Asbabun Nuzul Surat At-Tariq Lengkap Beserta Tafsirnya
Jum'at, 25 Oktober 2024 - 07:05 WIB
Ada yang menarik dari asbabun nuzul surat At-Tariq karena di salah satu ayatnya turun sebagai sindiran terhadap perbuatan kaum Quraisy..
Surat At-Tariq terdiri atas 17 ayat dan termasuk golongan surat Makkiyah. At-Tariq mempunyai arti yang datang di malam hari.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari ‘Ikrimah bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Abul Asad yang berdiri di atas kulit yang sudah disamak, sambil berkata dengan sombong: “Hai golongan Quraisy, barang siapa yang bisa memindahkan aku dari kulit ini, akan aku beri hadiah.”
Selanjutnya ia berkata, “Muhammad menganggap bahwa pintu jahanam itu berjumlah sembilan belas. Aku sendiri sanggup mewakili kalian mengalahkan yang sepuluh, dan kalian mengalahkan yang sembilan lagi.”
Artinya : Demi langit dan yang datang pada malam hari.
Tafsir : Demi langit yang terbentang dengan kukuh tanpa penopang dan demi apa yang datang pada malam hari dan menghiasi langit.
Artinya : Dan tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?
Tafsir : Dan wahai Nabi, tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?
Artinya : (yaitu) bintang yang bersinar tajam,
Tafsir : Itulah bintang yang bersinar tajam dan cahayanya menembus kegelapan malam. Malam bagaikan tirai yang menyelubungi langit. Cahaya bintang menyeruak, menembus tirai itu sehingga tampak gemerlap.
Artinya : setiap orang pasti ada penjaganya.
Tafsir : Demi itu semua, setiap orang pasti ada malaikat yang ditugasi oleh Allah sebagai penjaganya. Malaikat itu mencatat apa saja yang dilakukan oleh setiap individu, baik itu kebaikan maupun keburukan. Catatan itu akan menjadi bukti pada hari perhitungan kelak.
Artinya : Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apa dia diciptakan.
Tafsir : Sungguh, hari kebangkitan itu pasti akan terjadi. Maka, hendaklah manusia memperhatikan asal kejadiannya; dari apa dia diciptakan. Dengan demikian, dia akan mengetahui besarnya kekuasan Allah dan keterbatasan dirinya.
Surat At-Tariq terdiri atas 17 ayat dan termasuk golongan surat Makkiyah. At-Tariq mempunyai arti yang datang di malam hari.
Asbabun Nuzul Surat At-Tariq
Surat At-Tariq ayat 5 turun berkaitan dengan kisah Abu Al-Asyad, sebagaimana dijelaskan dalam buku Asbabun Nuzul: Sebab-sebab Turunnya Ayat Al-Qur'an yang ditulis oleh Imam As-Suyuthi.Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari ‘Ikrimah bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Abul Asad yang berdiri di atas kulit yang sudah disamak, sambil berkata dengan sombong: “Hai golongan Quraisy, barang siapa yang bisa memindahkan aku dari kulit ini, akan aku beri hadiah.”
Selanjutnya ia berkata, “Muhammad menganggap bahwa pintu jahanam itu berjumlah sembilan belas. Aku sendiri sanggup mewakili kalian mengalahkan yang sepuluh, dan kalian mengalahkan yang sembilan lagi.”
Tafsir Surat At-Tariq
Ayat 1
وَالسَّمَآءِ وَالطَّارِقِۙ
Artinya : Demi langit dan yang datang pada malam hari.
Tafsir : Demi langit yang terbentang dengan kukuh tanpa penopang dan demi apa yang datang pada malam hari dan menghiasi langit.
Ayat 2
وَمَاۤ اَدۡرٰٮكَ مَا الطَّارِقُۙ
Artinya : Dan tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?
Tafsir : Dan wahai Nabi, tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?
Ayat 3
النَّجۡمُ الثَّاقِبُۙ
Artinya : (yaitu) bintang yang bersinar tajam,
Tafsir : Itulah bintang yang bersinar tajam dan cahayanya menembus kegelapan malam. Malam bagaikan tirai yang menyelubungi langit. Cahaya bintang menyeruak, menembus tirai itu sehingga tampak gemerlap.
Ayat 4
اِنۡ كُلُّ نَفۡسٍ لَّمَّا عَلَيۡهَا حَافِظٌؕ
Artinya : setiap orang pasti ada penjaganya.
Tafsir : Demi itu semua, setiap orang pasti ada malaikat yang ditugasi oleh Allah sebagai penjaganya. Malaikat itu mencatat apa saja yang dilakukan oleh setiap individu, baik itu kebaikan maupun keburukan. Catatan itu akan menjadi bukti pada hari perhitungan kelak.
Ayat 5
فَلۡيَنۡظُرِ الۡاِنۡسَانُ مِمَّ خُلِقَؕ
Artinya : Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apa dia diciptakan.
Tafsir : Sungguh, hari kebangkitan itu pasti akan terjadi. Maka, hendaklah manusia memperhatikan asal kejadiannya; dari apa dia diciptakan. Dengan demikian, dia akan mengetahui besarnya kekuasan Allah dan keterbatasan dirinya.