3 Karomah Utsman Bin Affan, Sahabat Berjuluk Dzun Nurain
loading...
A
A
A
Sayyidina Utsman bin Affan radhiallahu anhu (RA) adalah khalifah ketiga Islam setelah Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar Bin Khattab radhiyallahu 'anhuma. Beliau digelari "Dzun Nuraini (pemilik dua cahaya)" karena menikahi dua puteri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) yaitu Sayyidah Ruqayyah dan Sayyidah Ummu Kultsum.
Utsman bin Affan selain dikenal karena kedermawanannya, beliau adalah orang yang berjasa dalam merangkum Al-Qur'an menjadi mushaf yang kita baca saat ini. Berikut tiga karomah beliau yang dikutip dari berbagai sumber. (Baca Juga: Biografi Utsman bin Affan, Khalifah Ketiga Pemilik Dua Cahaya)
1. Mampu Melihat Dosa Orang Lain.
Dalam Kitab Al-Thabaqat, Taj al-Subki menceritakan bahwa ada seorang laki-laki bertamu kepada Sayyidina Utsman . Laki-laki itu baru saja bertemu dengan seorang perempuan di tengah jalan, lalu ia menghayalkannya. Sayyidina Utsman berkata kepada laki-laki itu, "Aku melihat ada bekas zina di matamu". Laki-laki itu bertanya, "Apakah wahyu masih diturunkan sctelah Rasulullah SAW wafat?" Utsman menjawab: "Tidak, ini adalah firasat seorang mukmin". Utsman mengatakan hal tersebut untuk mendidik dan menegur laki-laki itu agar tidak mengulangi apa yang telah dilakukannya.
Selanjutnya Taj al-Subki menjelaskan bahwa bila seseorang hatinya jernih, maka ia akan melihat dengan nur Allah, sehingga ia bisa mengetahui apakah yang dilihatnya itu kotor atau bersih. Maqam orang-orang seperti itu berbeda-beda. Ada yang mengetahui bahwa yang dilihatnya itu kotor tetapi ia tidak mengetahui sebabnya. Ada yang maqamnya lebih tinggi karena mengetahui sebab kotornya, seperti Utsman . Ketika ada seorang laki-laki datang kepadanya, Sayyidina Utsman dapat melihat bahwa hati orang itu kotor dan mengetahui sebabnya yakni karena menghayalkan seorang perempuan.
2. Memiliki Tongkat Keramat.
Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu menceritakan bahwa Jahjah al-Ghifari mendekati Sayyidina Utsman yang sedang berada di atas mimbar. Jahjah merebut tongkat Utsman, lalu mematahkannya. Belum lewat setahun, Allah Ta'ala menimpakan penyakit yang menggerogoti tangan Jahjah, hingga menyebabkannya mati. (Riwayat Al-Barudi dan Ibnu Sakan)
Dalam riwayat lain dikisahkan bahwa Jahjah al-Ghifari mendekati Utsman yang sedang berkhutbah, merebut tongkat dari tangan Utsman, dan meletakkan di atas lututnya, lalu mematahkannya. Orang-orang menjerit. Allah Ta'ala lalu menimpakan penyakit pada lutut Jahjah dan tidak sampai setahun ia meninggal. (Riwayat Ibnu Sakan dari Falih bin Sulaiman yang saya kemukakan dalam Kitab Hujjatullah 'ala al-Alamin). [ ]
3. Berbicara dengan Rasulullah SAW Menjelang Wafatnya.
Diceritakan bahwa Abdullah bin Salam mendatangi Sayyidina Utsman yang sedang dikurung dalam tahanan untuk mengucapkan salam kepadanya. Utsman bercerita: "Selamat datang saudaraku. Aku melihat Rasulullah SAW dalam ventilasi kecil ini". Rasulullah bertanya, " Utsman , apakah mereka mengurungmu?’ Aku menjawab, 'Ya'. Lalu beliau memberikan seember air kepadaku dan aku meminumnya sampai puas. Rasulullah SAW berkata lagi, "Kalau kamu mau bebas niscaya kamu akan bebas, dan kalau kamu mau makan bersama kami mari ikut kami. Kemudian aku memilih makan bersama mereka." Pada hari itu juga Sayyidina Utsman terbunuh dan wafat dalam keadaan syahid.
Menurut Jalaluddin al-Suyuthi, kisah ini adalah kisah masyhur yang diriwayatkan dalam kitab-kitab hadis dengan beberapa sanad berbeda, termasuk jalur sanad Harits bin Abi Usamah. Menurut Ibnu Bathis, apa yang dialami Utsman adalah mimpi pada saat terjaga sehingga bisa dianggap karamah. Karena semua orang bisa bermimpi ketika tidur, maka mimpi ketika tidur tidak termasuk kejadian luar biasa yang bisa dianggap sebagai karamah. Hal ini disepakati oleh orang yang mengingkari karamah para wali. (Dikutip dalam Tabaqat Al-Munawi dari Kitab Itsbat Al-Karamah karya Ibnu Bathis).
Demikian karomah Sayyidina Utsman bin Affan yang menakjubkan. Semoga Allah Ta'ala meridhainya dan mengumpulkannya bersama Rasulullah SAW dan kaum shalihin. ( )
Wallahu Ta'ala A'lam
Utsman bin Affan selain dikenal karena kedermawanannya, beliau adalah orang yang berjasa dalam merangkum Al-Qur'an menjadi mushaf yang kita baca saat ini. Berikut tiga karomah beliau yang dikutip dari berbagai sumber. (Baca Juga: Biografi Utsman bin Affan, Khalifah Ketiga Pemilik Dua Cahaya)
1. Mampu Melihat Dosa Orang Lain.
Dalam Kitab Al-Thabaqat, Taj al-Subki menceritakan bahwa ada seorang laki-laki bertamu kepada Sayyidina Utsman . Laki-laki itu baru saja bertemu dengan seorang perempuan di tengah jalan, lalu ia menghayalkannya. Sayyidina Utsman berkata kepada laki-laki itu, "Aku melihat ada bekas zina di matamu". Laki-laki itu bertanya, "Apakah wahyu masih diturunkan sctelah Rasulullah SAW wafat?" Utsman menjawab: "Tidak, ini adalah firasat seorang mukmin". Utsman mengatakan hal tersebut untuk mendidik dan menegur laki-laki itu agar tidak mengulangi apa yang telah dilakukannya.
Selanjutnya Taj al-Subki menjelaskan bahwa bila seseorang hatinya jernih, maka ia akan melihat dengan nur Allah, sehingga ia bisa mengetahui apakah yang dilihatnya itu kotor atau bersih. Maqam orang-orang seperti itu berbeda-beda. Ada yang mengetahui bahwa yang dilihatnya itu kotor tetapi ia tidak mengetahui sebabnya. Ada yang maqamnya lebih tinggi karena mengetahui sebab kotornya, seperti Utsman . Ketika ada seorang laki-laki datang kepadanya, Sayyidina Utsman dapat melihat bahwa hati orang itu kotor dan mengetahui sebabnya yakni karena menghayalkan seorang perempuan.
2. Memiliki Tongkat Keramat.
Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu menceritakan bahwa Jahjah al-Ghifari mendekati Sayyidina Utsman yang sedang berada di atas mimbar. Jahjah merebut tongkat Utsman, lalu mematahkannya. Belum lewat setahun, Allah Ta'ala menimpakan penyakit yang menggerogoti tangan Jahjah, hingga menyebabkannya mati. (Riwayat Al-Barudi dan Ibnu Sakan)
Dalam riwayat lain dikisahkan bahwa Jahjah al-Ghifari mendekati Utsman yang sedang berkhutbah, merebut tongkat dari tangan Utsman, dan meletakkan di atas lututnya, lalu mematahkannya. Orang-orang menjerit. Allah Ta'ala lalu menimpakan penyakit pada lutut Jahjah dan tidak sampai setahun ia meninggal. (Riwayat Ibnu Sakan dari Falih bin Sulaiman yang saya kemukakan dalam Kitab Hujjatullah 'ala al-Alamin). [ ]
3. Berbicara dengan Rasulullah SAW Menjelang Wafatnya.
Diceritakan bahwa Abdullah bin Salam mendatangi Sayyidina Utsman yang sedang dikurung dalam tahanan untuk mengucapkan salam kepadanya. Utsman bercerita: "Selamat datang saudaraku. Aku melihat Rasulullah SAW dalam ventilasi kecil ini". Rasulullah bertanya, " Utsman , apakah mereka mengurungmu?’ Aku menjawab, 'Ya'. Lalu beliau memberikan seember air kepadaku dan aku meminumnya sampai puas. Rasulullah SAW berkata lagi, "Kalau kamu mau bebas niscaya kamu akan bebas, dan kalau kamu mau makan bersama kami mari ikut kami. Kemudian aku memilih makan bersama mereka." Pada hari itu juga Sayyidina Utsman terbunuh dan wafat dalam keadaan syahid.
Menurut Jalaluddin al-Suyuthi, kisah ini adalah kisah masyhur yang diriwayatkan dalam kitab-kitab hadis dengan beberapa sanad berbeda, termasuk jalur sanad Harits bin Abi Usamah. Menurut Ibnu Bathis, apa yang dialami Utsman adalah mimpi pada saat terjaga sehingga bisa dianggap karamah. Karena semua orang bisa bermimpi ketika tidur, maka mimpi ketika tidur tidak termasuk kejadian luar biasa yang bisa dianggap sebagai karamah. Hal ini disepakati oleh orang yang mengingkari karamah para wali. (Dikutip dalam Tabaqat Al-Munawi dari Kitab Itsbat Al-Karamah karya Ibnu Bathis).
Demikian karomah Sayyidina Utsman bin Affan yang menakjubkan. Semoga Allah Ta'ala meridhainya dan mengumpulkannya bersama Rasulullah SAW dan kaum shalihin. ( )
Wallahu Ta'ala A'lam
(rhs)