikir orang Eropa yang ingin “berpikir bebas” seperti orang Islam dalam mengembangkan pemecahan masalah.
Penghalang utama dalam berpikir bebas pada waktu itu adalah gereja. Gereja adalah pusat segalanya, dan pengetahuan harus selaras dengan keimanan gereja yang berbasis Katolik. Jadi Galileo dan Copernicus adalah orang Eropa yang berani mengungkapkan kebenaran ilmu pengetahuan di Eropa.
Guru mereka berdua adalah karya-karya ilmu pengetahuan yang dibuat oleh orang-orang Islam.
Gene Brucker dalam "Renaissance Florence" (Berkeley: University of California Press, 1983) menyebut lambat laun gerakan Renaisans akhirnya memengaruhi dalam bidang ilmu pengetahuan dan juga kesadaran politik di Eropa.
Jadi Renaisans merupakan gerakan penting yang mengubah masa depan Eropa menjadi penguasa dunia. "Renaisans memengaruhi segala bidang, bahkan dalam aspek kehidupan religius," tulis Jati Pamungkas, S.Hum, M.A. dalam bukunya berjudul "Perang Salib Timur dan Barat, Misi Merebut Yerusalem dan Mengalahkan Pasukan Islam di Eropa".
Alastair Armstrong dalam "The European Reformation: 1500-1610" (London: Pearson United Kingdom, 2002) menambahkan bahwa reformasi Kristen yang terjadi pada tahun 1517 akhirnya melahirkan Kristen Protestan.
Kalahnya Islam di tahun 1492 membuat Eropa mempelajari kembali ilmu-ilmu yang telah dikembangkan Islam. Jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 membuat Eropa lebih waspada dan meningkatkan militer dan persatuan mereka.
Kalah dan terusirnya Islam dari Andalusia adalah contoh bagaimana Islam dapat dikalahkan dengan cara bersatu. Munculnya Turki Usmani sebagai kekuatan baru di timur Eropa merupakan tantangan baru setelah suksesnya Reconquista di semenanjung Iberia.
Dengan Renaisans, Eropa bersemangat untuk menerjemahkan buku-buku berbahasa Arab ke bahasa Spanyol, kemudian diterjemahkan lagi ke berbagai bahasa di Eropa.
Tanpa terjemahan dan transliterasi, Eropa tidak akan melahirkan tokoh seperti Galileo Galilei dan Nicholas Copernicus. Tanpa transliterasi, mungkin di Eropa juga tidak lahir Revolusi Industri di Inggris yang sangat berpengaruh dalam perkembangan teknologi dan peradaban manusia.
Transfer ilmu dari Islam tersebut akhirnya memengaruhi cara pikir orang Eropa yang ingin “berpikir bebas” seperti orang Islam dalam mengembangkan pemecahan masalah.
Penghalang utama dalam berpikir bebas pada waktu itu adalah gereja. Gereja adalah pusat segalanya, dan pengetahuan harus selaras dengan keimanan gereja yang berbasis Katolik. Jadi Galileo dan Copernicus adalah orang Eropa yang berani mengungkapkan kebenaran ilmu pengetahuan di Eropa.
Guru mereka berdua adalah karya-karya ilmu pengetahuan yang dibuat oleh orang-orang Islam.
(mhy)