Syaikh Al-Qardhawi: Sebelum Minta Surga, Mintalah Magfirah
Senin, 23 September 2024 - 14:01 WIB
Syaikh Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya berjudul "At Taubat Ila Allah" (Maktabah Wahbah, Kairo, 1998) mengatakan kebutuhan manusia akan magfirah Allah SWT adalah kebutuhan pokok. "Karena nikmat-nikmat Allah SWT yang dicurahkan kepadanya tidak terhitung," tuturnya.
Sementara kekurangannya dalam menjalankan hak Allah SWT tidak dapat diingkari pula. Maka jika ada manusia yang berkata: aku telah menjalankan hak Allah SWT seluruhnya, dan tidak sedikit pun aku kurang menjalankan hak itu, maka perkataannya itu sendiri adalah sebuah dosa. "Itu adalah jelas-jelas kesombongan dan bangga dengan diri sendiri," katanya.
Oleh karena itu, seluruh manusia membutuhkan maghfirah. Dalam hal ini Allah SWT berfirman: "Dan bergegaslah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi." [ QS Ali Imran : 133].
Di sini kecepatan dituntut dalam meminta magfirah sebelum meminta surga. Ayat yang sejenis adalah firman Allah SWT: "Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi." [ QS al Hadid : 21].
Dan firman Allah SWT: "Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai." [ QS ash-Shaff : 10-12]
Keuntungan perdagangan mereka adalah magfirah itu. Kemudian mereka dimasukkan ke dalam surga.
Dari kebutuhan manusia akan magfirah itu, kata Al-Qardhawi, tumbuh kebutuhannya akan istigfar. Dan ia tidak pernah bebas dari kebutuhan ini, malam atau siang. Seperti ia tidak dapat membebaskan dirinya dari kebutuhan akan makanan dan minuman. Seperti difirmankan Allah SWT dalam hadis qudsi yang terkenal yang diriwayatkan oleh Nabi SAW dari Rabbnya Azza wa Jalla:
"Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian melakukan dosa pada malam dan siang hari, dan Aku mengampuni dosa-dosa seluruhnya, maka mintalah ampunan kepada-Ku niscaya Aku ampuni kalian." [HR Muslim dari Abi Dzar]
Dan sabda Rasulullah SAW :
"Demi Dzat Yang jiwaku berada dalam kekuasan-Nya, seandainya kalian tidak berbuat dosa niscaya Allah SWT akan menghapuskan kalian dari muka bumi dan mendatangkan makhluk lain yang melakukan dosa kemudian meminta ampunan kepada Allah SWT dan Allah SWT pun mengampuni mereka." [HR Ahmad dan Muslim dari Abi Hurairah. Sahih Jami' Shagir (7074)]
Oleh karena itu, al Quran menyifati hamba-hamba Allah yang baik sebagai orang-orang yang beristigfar kepada Allah SWT, terutama pada waktu menjelang subuh, serta saat sedang jatuh dalam dosa.
Sementara kekurangannya dalam menjalankan hak Allah SWT tidak dapat diingkari pula. Maka jika ada manusia yang berkata: aku telah menjalankan hak Allah SWT seluruhnya, dan tidak sedikit pun aku kurang menjalankan hak itu, maka perkataannya itu sendiri adalah sebuah dosa. "Itu adalah jelas-jelas kesombongan dan bangga dengan diri sendiri," katanya.
Oleh karena itu, seluruh manusia membutuhkan maghfirah. Dalam hal ini Allah SWT berfirman: "Dan bergegaslah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi." [ QS Ali Imran : 133].
Di sini kecepatan dituntut dalam meminta magfirah sebelum meminta surga. Ayat yang sejenis adalah firman Allah SWT: "Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi." [ QS al Hadid : 21].
Dan firman Allah SWT: "Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai." [ QS ash-Shaff : 10-12]
Keuntungan perdagangan mereka adalah magfirah itu. Kemudian mereka dimasukkan ke dalam surga.
Dari kebutuhan manusia akan magfirah itu, kata Al-Qardhawi, tumbuh kebutuhannya akan istigfar. Dan ia tidak pernah bebas dari kebutuhan ini, malam atau siang. Seperti ia tidak dapat membebaskan dirinya dari kebutuhan akan makanan dan minuman. Seperti difirmankan Allah SWT dalam hadis qudsi yang terkenal yang diriwayatkan oleh Nabi SAW dari Rabbnya Azza wa Jalla:
"Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian melakukan dosa pada malam dan siang hari, dan Aku mengampuni dosa-dosa seluruhnya, maka mintalah ampunan kepada-Ku niscaya Aku ampuni kalian." [HR Muslim dari Abi Dzar]
Dan sabda Rasulullah SAW :
"Demi Dzat Yang jiwaku berada dalam kekuasan-Nya, seandainya kalian tidak berbuat dosa niscaya Allah SWT akan menghapuskan kalian dari muka bumi dan mendatangkan makhluk lain yang melakukan dosa kemudian meminta ampunan kepada Allah SWT dan Allah SWT pun mengampuni mereka." [HR Ahmad dan Muslim dari Abi Hurairah. Sahih Jami' Shagir (7074)]
Oleh karena itu, al Quran menyifati hamba-hamba Allah yang baik sebagai orang-orang yang beristigfar kepada Allah SWT, terutama pada waktu menjelang subuh, serta saat sedang jatuh dalam dosa.
(mhy)