Ngeri, Kerugian Dunia Akhirat dari Harta dan Makanan Haram
Kamis, 12 September 2024 - 10:40 WIB
Ada bahaya dan dampak yang mengerikan baik di dunia maupun di akhirat dari segala sesuatu yang diharamkan agama, termasuk dari harta atau makanan haram .
Karena segala sesuatu yang haram akan mempengaruhi doa, kesehatan, dan amalan kebaikan. Bahkan dampak lebih jauhnya, di akhirat kelak dari daging yang berasal dari yang haram itu tidak akan bisa masuk surga.
Karena itu, dalam Islam rezeki dan makanan yang halal adalah bekal dan sekaligus pengobar semangat untuk beramal saleh.
Allah SWT berfirman:
“Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang thoyyib (yang baik), dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” ( QS. Al Mu’minun : 51).
Ibnu Katsir dalam Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim menjelaskan bahwa Sa’id bin Jubair dan Adh Dhahak mengatakan yang dimaksud makanan yang thoyyib adalah makanan yang halal.
Allah Ta’ala pada ayat ini memerintahkan para rasul untuk memakan makanan yang halal dan beramal saleh. Penyandingan dua perintah ini adalah isyarat bahwa makanan halal adalah pembangkit amal saleh.
Oleh karena itu, para Nabi benar-benar memperhatikan bagaimana memperoleh yang halal . Para Nabi mencontohkan pada kita kebaikan dengan perkataan, amalan, teladan dan nasihat.
Nabi SAW bersabda,
“Sesungguhnya yang baik tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan. Namun benarkah harta benda itu kebaikan yang sejati?” (HR Bukhari no. 2842 dan Muslim no. 1052)
Itu sebabnya setiap muslim hendaknya berdoa:
Allahummak-finaa bi halaalika ‘an haroomika, wa agh-ninaa bi fadh-lika ‘amman siwaak
“Ya Allah, limpahkanlah kecukupan kepada kami dengan rizqi-Mu yang halal dari memakan harta yang Engkau haramkan, dan cukupkanlah kami dengan kemurahan-Mu dari mengharapkan uluran tangan selain-Mu.” (HR Tirmidzi no. 3563 dan Ahmad 1: 153. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Sebuah hadis dari Abu Hurairah ra berkata, Rasullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya Allah baik dan Dia tidak akan menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang Mukmin dengan apa yang telah diperintahkan kepada para Rasul sebagaimana Allah berfirman :
“Wahai orang-orang yang beriman, makanlah makanan yang baik dari rezeki yang Kami berikan kepada kalian” ( QS al-Baqarah/2 :172)
Wahai Ka’ab bin ‘Ujrah, sesungguhnya tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari makanan haram. [HR. Ibn Hibban dalam Shahîhnya]
Dari Ka’ab bin ‘Ujrah ra Rasulullah SAW berdabda:
Wahai Ka’ab bin ‘Ujrah, tidaklah daging manusia tumbuh dari barang yang haram kecuali neraka lebih utama atasnya. [HR Tirmidzi]
Wallahu A'lam
Karena segala sesuatu yang haram akan mempengaruhi doa, kesehatan, dan amalan kebaikan. Bahkan dampak lebih jauhnya, di akhirat kelak dari daging yang berasal dari yang haram itu tidak akan bisa masuk surga.
Karena itu, dalam Islam rezeki dan makanan yang halal adalah bekal dan sekaligus pengobar semangat untuk beramal saleh.
Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ
“Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang thoyyib (yang baik), dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” ( QS. Al Mu’minun : 51).
Ibnu Katsir dalam Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim menjelaskan bahwa Sa’id bin Jubair dan Adh Dhahak mengatakan yang dimaksud makanan yang thoyyib adalah makanan yang halal.
Allah Ta’ala pada ayat ini memerintahkan para rasul untuk memakan makanan yang halal dan beramal saleh. Penyandingan dua perintah ini adalah isyarat bahwa makanan halal adalah pembangkit amal saleh.
Oleh karena itu, para Nabi benar-benar memperhatikan bagaimana memperoleh yang halal . Para Nabi mencontohkan pada kita kebaikan dengan perkataan, amalan, teladan dan nasihat.
Nabi SAW bersabda,
إِنَّ الْخَيْرَ لاَ يَأْتِى إِلاَّ بِخَيْرٍ أَوَ خَيْرٌ هُوَ
“Sesungguhnya yang baik tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan. Namun benarkah harta benda itu kebaikan yang sejati?” (HR Bukhari no. 2842 dan Muslim no. 1052)
Kerugian Dunia Akhirat
Mengkonsumsi harta yang haram akibatnya sangat fatal. Rugi di dunia dan di akhirat. Amal ibadahnya tertolak, doanya tidak akan diijabahi (tidak dikabulkan oleh Allâh Azza wa Jalla) dan harta serta usahanya tidak akan diberkahi.Itu sebabnya setiap muslim hendaknya berdoa:
اللَّهُمَّ اكْفِنَا بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنَا بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
Allahummak-finaa bi halaalika ‘an haroomika, wa agh-ninaa bi fadh-lika ‘amman siwaak
“Ya Allah, limpahkanlah kecukupan kepada kami dengan rizqi-Mu yang halal dari memakan harta yang Engkau haramkan, dan cukupkanlah kami dengan kemurahan-Mu dari mengharapkan uluran tangan selain-Mu.” (HR Tirmidzi no. 3563 dan Ahmad 1: 153. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Sebuah hadis dari Abu Hurairah ra berkata, Rasullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya Allah baik dan Dia tidak akan menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang Mukmin dengan apa yang telah diperintahkan kepada para Rasul sebagaimana Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ
“Wahai orang-orang yang beriman, makanlah makanan yang baik dari rezeki yang Kami berikan kepada kalian” ( QS al-Baqarah/2 :172)
Tidak Masuk Surga
Dari Jabir bin Abdillah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda:يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ إِنَّهُ لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ
Wahai Ka’ab bin ‘Ujrah, sesungguhnya tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari makanan haram. [HR. Ibn Hibban dalam Shahîhnya]
Dari Ka’ab bin ‘Ujrah ra Rasulullah SAW berdabda:
يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ لاَ يَرْبُو لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحتٍ إلاَّ كَانَتِ النَّارُ أَولَى بِهِ
Wahai Ka’ab bin ‘Ujrah, tidaklah daging manusia tumbuh dari barang yang haram kecuali neraka lebih utama atasnya. [HR Tirmidzi]
Baca Juga
Wallahu A'lam
(wid)