Belajar dari Islam, Eropa Menuju Renaissance
loading...
A
A
A
Kekalahan pasukan Salib di Timur Tengah memberikan pelajaran penting bagi Eropa , bahwa Islam bukan hanya kuat dalam militer namun juga unggul dalam segi ilmu pengetahuan .
Jati Pamungkas, S.Hum, M.A. dalam bukunya berjudul "Perang Salib Timur dan Barat, Misi Merebut Yerusalem dan Mengalahkan Pasukan Islam di Eropa" mengatakan Islam sangat peduli dan menghargai ilmu pengetahuan. Agama tidak mendominasi atau mengatur perkembangan ilmu pengetahuan, akan tetapi Islam melihat bahwa sesuatu yang baru membutuhkan penyelesaian dengan cara bijaksana dan tidak bertentangan dengan dasar-dasar agama.
Kebaikan untuk manusia dan alam adalah konsep Islam untuk menghadirkan sesuatu yang lebih baik dan teratur. Islam banyak sekali melahirkan ilmuwan-ilmuwan terkenal, tidak hanya dikenal oleh dunia Islam, namun juga di Eropa.
Karya literasi berupa buku-buku ilmu pengetahuan sangat produktif dibuat oleh ilmuwan-ilmuwan Islam. Kota seperti Bagdad, Bashrah, Kufah, Damaskus, Alexandria, dan Cairo merupakan kota berkumpulnya para cendekiawan Islam dalam berbagai bidang, sedangkan Makkah dan Madinah sebagai kota suci untuk beribadah yang lebih netral dari kehidupan politik.
Pada saat itu, pasukan Salib membandingkan sendiri bagaimana perbedaan hidup dan perbedaan kualitas hidup orang-orang Islam dengan orang-orang Eropa. Orang-orang Islam terutama di perkotaan banyak yang dapat membaca dan menulis dengan menggunakan huruf Arab. Sementara di Eropa, orang-orang yang hidup di kota-kota besar seperti Paris, Venesia, Roma, London, dan sebagainya masih banyak yang buta huruf.
Masjid merupakan tempat berkumpulnya berbagai lapisan masyarakat. Masjid tidak hanya tempat untuk beribadah namun juga sebagai tempat belajar agama dan bertukar pikiran mengenai masalah pengetahuan serta masalah sosial.
Tidak hanya itu, masjid juga sebagai tempat dinamika perekonomian. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya pasar yang berdekatan dengan area masjid. Intinya masjid adalah pusat peradaban Islam.
Hal tersebut berbeda dengan gereja di Eropa yang terlihat lebih kaku seperti halnya musim dingin. Gereja hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, dan pada waktu itu sejarah mencatat gereja menjadi titik sentral pengaturan kehidupan sosial agar tidak melenceng dari hukum gereja.
Pakaian muslim yang dikenakan para bangsawan terlihat bagus dan indah serta banyak terbuat dari kain sutera yang didatangkan dari Cina, sementara orang-orang dari kalangan biasa walaupun pakaiannya tidak bagus dan indah, namun tetap memancarkan kebersihan karena Islam memandang kebersihan adalah sesuatu yang baik.
Di Eropa, pakaian yang dipakai penduduk biasa adalah pakaian yang kotor dan juga banyaknya lubang karena kemiskinan. Kemakmuran yang jauh dari kenyataan disebabkan kehidupan feodal yang diciptakan oleh kaum bangsawan.
Dari segi pangan; pasar-pasar selalu ramai terutama di musim panas untuk menjual berbagai komoditas barang kebutuhan sehari-hari.
Sementara di Eropa, penduduk masih mengandalkan pertanian di musim panas dan hanya pasrah ketika musim dingin datang. Dalam hal makanan, Islam juga menganjurkan memakan makanan yang baik sesuai agama.
Dalam kehidupan berpolitik dan bernegara dalam dunia Islam, semua strata sosial sama ketika melakukan ibadah salat di masjid. Sedangkan di Eropa, kehidupan antara bangsawan dan masyarakatnya sangat mencolok, terutama ketika berada di jalan-jalan kota.
Para bangsawan menaiki kereta kuda dan rakyatnya berjalan kaki ataupun mengendarai gerobak yang terlihat kotor. Intinya pada abad pertengahan, Islam jauh lebih baik dari Eropa.
Hal yang sama juga terjadi di Semenanjung Iberia. Semenjak masuknya Islam di daerah tersebut, Islam telah banyak mengembangkan pengetahuan di daerah Andalusia. Kegemaran baru orang Islam yang terpengaruh oleh Arab yaitu hafalan bukan lagi dijadikan metode dalam belajar, namun diperkuat dengan metode belajar dengan tulisan dan membutuhkan tempat.
Islam mengenalkan tulisan-tulisan Arab yang digunakan untuk menghiasi masjid. Islam di Andalusia juga mengenalkan bangunan bercirikan Islam mengikuti gaya bangunan di Andalusia. Hal tersebut membuktikan Islam tidak kaku secara konsep bangunan.
Islam juga tidak hanya membuat bangunan yang kokoh dan besar, namun juga dengan keindahan yang belum ada sebelumnya di Andalusia. Istana Alhamra, Masjid Cordoba, Menara Giralda merupakan contoh bangunan yang menunjukkan Islam menguasai ilmu arsitektur, kesenian, dan matematika dengan baik dan lebih baik dari peradaban mana pun di dunia.
Jati Pamungkas, S.Hum, M.A. dalam bukunya berjudul "Perang Salib Timur dan Barat, Misi Merebut Yerusalem dan Mengalahkan Pasukan Islam di Eropa" mengatakan Islam sangat peduli dan menghargai ilmu pengetahuan. Agama tidak mendominasi atau mengatur perkembangan ilmu pengetahuan, akan tetapi Islam melihat bahwa sesuatu yang baru membutuhkan penyelesaian dengan cara bijaksana dan tidak bertentangan dengan dasar-dasar agama.
Kebaikan untuk manusia dan alam adalah konsep Islam untuk menghadirkan sesuatu yang lebih baik dan teratur. Islam banyak sekali melahirkan ilmuwan-ilmuwan terkenal, tidak hanya dikenal oleh dunia Islam, namun juga di Eropa.
Karya literasi berupa buku-buku ilmu pengetahuan sangat produktif dibuat oleh ilmuwan-ilmuwan Islam. Kota seperti Bagdad, Bashrah, Kufah, Damaskus, Alexandria, dan Cairo merupakan kota berkumpulnya para cendekiawan Islam dalam berbagai bidang, sedangkan Makkah dan Madinah sebagai kota suci untuk beribadah yang lebih netral dari kehidupan politik.
Pada saat itu, pasukan Salib membandingkan sendiri bagaimana perbedaan hidup dan perbedaan kualitas hidup orang-orang Islam dengan orang-orang Eropa. Orang-orang Islam terutama di perkotaan banyak yang dapat membaca dan menulis dengan menggunakan huruf Arab. Sementara di Eropa, orang-orang yang hidup di kota-kota besar seperti Paris, Venesia, Roma, London, dan sebagainya masih banyak yang buta huruf.
Masjid merupakan tempat berkumpulnya berbagai lapisan masyarakat. Masjid tidak hanya tempat untuk beribadah namun juga sebagai tempat belajar agama dan bertukar pikiran mengenai masalah pengetahuan serta masalah sosial.
Tidak hanya itu, masjid juga sebagai tempat dinamika perekonomian. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya pasar yang berdekatan dengan area masjid. Intinya masjid adalah pusat peradaban Islam.
Hal tersebut berbeda dengan gereja di Eropa yang terlihat lebih kaku seperti halnya musim dingin. Gereja hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, dan pada waktu itu sejarah mencatat gereja menjadi titik sentral pengaturan kehidupan sosial agar tidak melenceng dari hukum gereja.
Pakaian muslim yang dikenakan para bangsawan terlihat bagus dan indah serta banyak terbuat dari kain sutera yang didatangkan dari Cina, sementara orang-orang dari kalangan biasa walaupun pakaiannya tidak bagus dan indah, namun tetap memancarkan kebersihan karena Islam memandang kebersihan adalah sesuatu yang baik.
Di Eropa, pakaian yang dipakai penduduk biasa adalah pakaian yang kotor dan juga banyaknya lubang karena kemiskinan. Kemakmuran yang jauh dari kenyataan disebabkan kehidupan feodal yang diciptakan oleh kaum bangsawan.
Dari segi pangan; pasar-pasar selalu ramai terutama di musim panas untuk menjual berbagai komoditas barang kebutuhan sehari-hari.
Sementara di Eropa, penduduk masih mengandalkan pertanian di musim panas dan hanya pasrah ketika musim dingin datang. Dalam hal makanan, Islam juga menganjurkan memakan makanan yang baik sesuai agama.
Dalam kehidupan berpolitik dan bernegara dalam dunia Islam, semua strata sosial sama ketika melakukan ibadah salat di masjid. Sedangkan di Eropa, kehidupan antara bangsawan dan masyarakatnya sangat mencolok, terutama ketika berada di jalan-jalan kota.
Para bangsawan menaiki kereta kuda dan rakyatnya berjalan kaki ataupun mengendarai gerobak yang terlihat kotor. Intinya pada abad pertengahan, Islam jauh lebih baik dari Eropa.
Hal yang sama juga terjadi di Semenanjung Iberia. Semenjak masuknya Islam di daerah tersebut, Islam telah banyak mengembangkan pengetahuan di daerah Andalusia. Kegemaran baru orang Islam yang terpengaruh oleh Arab yaitu hafalan bukan lagi dijadikan metode dalam belajar, namun diperkuat dengan metode belajar dengan tulisan dan membutuhkan tempat.
Islam mengenalkan tulisan-tulisan Arab yang digunakan untuk menghiasi masjid. Islam di Andalusia juga mengenalkan bangunan bercirikan Islam mengikuti gaya bangunan di Andalusia. Hal tersebut membuktikan Islam tidak kaku secara konsep bangunan.
Islam juga tidak hanya membuat bangunan yang kokoh dan besar, namun juga dengan keindahan yang belum ada sebelumnya di Andalusia. Istana Alhamra, Masjid Cordoba, Menara Giralda merupakan contoh bangunan yang menunjukkan Islam menguasai ilmu arsitektur, kesenian, dan matematika dengan baik dan lebih baik dari peradaban mana pun di dunia.