3 Tanda Seseorang Merasakan Manisnya Iman

Jum'at, 28 Agustus 2020 - 15:15 WIB
Ustaz Saeful Huda ketika memberi tausiyah di Ponpes Sultan Fatah Semarang. Foto/Ist
Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Sultan Fatah Semarang Ustaz Saeful Huda dalam tausiyahnya kali ini mengusung tema tentang keimanan . Barangsiapa yang merasakan manisnya iman maka ia akan merasakan kelezatan dalam beribadah, ia akan berjuang di atas jalan-Nya, dan akan berkorban dengan segala sesuatu demi Allah.

( )

Dari Abbas bin Abdil Muttholib bahwasanya ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam (SAW) bersabda:

ذَاقَ طَعْمَ الإِيْماَنِ مَنْ رَضِيَ بِالله رَبًّا وِبِالإِسْلاَمِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا رَسُوْلاً

"Telah merasakan manisnya iman , siapa yang ridha Allah sebagai Rabnya, dan Islam sebagai agamanya dan ridha Muhammad sebagai Nabi dan Rasul." (HR Muslim)



Sesungguhnya barangsiapa yang ridha Allah sebagai Robnya maka ia akan mencintai-Nya dan bertawakkal kepada-Nya serta memohon pertolongan kepada-Nya. Ia merasa cukup denganNya subhaanahu, ia tidak akan meminta kepada selain-Nya, karena seluruh selain-Nya adalah lemah dan tidak mampu. ( )

Barangsiapa yang tidak merasa cukup dengan Allah maka tidak sesuatupun yang akan mencukupkannya. Barangsiapa yang ridha kepada Allah maka ia akan meraih segalanya. Barangsiapa yang merasa cukup dengan Allah maka ia tidak akan butuh kepada apapun, dan barangsiapa yang merasa mulia dengan Allah maka ia tidak akan hina kepada sesuatupun.

Allah berfirman :

أَلَيْسَ اللَّهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ

Bukankah Allah cukup untuk hamba-hamba-Nya. (QS Az-Zumar: 36)

Barangsiapa yang ridha Muhammad sebagai Rasul maka ia akan mencukupkan Muhammad sebagai tauladannya dan pemimpinnya, serta pemberi arahan baginya, dan ia akan semangat untuk mempelajari sejarahnya dan menjalankan sunnahnya.

Barangsiapa yang ridha Islam sebagai agama maka ia akan merasa cukup dengan Islam, ia akan menjalankan kewajiban-kewajiban dalam Islam, menjauhi yang dilarang, dan meyakini bahwa semua yang ada dalam ajaran Islam adalah benar, adil, dan petunjuk.

Iman memiliki rasa manis yang tidak bisa dirasakan kecuali bagi orang yang beriman. Dan iman jika telah masuk ke dalam relung hati maka hati akan berseri dan akan menimbulkan kelezatan dalam hati, akan menjadikan kehidupan bahagia, dan dada menjadi lapang.

Barangsiapa yang merasakan manisnya iman maka ia akan merasakan kelezatan dalam beribadah, ia akan berjuang di atas jalan-Nya, dan akan berkorban dengan segala sesuatu demi Allah.

Allah berfirman:

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ (٥٨)

Katakanlah: "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan." (QS Yunus: 58)

Jika manisnya iman telah merasuk dalam relung hati maka akan menjadikan pemiliknya selalu bersama Allah di setiap waktu dan di setiap tempat, dalam gerakannya dan diamnya, siang dan malam, ia selalu bersama Penciptanya dan Penolongnya. Oleh karenanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kita untuk selalu berkata:

رضيت بالله ربا وبالإسلام دينا وبمحمد صلى الله عليه وسلم نبيا
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
وَمَا مِنۡ دَآ بَّةٍ فِى الۡاَرۡضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزۡقُهَا وَ يَعۡلَمُ مُسۡتَقَرَّهَا وَمُسۡتَوۡدَعَهَا‌ؕ كُلٌّ فِىۡ كِتٰبٍ مُّبِيۡنٍ
Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).

(QS. Hud Ayat 6)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More