Perkembangan Islam di Lebanon

Selasa, 08 Oktober 2024 - 10:37 WIB
Setelah kekhalifahan Turki Ustmani runtuh (1923-1924) Bilad asy-Syam terpecah menjadi beberapa negara, salah satunya Republik Lebanon yang resmi berdiri pada tahun 1947 dibawah mandat Perancis. Foto istimewa
Perkembangan Islam di Lebanon , salah satu negara di Timur Tengah ini penting dikenali umat Islam dunia. Selain karena banyak saudara se muslim, Islam di Lebanon juga mengalami perkembangan yang cukup signfikan dari sejarahnya dahulu.

Dari literatur sejarah, sebelum Islam datang negara Lebanon merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Byzantium Romawi. Namun situasi berubah setelah terjadinya perang Yarmuk antara Muslim Arab dengan Kekaisaran Romawi Timur pada tahun 363. Pertempuran ini terjadi empat tahun setelah Nabi Shallalahu Aalihi Wa Sallam wafat.

Di bawah pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, Islam melakukan ekspansi militer besar-besaran ke wilayah kekuasaan Romawi yaitu Bilad asy-Syam yang mencakup Suriah, Lebanon, Palestina, Yordania, dan sebagian wilayah Irak. Bilad asy-Syam pernah menjadi pusat pemerintahan Bani Umayyah tepatnya di wilayah Damaskus. Sebelum pada akhirnya runtuh dan terpecah pada akhir kekuasaan Turki Ustmani.

Kedatangan pasukan Islam ke Bilad asy-Syam pada saat itu disambut penduduk setempat dengan suka cita karena penindasan yang mereka alami dari pasukan Romawi. Ada secercah harapan bagi penduduk yang mayoritas beragama Kristen saat pasukan Islam datang. Pada awal masuknya Islam ke Bilad asy-Syam, seluruh masyarakatnya beragama Kristen karena Islam tidak mengenal pemaksaan dalam beragama. Dan uniknya, agama Kristen masih menjadi agama mayoritas masyarakat Lebanon. Mereka adalah penganut Kristen yang otentik, bukan konservatif.

Pada masa kekhalifahan Bani Umayyah Islam berangsur meningkat di wilayah Bilad asy-Syam. Setelah penaklukan yang dilakukan oleh Umar bin Khattab, Bilad asy-Syam yang sebelumnya merupakan bekas wilayah Romawi mengalami proses arabisasi. Banyak orang mulai menyebut Bilad asy-Syam sebagai bagian dari bangsa Arab. Orang menyebut bangsa Arab itu karena bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi adalah bahasa Arab, menulispun juga dengan bahasa Arab.

Perkembangan Islam di Lebanon

Pasca berakhirnya pemerintahan Khulafaur Rasyidin, Syam menjelma menjadi kekuatan utama politik Islam.

Agama Islam terus berkembang di Lebanon. Setelah kekhalifahan Turki Ustmani runtuh (1923-1924) Bilad asy-Syam terpecah menjadi beberapa negara. Salah satunya Republik Lebanon yang resmi berdiri pada tahun 1947 dibawah mandat Perancis. Hal inilah yang menyebabkan besarnya pengaruh Perancis di Lebanon.

Negeri yang juga masyhur dengan sebutan ibu kota kitab dunia tersebut menganut sebuah sistem politik khusus sekaligus unik, yang dikenal dengan konfensionalisme. Sistem ini dimaksudkan untuk membagi-bagi kekuasaan sama rata antara aliran agama yang berbeda-beda. Karena itu Lebanon dikenal pula dengan 18 agama yang ada di sana. Mungkin tak berlebihan jika negeri ini disebut negeri pelangi karena keanekaragamannya. Lebanon mengakui 18 komunitas agama yang terdiri dari empat Muslim, 12 Kristen, Sekte Druze, dan Yudaisme.

Tiga kantor politik utama yaitu presiden, ketua parlemen, dan perdana menteri dibagi di antara tiga komunitas terbesar yakni Kristen Maronit, Muslim Syiah, dan Muslim Sunni. Pembagian kekuasaan masing-masing berdasarkan perjanjian yang dimulai pada 1943. Sementara itu 128 kursi Parlemen juga dibagi secara merata antara Kristen dan Muslim (termasuk Druze).

Berdasarkan catatan wikipedia, Warga Islam di Lebanon sebanyak 54% dari total penduduk negara Lebanon: Syi'ah sebanyak 27%: Mazhab Dua Belas Imam merupakan kelompok yang paling dominan, diikuti oleh Alawi dan Ismailiyah. Sunni sebanyak 27%: terutama dari mazhab Syafi'i dan beberapa Hanafi dan Hanbali. Beberapa Sufi juga aktif di Lebanon, termasuk tarekat Naqshbandiyah, dan Qadiriyya.

Demikian tentang perkembangan Islam di Lebanon. Semoga bermanfaat!

(wid)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Seorang tidak disebut mukmin saat berzina, seorang tidak disebut mukmin saat mencuri, seorang tidak disebut mukmin saat minum khamer (mabuk), dan pintu taubat akan selalu dibuka setelahnya.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 4069)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More