Utsman bin Affan: si Kaya yang Pemalu dan Berhati Lembut
Rabu, 25 September 2024 - 09:44 WIB
Utsman bin Affan adalah khalifah ketiga yang berkuasa pada tahun 644 sampai 656 dan merupakan Khulafaur Rasyidin dengan masa kekuasaan terlama. Beliau termasuk salah satu sahabat utama Nabi Muhammad SAW . Lalu, seperti apa perawakan dan sifat menantu Nabi Muhammad SAW ini?
Muhammad Husain Haekal dalam bukunya yang diterjemahkan dari bahasa Arab oleh Ali Audah berjudul "Usman bin Affan, Antara Kekhalifahan dengan Kerajaan" (Pustaka Litera AntarNusa, 1987) mendeskripsikan perawakan Utsman bin Affan lumayan lengkap: berperawakan sedang, tidak tinggi dan tidak pendek, wajahnya tampan, berkulit cerah dengan warna sawo matang dan terdapat sedikit bekas cacar.
Janggutnya lebat dengan tulang-tulang persendian yang besar dan kedua bahunya yang bidang. Kepala botak setelah sebelumnya berambut lebat. Giginya dilapisi emas dan cincin di jari kirinya.
Ia selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus dan baju bermutu tinggi, karena dia memang orang kaya, hidupnya serba nyaman.
Pemalu
Ketika dibaiat sebagai khalifah , Utsman berusia hampir mencapai 70 tahun.
Dia sangat pemalu. Dalam sebuah hadis disebutkan, bahwa RasulullahSAW berkata: "Umatku yang benar-benar pemalu adalah Usman."
Rasa malunya bertambah pada waktu ia dilihat orang. Salah seorang pembantu istrinya bernama Bananah, kalau ia datang membawakan bajunya, ketika ia sedang mandi, ia berkata: "Jangan melihat kepada saya, tidak boleh."
Sifat pemalunya itu membuat orang lain juga jadi malu kepadanya.
Bersumber dari Aisyah Ummulmukminin disebutkan, bahwa ketika Rasulullah sedang duduk-duduk dan pahanya terbuka, Abu Bakar meminta izin akan masuk diizinkan tanpa mengubah posisinya, ketika Umar datang meminta izin ia juga diizinkan tanpa mengubah posisinya.
Akan tetapi ketika Utsman meminta izin ia menurunkan pakaiannya. Sesudah mereka pergi Aisyah berkata: "Rasulullah, Anda mengizinkan Abu Bakar dan Umar bin Khattab masuk dengan keadaan Anda tetap begitu, tetapi sesudah Utsman yang meminta izin Anda menurunkan pakaian Anda."
Kata Rasulullah kepada Aisyah: "Aisyah, kita malu bukan kepada seseorang, yang malaikat sendiri pun malu kepadanya," atau ia berkata: "Tidakkah saya malu kepada orang, yang juga malaikat pun malu kepadanya."
Dalam sebuah sumber disebutkan bahwa Aisyah berkata: "Rasulullah, mengapa saya tidak melihat kepedulian Anda kepada Abu Bakar dan Umar seperti kepada Utsman?"
Dijawab oleh Rasulullah: "Utsman orang yang sangat pemalu. Saya khawatir kalau saya mengizinkannya dalam keadaan begitu ia tidak dapat mengutarakan maksudnya."
Karena perasaan malu itu Utsman takut berbicara.
Ibn Sa'd dalam atTabaqat mengutip kata-kata salah seorang dari mereka: "Dari antara sahabat Rasulullah tak seorang pun yang pernah saya lihat bicaranya lebih sempurna dan lebih baik daripada Utsman.
Hanya saja ia takut berbicara, dan karena takutnya berbicara ia segan berdialog dan berdebat berpanjang-panjang. Kalau dia sudah mengambil keputusan ia gigih dan tidak mudah menyerah.
Karena kemurahan rezeki yang melimpah yang dikaruniakan Allah kepadanya itulah maka ia makin gigih dengan pendapatnya.
Dia dari keluarga Bani Umayyah , kalangan suku Quraisy yang terbanyak jumlah orangnya dan yang terkuat. Tetapi keengganannya berbicara yang terbawa oleh perasaan malu itu membuatnya jadi sangat lemah-lembut. Juga kekayaan dan kedudukannya yang tinggi membuatnya jadi sangat dermawan dan murah hati. Kedermawanan dan kelembutannya membuat dia disenangi orang. Di samping itu karena percaya diri dan rasa bangga kepada kerabat, oleh mereka ia sangat dihormati dan dihargai."
Di zaman jahiliah dan di masa Islam, Utsman adalah saudagar pakaian. Karena kejujuran dan sifat-sifatnya yang sudah disebutkan tadi menyebabkan perdagangannya maju dan banyak mendatangkan keuntungan.
Di samping itu, sifat-sifat pemalu yang sudah dibawanya sejak kecil dan di masa remajanya ia selamat tak sampai tergelincir bersama gejolak anak-anak muda. "Tak pernah terdengar bahwa dia suka berbangga-bangga atau suka mencumbu perempuan," tulis Haekal.
Secara keseluruhan sumber-sumber menunjukkan bahwa dia berhati lembut, sangat dipengaruhi oleh perasaannya yang halus. Karena sifat lemah-lembut dan perasaannya yang halus itu ia selalu berusaha tidak menyakiti hati orang atau melakukan kekerasan.
Muhammad Husain Haekal dalam bukunya yang diterjemahkan dari bahasa Arab oleh Ali Audah berjudul "Usman bin Affan, Antara Kekhalifahan dengan Kerajaan" (Pustaka Litera AntarNusa, 1987) mendeskripsikan perawakan Utsman bin Affan lumayan lengkap: berperawakan sedang, tidak tinggi dan tidak pendek, wajahnya tampan, berkulit cerah dengan warna sawo matang dan terdapat sedikit bekas cacar.
Janggutnya lebat dengan tulang-tulang persendian yang besar dan kedua bahunya yang bidang. Kepala botak setelah sebelumnya berambut lebat. Giginya dilapisi emas dan cincin di jari kirinya.
Ia selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus dan baju bermutu tinggi, karena dia memang orang kaya, hidupnya serba nyaman.
Pemalu
Ketika dibaiat sebagai khalifah , Utsman berusia hampir mencapai 70 tahun.
Dia sangat pemalu. Dalam sebuah hadis disebutkan, bahwa RasulullahSAW berkata: "Umatku yang benar-benar pemalu adalah Usman."
Rasa malunya bertambah pada waktu ia dilihat orang. Salah seorang pembantu istrinya bernama Bananah, kalau ia datang membawakan bajunya, ketika ia sedang mandi, ia berkata: "Jangan melihat kepada saya, tidak boleh."
Sifat pemalunya itu membuat orang lain juga jadi malu kepadanya.
Bersumber dari Aisyah Ummulmukminin disebutkan, bahwa ketika Rasulullah sedang duduk-duduk dan pahanya terbuka, Abu Bakar meminta izin akan masuk diizinkan tanpa mengubah posisinya, ketika Umar datang meminta izin ia juga diizinkan tanpa mengubah posisinya.
Akan tetapi ketika Utsman meminta izin ia menurunkan pakaiannya. Sesudah mereka pergi Aisyah berkata: "Rasulullah, Anda mengizinkan Abu Bakar dan Umar bin Khattab masuk dengan keadaan Anda tetap begitu, tetapi sesudah Utsman yang meminta izin Anda menurunkan pakaian Anda."
Kata Rasulullah kepada Aisyah: "Aisyah, kita malu bukan kepada seseorang, yang malaikat sendiri pun malu kepadanya," atau ia berkata: "Tidakkah saya malu kepada orang, yang juga malaikat pun malu kepadanya."
Dalam sebuah sumber disebutkan bahwa Aisyah berkata: "Rasulullah, mengapa saya tidak melihat kepedulian Anda kepada Abu Bakar dan Umar seperti kepada Utsman?"
Dijawab oleh Rasulullah: "Utsman orang yang sangat pemalu. Saya khawatir kalau saya mengizinkannya dalam keadaan begitu ia tidak dapat mengutarakan maksudnya."
Karena perasaan malu itu Utsman takut berbicara.
Ibn Sa'd dalam atTabaqat mengutip kata-kata salah seorang dari mereka: "Dari antara sahabat Rasulullah tak seorang pun yang pernah saya lihat bicaranya lebih sempurna dan lebih baik daripada Utsman.
Hanya saja ia takut berbicara, dan karena takutnya berbicara ia segan berdialog dan berdebat berpanjang-panjang. Kalau dia sudah mengambil keputusan ia gigih dan tidak mudah menyerah.
Karena kemurahan rezeki yang melimpah yang dikaruniakan Allah kepadanya itulah maka ia makin gigih dengan pendapatnya.
Dia dari keluarga Bani Umayyah , kalangan suku Quraisy yang terbanyak jumlah orangnya dan yang terkuat. Tetapi keengganannya berbicara yang terbawa oleh perasaan malu itu membuatnya jadi sangat lemah-lembut. Juga kekayaan dan kedudukannya yang tinggi membuatnya jadi sangat dermawan dan murah hati. Kedermawanan dan kelembutannya membuat dia disenangi orang. Di samping itu karena percaya diri dan rasa bangga kepada kerabat, oleh mereka ia sangat dihormati dan dihargai."
Di zaman jahiliah dan di masa Islam, Utsman adalah saudagar pakaian. Karena kejujuran dan sifat-sifatnya yang sudah disebutkan tadi menyebabkan perdagangannya maju dan banyak mendatangkan keuntungan.
Di samping itu, sifat-sifat pemalu yang sudah dibawanya sejak kecil dan di masa remajanya ia selamat tak sampai tergelincir bersama gejolak anak-anak muda. "Tak pernah terdengar bahwa dia suka berbangga-bangga atau suka mencumbu perempuan," tulis Haekal.
Secara keseluruhan sumber-sumber menunjukkan bahwa dia berhati lembut, sangat dipengaruhi oleh perasaannya yang halus. Karena sifat lemah-lembut dan perasaannya yang halus itu ia selalu berusaha tidak menyakiti hati orang atau melakukan kekerasan.
(mhy)